Konten dari Pengguna

Doa Awal Bulan Hijriyah dalam Islam beserta Keistimewaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
23 Mei 2022 18:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 2 Mei 2024 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi awal bulan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi awal bulan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kalender Islam, tanggal 30 atau akhir bulan Syawal 2022 bertepatan dengan 31 Mei 2022. Artinya, seluruh umat Muslim akan segera memasuki bulan Dzulqa’dah atau Zulkaidah yang jatuh pada hari 1 Juni 2022.
ADVERTISEMENT
Pada malam pertama bulan tersebut atau saat bulan muncul menampakkan dirinya (hilal) dan kebetulan sedang melihatnya, umat Muslim dianjurkan untuk melantunkan doa. Ini sesuai dengan ajaran Rasulullah yang selalu membaca doa ketika melihat bulan di awal bulan kalender hijriyah.

Doa Awal Bulan Hijriyah

Menyadur buku 165 Kebiasaan Nabi SAW karangan Abduh Zulfidar Akaha, dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu meriwayatkan doa awal bulan yang biasa dibaca oleh Rasulullah.
اللهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ، وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَمِ، وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ رَبَّنَا وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam jika melihat bulan sabit (permulaan bulan), beliau berdoa, ‘Allah Maha besar. Ya allah, tolong tampakkan bulan sabit itu kepada kamu dengan aman, iman, selamat, Islam, dan pertolongan untuk mendapatkan sesuatu yang Engkau suka serta Engkau ridhai. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’.” (Diriwayatkan Ad-Darimi, Ibnu Hibbahm, dan Ath-Thabarani)
Setelah mengetahui bacaan doa di awal bulan, ada beberapa amalan dan keistimewaan pada bulan Dzulqa'dah yang perlu diketahui umat Muslim. Apa saja? Simak ulasan selengkapnya.
Ilustrasi berdoa di awal bulan. Foto: Pixabay

Keistimewaan Bulan Dzulqa’dah

Selain Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, Dzulqa'dah juga merupakan bulan yang dimuliakan Allah SWT. Miftah Fauzi menjelaskan dalam buku Memburu Syurga di Bulan Istimewa, pahala menjalankan segala amalan atau ibadah pada bulan ini akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
ADVERTISEMENT
At-Thabari menyebutkan dalam tafsirnya bahwa bulan Dzulqa’dah adalah bulan haram, yaitu bulan yang dijadikan oleh Allah sebagai bulan suci yang diagungkan kehormatannya. Segala amalan baik akan dilipatgandakan pahalanya, sedangkan amalan buruk akan dilipatgandakan dosanya.
Beberapa amalan yang dapat dikerjakan di bulan Dzulqa’dah adalah puasa, memperbanyak sedekah, menunaikan umrah, dan berbuat baik kepada orang lain. Sebaliknya, diharamkan bagi umat Muslim berbuat maksiat, kerusakan, atau pembunuhan pada bulan ini.
Selain dilipatgandakan pahalanya, berikut tiga keistimewaan lain bulan Dzulqa’dah yang dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU):
Dzulqa'dah adalah salah satu di antara tiga bulan Haji selain Syawal dan 10 hari pertama Dzulhijjah. Tidak sah ihram haji seseorang selain di waktu tersebut. Allah SWT berfirman dalam Al-Baqarah ayat 197 yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ
Artinya: “Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi (ditentukan).” (QS. Al-Baqarah: 197)
Ilustrasi awal bulan. Foto: Pixabay
Rasulullah SAW tidak pernah melakukan umrah kecuali pada bulan Dzulqa’dah. Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji.” (HR al-Bukhari)
Dzulqa’dah adalah 30 malam yang disempurnakan Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-A'raf ayat 142.
وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً، وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ (سورة الأعراف:
ADVERTISEMENT
Artinya: “Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa’dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, 'Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan'.” (QS al-A’raf: 142)
(IMR)