Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Diresmikan di Hari Pahlawan, Ini Profil 6 Tokoh Pahlawan Nasional yang Baru
10 November 2020 13:43 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di peringatan Hari Pahlawan tahun ini, Presiden Joko Widodo akan memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh. Pemilihan tokoh-tokoh tersebut telah melalui proses seleksi oleh Kementerian Sosial dan Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan.
ADVERTISEMENT
"Jadi itu adalah 6 calon penerima gelar Pahlawan Nasional 2020 yang akan disampaikan langsung oleh Pak Presiden di Istana Negara, 10 November setelah upacara ziarah nasional," ungkap Mensos Juliari P Batubara dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (6/11).
Siapa saja enam tokoh yang diberi gelar Pahlawan Nasional di tahun 2020 ini? Berikut profil singkat mereka:
Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara
Sultan Baabullah merupakan penguasa ke-24 Kesultanan Ternate di Kepulauan Maluku. Beliau memerintah antara tahun 1570 dan 1583. Sejak belia, ia telah menunjukkan kemampuan memimpin.
Di usia muda, Sultan Baabullah diangkat sebagai Kapita Laut, jabatan militer tertinggi dalam struktur kerajaan Ternate. Setelah diangkat sebagai sultan Ternate, beliau bersumpah tidak akan berhenti mengusir orang-orang Portugis dari wilayah Maluku.
ADVERTISEMENT
Machmud Singgirei Rumagesan dari Provinsi Papua Barat
Machmud Singgirei Rumagesan merupakan raja di kawasan Sekar atau sekarang dikenal sebagai Kabupaten Fakfak. Beliau berani menentang pemerintahan Kolonial Belanda yang sewenang-wenang terhadap buruh. Akibatnya, ia berkali-kali dijebloskan ke penjara.
Pada 1953, Rumagesan mendirikan sebuah organisasi pembebasan Irian Barat yang disebut GTRIB. Pada sidang Dewan Nasional 1957, Rumagesan menyerukan Irian Barat harus kembali ke Indonesia. Karena saat itu Tanah Papua masih dijajah oleh Belanda paska kemerdekaan Indonesia 1945.
Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Kapolri Pertama Indonesia
RS Soekanto merupakan Kepala Kepolisian RI pertama dan terlama sepanjang sejarah Polri. Beliau memimpin selama 14 tahun, yakni 1945-1959. Beliau pulalah yang merintis polair dan udara, brimob, polantas, polda, dan pembentukan sekolah-sekolah polisi.
ADVERTISEMENT
Arnold Mononutu dari Provinsi Sulawesi Utara
Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu merupakan Menteri Penerangan di era Soekarno. Di awal-awal kemerdekaan, beliau mendirikan organisasi politik bernama Persatuan Indonesia. Ia mengkritik upaya-upaya Belanda untuk membentuk sebuah negara yang terpisah dari Republik Indonesia.
Pada 1946, ia menjadi anggota parlemen Negara Indonesia Timur (NIT). Mononutu memfokuskan usahanya untuk membujuk anggota parlemen lain agar mendukung gagasan menyatukan NIT dengan Republik Indonesia.
Sutan Mohammad Amin Nasution dari Provinsi Sumatera Utara
Sutan Mohammad Amin Nasution atau Krueng Raba Nasution merupakan tokoh pergerakan pemuda dan juga Gubernur Riau yang pertama. Beliau aktif dalam organisasi Jong Sumatranen Bond (JSB) dan turut menyusun konsep Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
ADVERTISEMENT
Raden Mattaher Bin Pangeran Kusim Bin Adi, Panglima Perang Jambi
Raden Mattaher Bin Pangeran Kusim Bin Adi merupakan panglima perang Jambi. Pada tahun 1858, bersama sang kakek yakni Sultan Thaha, Raden Mattaher berhasil menenggelamkan kapal perang Belanda di perairan Sungai Kumpeh Muaro, Jambi. Raden Mattaher dikenal sebagai Singo Kumpeh karena kepiawaian dan keberingasannya menumpas penjajah layaknya seekor singa.
(ERA)