Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Fakta Higanbana, Bunga Kematian di Anime yang Melambangkan Kesedihan
23 November 2022 12:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Higanbana atau Red Spider Lily merupakan bunga ikonik bagi penonton setia anime. Pasalnya, bunga yang dijuluki sebagai bunga kematian di anime ini kerap muncul dalam adegan yang menggambarkan kesedihan atau kematian.
ADVERTISEMENT
Salah satu anime yang mengangkat cerita tentang higanbana adalah Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Namun, yang dibahas dalam anime tersebut bukan Red Spider Lily, melainkan Blue Spider Lily.
Diceritakan bahwa higanbana merupakan bunga yang diburu oleh Muzan Kibutsuji, raja iblis dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Dikutip dari laman Kimetsu no Yaiba Wiki, bunga tersebut digunakan sebagai obat oleh dokter yang merawat Muzan. Namun, saat kondisinya semakin parah, Muzan justru membunuh sang dokter.
Saat itulah dia menyadari bahwa Blue Spider Lily membuat tubuhnya kuat dan mengubahnya menjadi iblis. Sayangnya setelah kejadian tersebut, Muzan selalu gagal menemukan bunga itu lagi.
Rupanya, Blue Spider Lily alias bunga higanbana hanya bisa mekar pada siang hari dengan durasi yang cukup singkat, yakni dua sampai tiga hari dalam setahun. Itulah mengapa Muzan tidak pernah menemukannya.
ADVERTISEMENT
Cerita tentang bunga higanbana dalam anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba ternyata diangkat dari kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat Jepang. Bagi yang ingin tahu lebih jauh, berikut beberapa fakta higanbana, bunga kematian di anime yang dapat disimak.
Fakta Bunga Kematian di Anime
1. Asal-Usul
Karena sering muncul di anime, banyak yang mengira higanbana adalah bunga asli Jepang. Padahal, sebelum tumbuh banyak di Negeri Sakura, bunga ini justru berasal dari China.
Hanya varietas betina yang berhasil masuk ke Jepang. Itu mengapa higanbana tidak dapat bereproduksi melalui serbuk sari seperti kebanyakan tanaman berbunga lainnya. Dijelaskan dalam laman Japan Experience, bunga tersebut hanya bisa tumbuh dari umbi karena tidak terbang bersama angin.
Selain dijuluki bunga kematian di anime, higanbana juga kerap disebut sebagai bunga dengan 600. Bunga tersebut juga memiliki banyak nama lain yang terkenal di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
2. Mitos
Di Jepang, higanbana sering dianggap sebagai pertanda buruk. Mengutip laman HitLava, secara simbolis, higanbana berarti perpisahan. Legenda lain mengatakan, bunga berwarna merah ini tumbuh subur di jalan menuju neraka.
Masyarakat Jepang percaya bahwa higanbana bisa membimbing orang yang sudah meninggal menuju reinkarnasi. Dalam tradisi Jepang, bunga ini akan ditanam di sekitar kuburan selama berhari-hari setelah jenazah dikremasi agar abunya tidak dimakan hewan liar karena racun yang ada di dalamnya.
Di sisi lain, higanbana juga kerap dikaitkan dengan higan, suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan periode saat pergerakan matahari bertepatan dengan ekuator bumi atau yang dikenal dengan Hari Ekuinoks. Hari Ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun, yaitu sekitar tanggal 19 atau 20 Maret dan tanggal 22 atau 23 September.
ADVERTISEMENT
Dalam kepercayaan Buddha, momen itu adalah saat di mana roh dari alam berbeda dapat mengunjungi dunia. Oleh sebab itu, beberapa masyarakat Jepang akan membuat persembahan saat Hari Ekuinoks untuk kerabat yang telah meninggal.
3. Beracun
Alasan lain mengapa higanbana dijuluki sebagai bunga kematian adalah karena bunga itu memang mematikan. Higanbana mengandung racun yang sangat berbahaya sehingga dilarang untuk ditanam, dipetik, apalagi dikonsumsi.
Penyematan julukan bunga kematian juga dimaksudkan untuk mencegah anak-anak atau orang yang tidak tahu tentang racun tersebut menyentuhnya.
(ADS)