Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Dimungkiri atau Dipungkiri, Mana Kata yang Baku dalam KBBI?
16 Mei 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kata dimungkiri atau dipungkiri kerap ditemukan dalam karya tulis ilmiah maupun populer. Namun, penulisan kata ini masih sering keliru dan tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
ADVERTISEMENT
Kata baku merujuk pada kata-kata yang sesuai dengan kaidah atau standar yang berlaku dalam Bahasa Indonesia. Penggunaan kata baku diterapkan di konteks resmi, seperti pendidikan, pekerjaan, atau kenegaraan.
Namun dalam praktiknya, masih banyak kesalahan dalam penggunaan kata baku. Kesalahan tersebut dapat berupa ejaan yang tidak sesuai atau penggunaan ragam cakapan.
Dimungkiri atau Dipungkiri?
Salah satu contoh penggunaan kata baku yang keliru adalah dimungkiri atau yang kerap ditulis dipungkiri. Jika dilihat dari bentuknya, dimungkiri atau dipungkiri merupakan kata turunan.
Menurut Nani Darmayanti dalam buku Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengan Kejuruan Tingkat Madya (2007), kata turunan merupakan kata dasar yang telah mengalami perubahan. Perubahan pada kata turunan dapat disebabkan karena pemberian imbuhan maupun pengulangan kata yang sama.
ADVERTISEMENT
Kata dimungkiri atau dipungkiri mendapat imbuhan gabung atau konfiks di–i. Lantas, kata dimungkiri atau dipungkiri yang baku dalam Bahasa Indonesia?
Kata pungkir tidak tercantum dalam entri KBBI. Saat mengetik pungkir pada kolom pencarian, secara otomatis sistem akan mengarahkan pada kata mungkir. Dengan demikian, kata yang baku adalah dimungkiri.
Mungkir sendiri mempunyai arti tidak mengaku atau tidak mengiakan. Kata tersebut juga dapat dimaknai sebagai tidak setia, tidak menepati janji, atau menolak menyangkal.
Kata Berimbuhan Lain yang Penulisannya Sering Keliru
Selain kata dimungkiri, ada beberapa kata berimbuhan lain yang penulisannya masih sering keliru karena tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Berikut contoh dan penjelasan rincinya.
Membom
Kata “membom” kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menggambarkan aksi meledakkan bom. Namun, beberapa orang masih kesulitan dalam memberikan imbuhan pada kata tersebut.
ADVERTISEMENT
Merujuk Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), Awalan "me-" dan "pe-" yang diikuti dengan satu suku kata berubah menjadi "menge-" dan "penge-” sehingga kata yang benar adalah mengebom.
Mengkoreksi
Mengkoreksi mempunyai arti kegiatan yang dilakukan dengan melakukan pembetulan atau pemeriksaan terhadap sesuatu. Namun, penulisan kata mengkoreksi tidak sesuai dengan standar bahasa baku.
Merujuk Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), kata berawalan huruf “k”, “t”, “s”, dan “p” yang diikuti oleh huruf kedua vokal akan lebur jika mendapat imbuhan me-. Dengan demikian, kata yang benar adalah mengoreksi.
Dirubah
Kata berimbuhan lain yang masih sering keliru penggunaannya adalah dirubah. Dirubah umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang diganti dengan objek lain.
Dirubah sendiri berasal dari kata dasar “ubah” bukan "rubah". Kata tersebut semestinya ditulis sebagai diubah.
ADVERTISEMENT
Memroses
Memroses berasal dari kata proses. Penulisan kata ini tidak sesuai dengan standar bahasa baku.
Jika mengacu pada EYD, Kata dengan huruf pertama berawalan konsonan k, p, s, dan t yang diikuti oleh huruf kedua konsonan, tidak luluh jika mendapat imbuhan me-. Dengan demikian, penulisan yang benar adalah memproses.
(GLW)