Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Contoh Landasan Teori dalam Penulisan Karya Ilmiah
21 Mei 2021 11:30 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penelitian selalu dilengkapi dengan landasan teori di dalamnya. Landasan ini menjadi salah satu fondasi yang memperkuat penelitian. Umumnya, bagian ini selalu ditulis setelah latar belakang dalam karya ilmiah.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Metode Riset Akuntansi yang ditulis oleh Dr. M. Muchson, SE. MM (2017), landasan teori merupakan ciri bahwa penelitian yang dilakukan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Di samping itu, landasan teori juga berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain tentang nilai, budaya, serta norma yang berkembang pada situasi sosial yang diobservasi.
Pengertian Landasan Teori
Mengutip buku Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif karya Aziz Alimul Hidayat (2015), teori adalah pengetahuan ilmiah yang meliputi penjelasan terkait faktor tertentu dari sebuah faktor keilmuan.
Teori tersusun dari beberapa konsep yang sifatnya umum atau universal. Konsep sendiri merupakan unsur penelitian penting yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan suatu fenomena secara abstrak.
Sementara itu landasan teori adalah dasar penyusunan hipotesis penelitian yang berupaya membuktikan kebenaran teori, mengembangkan teori, atau menghasilkan teori atau pengetahuan baru.
ADVERTISEMENT
Landasan teori juga bisa diartikan sebagai teori-teori yang relevan dengan masih yang diteliti dan bisa digunakan untuk menjelaskan variabel, serta memberi jawaban sementara terhadap hipotesis dan penyusunan instrumen penelitian.
Landasan teori terdiri dari dasa-dasar teoritis, konsep, prinsip, hukum dan proposisi. Teori ini dimanfaatkan untuk membantu proses penyusunan kerangka konseptual dan pelaksanaan penelitian.
Dalam penulisannya, teori dan konsep tidak boleh bertentangan, sebab ini bisa mempersulit penyusunan kerangka konsep. Landasan teori bisa disusun melalui kajian buku teks, jurnal penelitian, hingga uraian hasil penelitian terdahulu.
Menurut buku Observasi: Teori dan Aplikasi dalam Psikologi oleh Ni'matuzahroh, S.Pski, dan Susanti Prasetyaningrum, M. Psi (2018), ada tiga kriteria teori yang digunakan sebagai landasan dalam observasi, di antaranya:
ADVERTISEMENT
1. Relevansi
Teori yang dikemukakan harus sesuai dengan permasalahan yang hendak diobservasi. Misalnya, peneliti yang meneliti masalah kepemimpinan harus menggunakan teori yang berkaitan dengan kepemimpinan, bukan teori sikap atau motivasi.
2. Kemuktahiran
Kemuktahiran berkaitan dengan referensi atau teori terbaru yang digunakan. Contohnya adalah referensi yang lebih dari lima tahun dianggap kurang muktahir.
3. Keaslian
Keaslian berkaitan dengan keaslian sumber. Dalam hal ini, observer harus menggunakan sumber asli dalam mengemukakan teori. Observer sebaiknya tidak menggunakan kutipan dari orang lain, namun menggunakan sumber aslinya.
Contoh Landasan Teori
Agar lebih paham, simak contoh landasan teori yang dikutip dari buku Metode Penelitian Kuantitatif oleh Dominikus Dolet Unaradjan (2019):
Landasan Teori
ADVERTISEMENT
1.1. Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
1.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia pada umumnya dimaksudkan untuk memperoleh tingkat perkembangan karyawan yang setinggi-tingginya, hubungan kerja yang serasi di antara para karyawan dan penyatupaduan sumber daya manusia secara efektif atau tujuan efisiensi dan kerja sama sehingga diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja.
Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Menurut Edwin B Flippo, manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai beberapa tujuan individu organisasi dan masyarakat (Flippo, 1990: 5).
b. Menurut Husein Umar, manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu (Umar, 1998: 3).
ADVERTISEMENT
1.1.2. Pendekatan Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam menentukan arah yang akan dituju apabila kita melihat dari perspektif peristiwa-peristiwa masa lalu dan juga sering mampu menghindari berbagai tindakan yang telah terbukti menurut pengalaman yang salah atau menyimpang. Pengalaman pada waktu yang telah lalu memberikan konsepsi yang lebih jelas dari masalah-masalah yang ditemui pada saat ini.
Dalam membicarakan berbagai pendekatan dasar ini, penulis mencoba mengelompokkannya menjadi tiga pendekatan sesuai dengan periodenya, artinya pendekatan yang lebih akhir menunjukkan lebih baru ditinjau dari segi waktunya.
Ketiga pendekatan tersebut adalah (Heijrachman dan Husnan, 1992: 11-6):
a. Pendekatan Mekanis Perkembangan industri dengan penerapan mesin-mesin dan alat elektronika pada bidang produksi, telah membawa kemajuan yang sangat pesat dalam efisiensi kerja.
ADVERTISEMENT
Selama lebih dari seabad para manajer telah menerapkan berbagai prinsip seperti, pemindahan pekerjaan dari manusia kepada mesin, prinsip saling dipertukarkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain, spesialisasi pada mesin-mesin, peralatan, tata letak dan pabrik pada umumnya. Berbagai prinsip ini telah menunjukkan keberhasilannya dengan semakin meningkatnya output produksi.
b. Pendekatan Paternalisme
Pendekatan ini menganggap bahwa manajemen merupakan ayah dan bersikap melindungi para karyawan. Sikap dingin dan impersonal terhadap karyawan mulai ditinggalkan dan diganti dengan sikap personel, bahkan kadang-kadang supersonal pada karyawan.
1.1.4. Prinsip-prinsip Pengelolaan MSDM
Menurut Meilan Sugiarto, seperti yang dikutip oleh Danang Sunyoto (2007) ada beberapa prinsip dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia yaitu
a. Orientasi pada pelayanan, dengan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan sumber daya manusia di mana kecenderungannya sumber daya manusia yang puas akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumennya.
ADVERTISEMENT
b. Membangun kesempatan terhadap sumber daya manusia untuk berperan aktif dalam perusahaan, dengan tujuan untuk menciptakan semangat kerja dan memotivasi sumber daya manusia agar mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
c. Mampu menemukan jiwa interpreneur sumber daya manusia perusahaan.
1.2. Teori Motivasi
Motivasi dalam bahasa Inggris disebut motivation yang berasal dari Bahasa Latin movere yang dimaksud “menggerakkan" Steers & Porter (1979), seperti yang dikutip oleh Sutarto Wijono, motivasi merupakan suatu suatu konsep yang kompleks dan banyak di antara para psikolog dan sosiolog sependapat tentang pernyataan di atas, seperti Litman (Jones, 1958), mengusulkan agar dikesampingkan saja penelitian tentang motivasi tersebut.
Tetapi sebaliknya mereka perlu memberi perhatian pada aspek-aspek tingkah laku tanpa harus mempertimbangkan ada atau tidaknya aspek-aspek motivasi tersebut. Dalam kaitan ini juga banyak ahli menggunakan dasar behaviourism yang cenderung sulit menerima konsep motivasi karena sifatnya yang subjektif dan tidak dapat diamati.
ADVERTISEMENT
Motivasi membicarakan tentang bagaimana cara mendorong semangat kerja seseorang, agar mau bekerja dengan memberikan secara optimal kemampuan dan keahliannya guna mencapai tujuan organisasi.
Motivasi menjadi penting karena dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Perilaku seseorang dipengaruhi dan dirangsang oleh keinginan, pemenuhan kebutuhan serta tujuan dan kepuasannya.
(GTT)