Konten dari Pengguna

Contoh Hadits Mutawatir dan Macam-Macamnya yang Bisa Dijadikan Pedoman

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 Desember 2021 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca Al-Quran. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca Al-Quran. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran. Jika dilihat dari karakteristiknya, ada banyak jenis hadits dalam Islam, salah satunya adalah hadits mutawatir.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, mutawatir adalah isim fa’il dari at-tawatur yang artinya beraturan. Sedangkan secara istilah, hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang memiliki kebiasaan tidak berdusta dari awal hingga akhir sanadnya.
Dijelaskan dalam buku Pengantar Studi Ilmu Hadits oleh Syaikh Manna Al-Qathan, para perawi hadits mutawatir mustahil untuk berdusta. Mereka tidak mungkin memalsukan hadits yang erat kaitannya dengan Rasulullah SAW.
Bagaimana contoh hadits mutawatir dan apa saja macamnya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Contoh Hadits Mutawatir

Keberadaan hadits mutawatir hendaknya diyakini dengan sepenuh hati oleh umat Muslim. Sebab, jaminan akan kebenarnya ajaran hadits tersebut telah dijelaskan dalam kitab-kitab masyhur ulama terdahulu.
Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: Shutterstock
Mengutip buku Ilmu Hadits Dasar susunan Athoillah Umar, hukum mengamalkan hadits mutawatir adalah wajib. Hadits ini menjadi hujjah dalam bab akidah dan hukum hukum syara’, baik yang berkaitan dengan ibadah, muamalah, maupun akidah.
ADVERTISEMENT
Jika ditinjau dari kedudukannya, hadits mutawatir terdiri atas dua macam, yakni mutawatir lafzi dan mutawatir ma'nawi. Hadits mutawatir lafzi adalah hadits yang mutawatir secara lafadz dan makna.
Sedangkan hadits mutawatir ma’nawi hanya mutawatir secara maknanya saja, tidak dengan lafadznya. Dirangkum dari buku Hadits Shahih Bukhari Muslim karya Muhammad Fuad dan sumber lain, berikut contoh hadits mutawatir yang bisa Anda jadikan pedoman:
1. Hadits tentang berdusta
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Siapa saja yang berdusta atas namaku secara sengaja maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari)
2. Hadits tentang mengangkat tangan ketika berdoa
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: "Nabi SAW tidak mengangkat kedua tangannya dalam doanya, kecuali dalam sholat istisqa'. Sesungguhnya beliau mengangkat kedua tangannya hingga terlihat putih ketiaknya." (HR. Bukhari Muslim)
Ilustrasi mendekap Al Quran. Foto: Shutterstock
3. Hadits tentang turunnya Nabi Isa bin Maryam
ADVERTISEMENT
وَاللهِ لَيَنْزِلَنَّ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَماً عَادِلاً فَلَيَكْسِرَنَّ الصَّلِيْبَ رواه مسلم (155)
"Demi Allah, Isa Ibnu Maryam sungguh akan turun (ke bumi) sebagai hakim yang adil dan akan menghancurkan salib." (HR. Muslim: 155)
فَقَدْ ثَبَتَ فِيْ اْلحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: افْتَرَقَتِ اْليَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَسَتَفْتَرِقُ هَذِهِ الْأُمَّةُ عَلَى ثَلَاثَ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِيْ النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً، قِيْلَ: مَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ. وَفِيْ بَعْضِ الرِّوَايَاتِ: هِيَ اْلجَمَاعَةُ. رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيْ وَابْنُ مَاجَه وَاْلحَاكِمُ، وقال: صحيح على شرط مسلم
Rasulullah SAW bersabda: "Orang-orang yahudi berpecah belah menjadi 71 golongan, dan orang nashoro berpecah belah menjadi 72 golongan, dan umat ini akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka, kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah golongan yang berjalan di atas jalan ditempuh oleh aku dan para sahabatku.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim)
ADVERTISEMENT
(MSD)