Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Contoh Perilaku Ikhlas Agar Tidak Termasuk ke Dalam Riya
4 Juni 2021 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ikhlas merupakan sebuah sikap yang harus dimiliki oleh seorang Muslim . Dengan menanamkan sikap ikhlas pada diri, hati terasa tenang dan sekaligus bentuk keyakinan atas kuasa Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Keyakinan pada kuasa Allah SWT maksudnya adalah yakin bahwa Allah memiliki rencana tersendiri untuk hambanya yang jauh lebih baik. Mengutip buku Akidah dan Akhlak untuk Kelas VII Madrasah Tsanawiyah oleh Taofik Yusmansyah, ikhlas adalah mengerjakan suatu amal perbuatan yang baik semata-mata hanya mengharapkan rida Allah SWT.
Bagi seorang Muslim, ikhlas bukanlah hal yang mudah karena apabila tidak hati-hati maka amalan yang dilakukan bisa masuk ke dalam riya atau syirik kecil. Riya yaitu apabila menjalankan rangkaian ibadah dan mengharap sesuatu baik materi maupun pujian bukan semata-mata beribadah karena Allah SWT.
Sikap ikhlas dijelaskan dalam Alquran, seperti pada surat Az-Zumar [39] ayat 1, Al-Bayyinah [98] ayat 5, Al-Insan [76] ayat 8-9, dan Al-Baqarah [2] ayat 264. Sedangkan cara agar memiliki sikap ikhlas dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari, yang artinya:
ADVERTISEMENT
"Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah melihatnya, dan jika engkau tidak melihatnya maka sesungguhnya Allah melihatmu." (HR. Bukhari)
Dengan meyakini hal tersebut, tentu segala ibadah yang dilakukan oleh seorang Muslim akan benar-benar semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Adapun contoh perilaku ikhlas yang bisa ditanamkan dalam diri seorang Muslim adalah sebagai berikut:
Contoh Perilaku Ikhlas
Contoh perilaku ikhlas salah satunya dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 264 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya’ (pamer) kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licik yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggalah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 264)
ADVERTISEMENT
Dari ayat tersebut dapat diketahui bawah contoh perilaku ikhlas yaitu melakukan sedekah tanpa membicarakannya ke orang-orang sekitar, atau hanya dia dan Allah yang tahu. Apabila melakukan hal sebaliknya, amalannya akan sia-sia karena termasuk ke dalam perbuatan riya.
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah oleh Drs. H. Masan AF, M.Pd, terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari mengenai segala amalan bergantung apa yang diniatkan. Dengan begitu, rasa ikhlas itu tidak dapat diketahui orang lain tetapi dirasakan diri sendiri dan hanya Allah yang mengetahui.
“Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya setiap amal itu tergantung kepada niat, dan setiap perkara itu tergantung apa yang diniatkannya. Siapa yang berhijrah dengan niat ingin dunia dan menikahi perempuan (Anshar), maka ia akan mendapatkannya. Dan siapa yang berhijrah karena Allah maka dia akan mendapatkannya’.” (HR. Bukhari)
ADVERTISEMENT
Sehingga dapat diketahui, apapun amalannya mau terlihat atau tidak terlihat, semua tergantung niat pada diri seorang Muslim. Jika dalam hatinya ikhlas karena Allah maka tidak termasuk riya, begitupun sebaliknya.
(PDN)