Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dampak Asap Rokok pada Anak: Sebuah Pandangan Mendalam
2 April 2024 16:52 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, seringkali kita lupa bahwa ada rokok yang mengintai kesehatan keluarga kita, terutama anak-anak. Meski kecil dan tak berwarna, dampak asapnya tidak bisa dianggap enteng.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya rokok konvensional, rokok elektrik juga memiliki dampak yang tidak kalah serius. Meski sering dianggap sebagai alternatif yang lebih 'bersih', rupanya banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rokok elektrik membawa pengaruh besar terhadap kesehatan anak.
Paparan rokok menjadi masalah besar terkait kesehatan yang bukan hanya mengakibatkan batuk sementara, tapi berdampak ke masa depan kesehatan generasi penerus kita.
Mengapa Asap Rokok Begitu Berbahaya?
Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, di mana ratusan di antaranya beracun dan sekitar 70 bisa menyebabkan kanker. Anak-anak yang terpapar asap rokok, baik secara langsung maupun tidak langsung, berisiko tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan. Mulai dari infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia, hingga peningkatan risiko mengidap asma.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Madinatul Munawaroh pada tahun 2021 dalam jurnal Scoping Review: Pengaruh Paparan Asap Rokok terhadap Kadar Kotinin dalam Tubuh Perokok Pasif, terungkap bahwa paparan asap rokok dapat meningkatkan kadar kotinin dalam tubuh perokok pasif, termasuk anak-anak. Kotinin adalah indikator utama paparan nikotin, substansi adiktif dalam rokok yang dapat mengganggu perkembangan otak anak.
Selain itu, dampak terburuk dari paparan asap rokok adalah peningkatan risiko pneumonia pada anak. Sebuah studi sistematis oleh Rahma Desta Kusumawardani dan kawan-kawan pada tahun 2020 dalam jurnal Keberadaan Perokok dalam Rumah sebagai Faktor Risiko Kejadian Pneumonia pada Anak menunjukkan bahwa keberadaan perokok dalam rumah signifikan meningkatkan risiko kejadian pneumonia pada anak. Pneumonia bukan hanya batuk dan pilek biasa; penyakit ini bisa sangat serius dan bahkan berpotensi mematikan bagi anak-anak.
ADVERTISEMENT
Dampak Lain yang Tak Kalah Penting
Tidak hanya masalah pernapasan, paparan asap rokok juga berpengaruh pada kehidupan sosial, ekonomi, dan kesehatan anak dalam jangka panjang.
Yola Febrina dalam penelitiannya berjudul Perilaku Pengguna Rokok Elektrik dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan pada Komunitas Vapers Pekanbaru Tahun 2020 menyoroti bahwa perilaku penggunaan rokok elektrik pun tidak lepas dari dampak negatif, meskipun sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman. Anak-anak yang terpapar asap dari rokok elektrik juga berisiko mengalami masalah kesehatan seperti yang ditimbulkan rokok biasa.
Selain itu, penelitian oleh Gözde İnci dan tim pada tahun 2020 dalam jurnal Exposure to Environmental Tobacco Smoke by Healthy Children Aged Below Five menunjukkan bahwa anak-anak di bawah lima tahun yang terpapar asap rokok di lingkungan mereka bisa mengalami berbagai masalah kesehatan. Asap rokok di lingkungan sekitar, seperti di rumah atau tempat umum, bisa membuat anak-anak ini lebih mudah sakit, misalnya batuk-batuk, susah bernapas, atau bahkan asma.
ADVERTISEMENT
Jadi, meskipun terlihat seperti pilihan yang lebih baik, rokok elektrik dan paparan asap rokok di lingkungan tetap membawa risiko kesehatan bagi anak-anak. Penting untuk menjaga lingkungan mereka tetap bersih dan bebas dari asap rokok agar mereka bisa tumbuh sehat dan kuat.
Langkah Mencegah Dampak Asap Rokok pada Anak
Mencegah paparan asap rokok pada anak bukan hanya tanggung jawab orang tua saja, tetapi juga masyarakat dan pemerintah. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil seluruh pihak:
1. Buat Rumah Menjadi Zona Bebas Rokok
Pastikan semua anggota keluarga mengetahui dan menghormati aturan bahwa rumah adalah zona bebas rokok. Hal ini berdasarkan penelitian Madinatul Munawaroh (2021) yang menunjukkan paparan asap rokok meningkatkan kadar kotinin pada perokok pasif.
ADVERTISEMENT
2. Edukasi tentang Bahaya Rokok Elektrik
Meskipun terkesan lebih modern, rokok elektrik juga berbahaya. Yola Febrina (2021) menemukan bahwa rokok elektrik memiliki dampak negatif pada kesehatan. Edukasi ini penting agar anggota keluarga memahami bahwa semua bentuk rokok berpotensi berbahaya.
3. Gunakan Pembersih Udara
Pemasangan pembersih udara di rumah bisa membantu mengurangi partikel asap rokok di udara. Ini relevan dengan temuan Gözde İnci dan rekan (2020) tentang pentingnya lingkungan yang bersih untuk menghindari paparan asap rokok pada anak-anak.
4. Praktik Higiene Pribadi Setelah Merokok
Pentin untuk langsung mencuci tangan dan mengganti pakaian setelah merokok sebelum berinteraksi dengan anak-anak. Ini akan mengurangi risiko paparan asap rokok secara tidak langsung seperti diungkapkan oleh Caseng Zhang dan tim dalam jurnal Unintentional Tobacco Smoke Exposure in Children (2022).
5. Pendidikan dan Kesadaran
Meningkatkan kesadaran tentang bahaya paparan asap rokok melalui pendidikan dan kampanye kesehatan publik. Ini dapat mengurangi prevalensi merokok di dalam rumah, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko pneumonia pada anak-anak seperti yang ditunjukkan oleh Rahma Desta Kusumawardani dan rekan (2020).
ADVERTISEMENT
6. Dukungan untuk Berhenti Merokok
Memberikan dukungan dan akses ke sumber daya untuk membantu anggota keluarga yang merokok untuk berhenti. Dukungan ini termasuk konseling, terapi penggantian nikotin, atau program berhenti merokok yang dapat membantu mengurangi paparan asap rokok pada anak-anak di rumah.
7. Advokasi Kebijakan Publik
Mendukung kebijakan publik yang membatasi merokok di tempat umum dan mendorong penciptaan lebih banyak zona bebas rokok. Ini akan mengurangi risiko paparan asap rokok bagi anak-anak di luar rumah.
(DEL)