Efek Pertalite Campur Pertamax, Apakah Berbahaya?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
15 November 2022 9:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi Mengisi Bahan Bakar Kendaraan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Mengisi Bahan Bakar Kendaraan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pertalite dan pertamax merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia. Sejak kenaikan BBM diberlakukan, masyarakat mengeluhkan penggunaan bahan bakar tersebut yang semakin boros.
ADVERTISEMENT
Alhasil, mereka pun mengupayakan berbagai cara untuk menghematnya. Beberapa orang bahkan mencampurkan pertalite dan pertamax untuk menghasilkan bahan bakar berkualitas terbaik.
Dengan mencampurkan kedua bahan tersebut, mereka berharap dapat membentuk formula BBM yang memiliki nilai oktan lebih tinggi. Padahal, percobaan ini belum teruji kebenarannya.
Alih-alih menghemat bahan bakar, mesin kendaraan justru berisiko mengalami kerusakan. Lantas, apa efek pertalite campur pertamax pada mesin kendaraan? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut ini.

Efek Pertalite Campur Pertamax

Sebelum membahas efek pertalite campur pertamax , Anda perlu memahami definisi dua jenis bahan bakar tersebut terlebih dahulu. Pertalite adalah produk terbaru dari pertamina yang memiliki nilai oktan 90, sedangkan pertamax memiliki nilai oktan 92.
Ilustrasi mengisi BBM sepeda motor. Foto: dok. AHM
Pertalite merupakan pengganti dari bahan bakar premium yang kini tidak diperjualbelikan lagi. Bahan bakar ini berwarna hijau jernih dan memiliki tambahan zat aditif.
ADVERTISEMENT
Harga pertalite jauh lebih murah dibandingkan pertamax. Bahan bakar ini cocok digunakan untuk perjalanan jauh menggunakan mobil ataupun motor.
Sementara pertamax adalah motor gasoline tanpa timbal yang memiliki kandungan aditif. Mengutip buku Manajemen Impor dan Importasi Indonesia karya Prof. Dr. Herman (2013), bahan bakar ini memiliki kelebihan dapat membersihkan Intake Valve Port Fuel Injector dan ruang bakar dari carbon deposit.
Pertamax sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki rasio kompresi 9,1-10,1. Bahan bakar ini cocok digunakan oleh kendaraan dengan teknologi terkini seperti Electronik Fue Injection (EFI).
Karena nilai oktannya cukup tinggi, pertamax mampu menerima tekanan lebih besar dengan mesin yang memiliki kompresi lebih tinggi. Ini menjadikan proses pembakaran pertamax jauh lebih optimal dibandingkan pertalite.
Ilustrasi BBM Foto: Dok.shutterstock
Jika dicampurkan, kedua bahan bakar ini tidak dapat bekerja secara efektif. Pertamax akan kehilangan zat Ecosave yang bisa mencegah pembentukan kerak pada mesin. Sehingga, komponen mesin akan lebih mudah rusak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mencampurkan pertalite dan pertamax juga tidak bisa membuat nilai oktannya berubah menjadi lebih tinggi. Justru kandungan tertentu dari masing-masing bahan bakar akan hilang khasiatnya.
Mengutip situs Wahana Honda, sejumlah kendaraan terbaru kini telah memiliki sensor deteksi bahan bakar yang canggih. Sensor tersebut dapat mendeteksi keberadaan bahan bakar yang bukan semestinya.
Jika Anda mencampurkan dua bahan bakar yang berbeda, maka indikatornya akan menyala. Indikator tersebut menjadi penanda terjadinya penurunan mesin kendaraan.
Oleh karena itu, para ahli teknisi tidak menganjurkan pencampuran pertalite dan pertamax. Selain bisa menurunkan performa mesin, pencampuran tersebut juga bisa berdampak buruk pada kerusakan dalam jangka panjang.
(MSD)