Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Energi Arus Laut: Pengertian dan Cara Kerjanya
29 Juli 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Energi arus laut disebut sebagai sumber energi terbarukan terbesar ketiga di dunia setelah surya dan angin. Seluruh dunia tengah berusaha untuk mengembangkan sistem energi ini karena dianggap sebagai solusi krisis energi yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Tak ingin ketinggalan, Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) telah melakukan pemetaan terhadap laut di Indonesia yang memiliki potensi. Hasilnya, hampir seluruh lautan di negeri ini potensial menghasilkan listrik.
Meski begitu, ada titik-titik tertentu yang dianggap lebih besar potensinya untuk dimanfaatkan. Di antaranya adalah Selat Larantuka, Selat Riau, Selat Sunda, Selat Toyapakeh Nusa Penida, dan lain-lain. Lantas, seperti apa cara kerja energi ini? Simak pembahasannya dalam uraian berikut.
Memahami Energi Arus Laut
Sebagaimana namanya, energi arus laut memanfaatkan energi kinetik arus laut yang bergerak secara vertikal atau horizontal untuk menghasilkan listrik. Berdasarkan jurnal Pemanfaatan Energi Arus Laut pada Teluk Awerange sebagai Sumber Energi Alternatif yang Bekerlanjutan susunan Firman Husain dan Windi Widianingrum, Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut mempunyai tiga komponen utama untuk bekerja, yakni generator, turbin, dan baterai.
ADVERTISEMENT
Turbin air laut lebih kecil dibandingkan turbin angin karena kepadatan dalam arus air lebih tinggi daripada udara. Turbin ini ditambatkan ke dasar laut atau mengapung di tengah air.
Nantinya, putaran turbin yang menghasilkan energi kinetik akan diteruskan ke generator untuk diubah menjadi energi listrik. Sayangnya, pembangkit listrik ini tidak dapat beroperasi selama 24 jam. Mesinnya beroperasi berdasarkan periode debit arus laut yang paling efektif untuk memutar turbin.
Oleh karena itu, dibutuhkan baterai atau sistem penyimpanan energi untuk menjamin tersedianya pasokan energi listrik ke masyarakat, meskipun generatornya sedang tidak beroperasi.
Jika dibandingkan dengan sumber-sumber energi lainnya, aliran arus laut merupakan sumber energi yang relatif dapat diandalkan, karena tidak membutuhkan bahan bakar, tidak menimbulkan efek rumah kaca, serta produksi listriknya stabil karena pasang surut air laut bisa diprediksi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, pengembangan potensi energi ini terbilang mahal. Pasalnya, dibutuhkan alat konversi yang kuat dan mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang keras. Jika alatnya tidak mumpuni, rawan terjadi korosi akibat kuatnya arus laut.
Energi Laut Lainnya
Arus bukan satu-satunya bagian dari laut yang dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik. Mengutip laman Planete Energies, masih ada beberapa energi laut lainnya yang dinilai potensial untuk mengatasi krisis energi di dunia saat ini. Apa saja?
1. Energi Pasang Surut
Energi pasang surut mengandalkan lonjakan sejumlah besar air saat laut pasang surut. Pada bagian muara laut akan dibangun bendungan pasang surut yang menahan sejumlah besar air sebanyak dua kali sehari. Saat air dilepaskan, turbin akan bergerak untuk menghasilkan listrik melalui generator.
ADVERTISEMENT
2. Angin Lepas Pantai
Angin laut lebih stabil, kuat, dan sering bertiup dibandingkan angin di darat. Turbin akan ditambatkan ke dasar laut atau dipasang pada struktur terapung. Nantinya, angin akan menggerakkan turbin dan generator mengubah energinya menjadi listrik.
3. Laut Termal
Di daerah tropis, perbedaan suhu antara air di permukaan dan di kedalaman dapat digunakan untuk menghasilkan energi, asalkan perbedaannya mencapai minimal 20°C. Perbedaan suhu ini digunakan untuk menguapkan cairan yang nantinya akan memutar generator turbin untuk menghasilkan listrik.
Ragam konten berkualitas dan inklusif tentang inisiatif individu, komunitas, dan pemangku kepentingan untuk mendorong terciptanya bumi berkelanjutan. Selengkapnya di kumparan.com/topic/green-initiative
(DEL)