Konten dari Pengguna

Fakta Sumpah Pemuda yang Diperingati Setiap 28 Oktober

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 Oktober 2020 6:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kongres Sumpah Pemuda. (Foto: perpusnas.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Kongres Sumpah Pemuda. (Foto: perpusnas.go.id)
ADVERTISEMENT
Hari ini, Rabu (28/10) masyarakat Indonesia kembali menyambut Hari Sumpah Pemuda. Peringatan ini dilakukan untuk mengenang ikrar Sumpah Pemuda yang dicetuskan golongan pemuda pada 28 Oktober 1928.
ADVERTISEMENT
Sumpah Pemuda merupakan tonggak perjuangan pemuda untuk merebut kemerdekaan dari belenggu penjajah. Sumpah ini juga bertujuan untuk menyingkirkan kedaerahan dan menyatukan pemuda di Indonesia.
Di balik kelahiran Sumpah Pemuda, terdapat beberapa fakta yang menarik untuk disingkap. Berikut adalah fakta Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober.
Sumpah Pemuda 27 dan 28 Oktober 1928 (Foto: perpusnas.go.id)

Diikuti 700 Peserta dari Berbagai Wilayah Indonesia

Sumpah Pemuda lahir dalam Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928 di Gedung Kramat, Jakarta Pusat. Kala itu, kongres tersebut dihadiri oleh 700 peserta dari berbagai wilayah Tanah Air.
Para peserta juga berasal dari sejumlah organisasi seperti Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), Jong Java, Jong Islamieten Bond, dan Jong Ambon.

Diadakan di Tiga Tempat

Kongres Pemuda II dilangsungkan di tiga tempat berbeda. Pada 27 Oktober 1928, kongres ini digelar di Gedung Kathoilieke Jongenlingen Bond. Pada 28 Oktober, lokasi kongres pindah ke Gedung Oost-Java Bioscoop di Jalan Medan Merdeka Utara. Kemudian, lokasi kembali pindah ke Gedung Kramat, Jakarta Pusat yang sekarang dijadikan Museum Sumpah Pemuda.
ADVERTISEMENT

Disertai Lantunan Lagu Indonesia Raya

Lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman pertama kali dilantunkan dalam Kongres Pemuda II. Lagu kebangsaan ini dilantunkan tanpa syair, namun menggunakan lantunan biola. Tujuannya agar Belanda tidak merasa curiga dan terusik.

Menggunakan Bahasa Belanda

Dalam Kongres Pemuda II, sebagian besar bahasa yang digunakan adalah Bahasa Belanda. Hal ini terbukti dari Siti Soendari yang menyampaikan pidato dalam Bahasa Belanda. Selain itu, notulen rapat kongres juga dituliskan dalam bahasa Belanda.

Dilarang Menggunakan Kata Merdeka

Penyelenggaraan Kongres Pemuda II mendapat penjagaan ketat dari Belanda. Tak hanya itu, para pemuda bahkan dilarang untuk menggunakan kata merdeka. Karena itulah, golongan pemuda menyusun ikrar Sumpah Pemuda tanpa kata merdeka.
ADVERTISEMENT
(GTT)