news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dharma Wanita Persatuan: Sejarah hingga Proses Terbentuknya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
5 Agustus 2020 8:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dharma Wanita. Foto: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
zoom-in-whitePerbesar
Dharma Wanita. Foto: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
ADVERTISEMENT
Hari Dharma Wanita Persatuan setiap tahunnya diperingati pada tanggal 7 Desember. Organisasi yang dibentuk khusus untuk para istri Pegawai Negeri Sipil ini didirikan pada 5 Agustus 1974 oleh pembina KORPRI saat itu, Amir Machmud, atas prakarsa Tien Soeharto.
ADVERTISEMENT
Pada masa pemerintahan Orde Baru, Dharma Wanita merupakan organisasi perempuan terbesar yang memiliki jumlah anggota yang banyak. Namun, sejak didirikan 46 tahun lalu, Dharma Wanita melalui sejarah yang berliku. Pro kontra juga menyertai perjalanannya.
Pada masa Orde Baru, Dharma Wanita memiliki visi yang cukup sederhana, yaitu mendukung tugas suami sebagai aparatur negara dan abdi masyarakat yang membaktikan hidupnya bagi negara dan bangsa.
Logo Dharma Wanita. Foto: dharmawanitapersatuan.com
Di masa Orde Baru, Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 tentang larangan poligami bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) lahir dari inisiatif Dharma Wanita di bawah kepemimpinan Ibu Tien Soeharto. Dharma Wanita juga ikut melancarkan inisiatif ramah keluarga di instansi tertentu, seperti pengadaan layanan penitipan anak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Dharma Wanita menjadi bagian penting dari promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di era Orde Baru. Meski demikian, kesan kuno acap kali melekat pada organisasi ini. Sebab, ideologi Orde Baru saat itu menekankan bahwa perempuan yang baik adalah ibu serta istri yang harus taat dan mengabdikan hidupnya terhadap suami.
Akhirnya, pada era reformasi, Dharma Wanita melakukan perubahan mendasar. Dharma Wanita bergerak netral tanpa memuat unsur politik.
Dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Dharma Wanita yang diselenggarakan pada 6-7 Desember 1999, organisasi ini berganti nama menjadi Dharma Wanita Persatuan. Penambahan kata “persatuan” disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional di bawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid.
Dharma Wanita. Foto: Diskominfo Provinsi Banten
Tidak hanya berganti nama, Dharma Wanita juga ingin lebih menunjukkan eksistensi mereka sebagai organisasi kemasyarakatan yang berpartisipasi dalam pembangunan. Dharma Wanita memproklamirkan diri sebagai organisasi yang mandiri, demokratis, dan turut bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.
ADVERTISEMENT
Dharma Wanita juga menegaskan tidak lagi terdapat muatan politik dalam organisasinya. Sejak saat itu, 7 Desember diperingati sebagai hari jadi Dharma Wanita Persatuan, sementara 5 Agustus merupakan Hari Lahir Dharma Wanita.
Dharma Wanita Persatuan saat ini berjuang keras meninggalkan bayang-bayang Dharma Wanita yang lama. Organisasi ini berusaha berperan aktif dalam melawan praktik kekerasan terhadap perempuan, memajukan pendidikan, dan melawan budaya korupsi.
(ERA)