Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Daftar Surat dalam Juz 6 beserta Makna dan Kandungannya
9 Mei 2022 13:57 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Alquran adalah pedoman hidup umat Muslim yang Allah SWT titipkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab yang berisikan wahyu Allah SWT ini terdiri dari 114 surat dan 30 juz.
ADVERTISEMENT
Setiap juznya berisi jumlah surat yang berbeda-beda. Salah satunya juz 6 yang terdiri dari dua surat Madaniyah. Apa saja?
Melansir laman Learn Religions, juz 6 adalah sebuah bagian dari 30 juz yang tersusun dalam Alquran dimulai dari surat An Nisa’ ayat 148 dengan diawali bacaan Laa Yuhibullahu (لَا يُحِبُّ اللَّهُ) dan selesai pada surat Al Maidah ayat 81.
Sebagian besar surat An Nisa’ diturunkan tak lama setelah kekalahan kaum Muslimin dalam Perang Uhud. Selain itu, pada ayat terakhir dari surat ini menguraikan aturan untuk warisan. Aturan tersebut sangat relevan dengan para wanita yang sudah tidak bersuami dan anak yatim dari peperangan tersebut.
Surat berikutnya yakni Al Maidah yang dibuka dengan pembahasan hukum, haji, pernikahan, dan hukuman pidana untuk kejahatan tertentu. Kemudian surat ini berlanjut membahas mengenai pelajaran yang dapat dipetik dari para Nabi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Selain uraian yang telah dijelaskan di atas, masih ada kandungan lain pada ayat-ayat dalam surat An Nisa' dan Al Maidah lainnya. Untuk mengetahui apa saja makna dan kandungan pada ayat dalam juz 6, simak ulasannya di bawah ini.
Makna dan Kandungan Surat-Surat dalam Juz 6
Berikut ini adalah beberapa kandungan dan makna yang terdapat dalam surat-surat juz 6 yang telah dirangkum melalui beberapa sumber.
1. Surat An Nisa' Ayat 148
لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْۤءِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا
Artinya: “Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.“ (QS. An Nisa': 148)
Seperti yang dijelaskan dalam buku Menjadi Remaja Paling Mulia karangan Abu Syahidah, ayat tersebut menjelaskan tentang jenis ghibah yang diperbolehkan dalam agama Islam. Artinya, ghibah diperbolehkan asal dalam niat dan keadaan tertentu.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ketika sedang teraniaya, boleh menceritakan dan mengadukan kezaliman orang yang menzhalimi kepada seorang penguasa atau hakim atau kepada orang yang berwenang memutuskan suatu perkara dalam menuntut hak.
2. Surat An Nisa’ Ayat 160-161
فَبِظُلْمٍ مِّنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبٰتٍ اُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَثِيْرًاۙ .وَّاَخْذِهِمُ الرِّبٰوا وَقَدْ نُهُوْا عَنْهُ وَاَكْلِهِمْ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۗوَاَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ مِنْهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا
Artinya: “Karena kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan bagi mereka makanan yang baik-baik yang (dahulu) pernah dihalalkan; dan karena mereka sering menghalangi (orang lain) dari jalan Allah, dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil). Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih.“ (QS. An Nisa': 160-161)
ADVERTISEMENT
Dalam buku Kaidah Ilmu Tafsir Al Quran Praktis yang ditulis Juhana Nasrudin, ayat tersebut menjelaskan khusus untuk orang Yahudi atas tindakan kezaliman akibat dosa-dosa besar yang diperbuat mereka. Selain itu, Allah SWT juga mengharamkan atas mereka beberapa makanan yang dahulunya halal bagi mereka.
3. Surat An Nisa’ Ayat 170
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَكُمُ ٱلرَّسُولُ بِٱلْحَقِّ مِن رَّبِّكُمْ فَـَٔامِنُوا۟ خَيْرًا لَّكُمْ ۚ وَإِن تَكْفُرُوا۟ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.“ (QS. An Nisa: 170)
ADVERTISEMENT
Ahmad Izzan dan Saehudin menjelaskan dalam buku Tafsir Pendidikan bahwa pada surat An Nisa' ayat 170 ini memuat berbagai prinsip tentang perintah atas segala kebaikan, kesalihan, kematangan, keadilan, berbuat baik, kejujuran, berbakti, silaturahmi dan akhlak yang terpuji. Di dalamnya juga memuat larangan berbuat jahat, kerusakan, kezaliman, melampaui batas, akhlak yang jelek, berdusta dan durhaka.
4. Surat Al Maidah Ayat 44
إِنَّآ أَنزَلْنَا ٱلتَّوْرَىٰةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا ٱلنَّبِيُّونَ ٱلَّذِينَ أَسْلَمُوا۟ لِلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلرَّبَّٰنِيُّونَ وَٱلْأَحْبَارُ بِمَا ٱسْتُحْفِظُوا۟ مِن كِتَٰبِ ٱللَّهِ وَكَانُوا۟ عَلَيْهِ شُهَدَآءَ ۚ فَلَا تَخْشَوُا۟ ٱلنَّاسَ وَٱخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِى ثَمَنًا قَلِيلًا ۚ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰفِرُونَ
Artinnya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.“ (QS. Al Maidah: 44)
ADVERTISEMENT
Dilansir melalui buku Alquran Kitab Toleransi karya Zuhairi Misrawi, pada ayat 44 surat Al Maidah ini menjelaskan bahwa Taurat merupakan hukum Allah. Di dalamnya terdapat petunjuk terhadap hukum-hukum yang telah diterapkan oleh orang-orang Yahudi yang tunduk kepada Tuhan dan pemuka agama mereka yang alim.
5. Surat Al Maidah Ayat 67
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ
Artinya: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.“ (QS. Al Maidah: 67)
ADVERTISEMENT
Dalam ayat tersebut tersirat makna bahwa menyampaikan risalah merupakan perintah Allah SWT. Seperti yang telah dijelaskan dalam buku Metode Pendidikan dalam Perspektif Alquran karya Khasan Bisri, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan risalah kenabiannya kepada umatnya. Apabila tidak, maka ia termasuk orang yang tidak menyampaikan amanat.
(IMR)