Konten dari Pengguna

Coping Mechanism: Pengertian dan Tipe-tipenya untuk Atasi Masalah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
26 November 2022 15:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi stres. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stres. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Setiap orang pasti pernah mengalami stres karena masalah yang dihadapinya. Masalah itu bisa datang dari keluarga, pasangan, maupun sahabat. Di sinilah coping mechanism berperan. Apa itu coping mechanism?
ADVERTISEMENT
Coping mechanism adalah cara seseorang menghadapi stres atau trauma. Ini dilakukan untuk mengelola dan mengatasi kemarahan, kecemasan, kesepian, ataupun emosi lainnya.
Ada dua jenis coping mechanism yang digunakan orang pada umumnya, yaitu problem solving focused coping dan emotion focused coping. Problem solving focused coping adalah strategi yang berfokus pada penyelesaian masalah (stressor). Sedangkan, emotion focused coping mengabaikan stressor untuk sementara.
Mengutip jurnal Hubungan Coping Mechanism dengan Hasil Ujian Akhir Blok Basic Science tulisan Galih Prasetio Ekin Basuki Utomo dan Oktadoni Saputra, seseorang cenderung menggunakan problem solving focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrol, misalnya masalah pekerjaan.
Sebaliknya, ia akan menggunakan emotion focused coping ketika menghadapi masalah yang sulit dikontrol. Mereka cenderung mengabaikan masalah tersebut untuk sementara sebelum benar-benar menyelesaikannya.
ADVERTISEMENT

Tipe-Tipe Coping Mechanism dan Contohnya

Ilustrasi coping mechanism. Foto: Unsplash
Dirangkum dari laman Good Therapy dan sumber lainnya, berikut tipe-tipe coping mechanism yang dapat dilakukan untuk menghadapi masalah:

1. Relaksasi

Mayo Clinic dalam lamannya menjelaskan, teknik relaksasi dapat mengurangi gejala stres, baik stres jangka panjang ataupun stres yang berkaitan dengan masalah kesehatan,
Setiap orang memiliki teknik relaksasi yang berbeda-beda, bisa mencakup meditasi, healing menyendiri ke tempat yang masih alami, atau sekadar mendengarkan musik lembut.

2. Mencari Support System

Membicarakan masalah yang membuat stres dengan orang lain bisa menjadi cara yang efektif untuk mengelola stres. Beban yang dipikul mungkin akan terasa sedikit lebih ringan. Anda juga bisa menanyakan pendapat orang lain mengenai solusi masalah tersebut.
Jadi, alih-alih menghadapinya sendirian, coba cari support system yang bisa diandalkan. Entah itu pasangan, sahabat, maupun keluarga. Pastikan dia adalah orang yang tidak suka menjustifikasi orang lain sehingga Anda dapat bercerita sebebas-bebasnya.
ADVERTISEMENT

3. Menyelesaikan Masalah

Menghindar dari suatu masalah hanya akan membuat masalah tersebut semakin berlarut-larut. Jika itu adalah masalah besar yang sulit diselesaikan, Anda dapat berdiam diri untuk berpikir sejenak. Setelah itu, coba cari solusi untuk menyelesaikannya.
Identifikasi masalah yang menyebabkan stres tersebut. Kemudian, terapkan beberapa solusi potensial untuk mengelolanya secara efektif. Jika tidak bisa menghadapinya sendirian, mintalah bantuan kepada orang terdekat atau yang lebih profesional.

4. Hobi

Ilustrasi hobi. Foto: Unsplash
Melakukan aktivitas yang disuka, seperti mendengarkan musik, menonton film, atau melukis tentu membuat hati lebih bahagia. Mengutip situs Head to Health, penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering melakukan hobinya cenderung tidak mengalami stres, depresi, serta suasana hati yang buruk.

5. Olahraga

Olahraga mampu membantu seseorang mengelola stres. Olahraga menyebabkan tubuh melepaskan endorfin, hormon yang diproduksi sebagai respons terhadap stres atau ketidaknyamanan. Menurut penelitian, olahraga selama 20-30 menit setiap hari dapat membuat hati dan pikiran lebih tenang.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ada pula coping mechanism yang tidak disarankan karena berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang sekitar, yakni:
(ADS)