Efek Rumah Kaca, Bukan Band Indie Biasa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
24 Februari 2020 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Efek Rumah Kaca Band Dok: Instagram @sebelahmata_erk
zoom-in-whitePerbesar
Efek Rumah Kaca Band Dok: Instagram @sebelahmata_erk
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal dengan Efek Rumah Kaca atau ERK. Meski berstatus sebagai band Indie, ERK tidak hanya berkiprah di dalam tapi juga luar negeri. ERK beranggotakan Cholil Mahmud (vokal utama dan gitar), Poppie Airil (vokal latar dan bass), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum dan vokal latar).
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, bermusik secara indie bukanlah pilihan ERK. Band asal Jakarta itu mencoba untuk mengirimkan demo musik mereka pada label-label musik terkenal, namun gagal. Penolakan tersebut akhirnya menuntun mereka untuk bermusik secara mandiri.
Band yang berdiri sejak 2001 ini dulunya dikenal sebagai Hush, lalu mengganti nama menjadi Superego. Kemudian, berganti nama lagi menjadi Efek Rumah Kaca di tahun 2007 bersamaan dengan peluncuran album pertamanya.
Nama Efek Rumah Kaca awalnya digunakan saat penampilan mereka dalam acara peringatan kematian Munir di Gothe Institute, Menteng, Jakarta Pusat. Karakter musiknya terinspirasi dari Smashing Pumpkins, Jeff Buckley, jon Anderson, Radiohead dan Slank.
Hingga sekarang, band asal Jakarta ini sudah memiliki tiga album yaitu, Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008) , dan Sinestesia (2015). Beberapa karyanya yang terkenal adalah Jatuh Cinta Itu Biasa Saja, Cinta Melulu, Di Udara, Desember, dan Pasar Bisa Diciptakan.
ADVERTISEMENT
ERK dikenal dengan lagu-lagunya yang menyisipkan kritik tentang kehidupan sosial manusia. Lirik didalamnya terinspirasi dari dunia jurnalistik. Karena itulah, lirik band indie ini seringkali memuat isu sosial, politik dan kultur.
Misalnya, lagu berjudul ‘Efek Rumah Kaca’ yang mengkritik tingkah laku manusia yang menyakiti bumi dan merugikan manusia itu sendiri. Atau lagu ‘Hilang’ yang menyingkap cerita kelam atas hilangnya aktivis Indonesia.
Tak hanya tampil di Indonesia, ERK pun sudah bermusik hingga ke Negeri Paman Sam. Selain tampil, mereka juga mencari ilmu dan mempelajari skema musik independen Amerika dengan mengunjungi museum dan menonton acara musik.
Berkat lagu-lagunya, ERK sukses meraih berbagai penghargaan seperti MTV Indonesia Award 2008 “The Best Cutting Edge” (2008), Rolling Stone Indonesia “Rookie of the year” (2008), Class Music heroes 2009 “Class Music Heroes” (2009), Indonesia Cutting Edge Music Awards 2010 “The Best Album” (2010) untuk album Kamar Gelap dan Kenakalan Remaja di Era Informatika, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Januari (28/1) kemarin, ERK pun resmi mengeluarkan mini albumnya yang dikenal dengan ‘Jalan Enam Tiga’. Album ini memuat empat lagu, yaitu Tiba-tiba Batu, Normal yang Baru, Jalan Enam Tiga, dan Palung Mariana.