Eutrofikasi: Pengertian, Proses, dan Upaya Pencegahnnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
26 Desember 2021 17:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses eutrofikasi menyebabkan munculnya eceng gondok Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
zoom-in-whitePerbesar
Proses eutrofikasi menyebabkan munculnya eceng gondok Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eutrofikasi adalah pencemaran yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi unsur hara di kawasan perairan. Peristiwa ini bisa terjadi karena penggunaan pupuk pertanian yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Bupelas IPA SMP Kelas 9, eutrofikasi bisa menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming) Algae dan tumbuhan air seperti eceng gondok. Tentunya kondisi ini cukup menyulitkan kerja petani dalam mengairi sawah dan menyiram tanaman.
Tidak hanya pada area persawahan, eutrofikasi juga bisa terjadi di danau dan laut. Pada prosesnya, bahan organik dan senyawa nutrisi yang muncul dalam air akan didekomposisi oleh bakteri menggunakan oksigen terlarut.
Tahapan ini diperlukan untuk proses biokimia maupun proses biodegradasi. Akibatnya, kadar oksigen akan terus mengalami penurunan secara perlahan. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang eutrofikasi selengkapnya yang bisa Anda simak.

Proses Eutrofikasi dan Upaya Menanganinya

Eutrofikasi adalah suatu proses alami di dalam air yang terjadi secara bertahap akibat pemasukan dan siklus nutrien. Proses ini dapat mengakibatkan danau atau wilayah perairan menjadi lebih cepat dangkal.
Ilustrasi danau dengan alga banyak. Foto: Foto: 1778011 via Pixabay.
Mengutip buku Teknologi Proses Pengolahan Air untuk Mahasiswa dan Praktisi Industri oleh Suprihatin, dkk., waktu siklus eutrofikasi bergantung pada ukuran wilayah perairan, laju sedimentasi, dan laju nutrien yang masuk ke dalamnya. Pada beberapa wilayah perairan, proses eutrofikasi bisa berlangsung sangat lambat.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kerap ditemui pula beberapa wilayah perairan yang mengalami proses eutrofikasi sangat cepat. Ini dapat terjadi jika laju nutrien yang masuk ke dalam sistem berkonsentrasi tinggi.
Kelebihan nutrien ini terjadi akibat ulah manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan bisa berasal dari proses alamiah di lingkungan air, industri, detergen, pupuk pertanian, limbah manusia, dan peternakan.
Limbah yang mengandung unsur harafosfor dan nitrogen akan merangsang pertumbuhan fitoplankton dan meningkatkan produktivitas perairan. Penumpukan bahan nutrisi itu akan menjadi ancaman ikan pada saat musim pancaroba.
Eceng gondok. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Untuk mencegah terjadinya eutrofikasi, jumlah polutan berupa nutrien harus diminimalkan. Sebab dalam praktiknya, air danau bisa mengalami gangguan eutrofikasi yang disebabkan oleh air hujan, jika kapasitas buffer tidak mencukupi.
ADVERTISEMENT
Eutrofikasi dapat memengaruhi suplai oksigen di dalam air. Jika dibiarkan, situasi ini akan menyebabkan ikan dan hewan air lainnya mati kehabisan oksigen.
Kematian massal ikan akibat arus balik, eutrofikasi, dan blooming algae setiap tahun terjadi di perairan di Indonesia dengan kerugian yang besar. Sehingga, dibutuhkan kebijakan yang kuat untuk mengontrol pertumbuhan penduduk.
Karena sejalan dengan populasi penduduk yang terus meningkat, akan meningkat pula kontribusi lepasnya fosfat ke lingkungan perairan. Pemerintah harus mendorong para pengusaha agar tidak membuang limbah ke perairan.
(MSD)