Konten dari Pengguna

Film-Film Benyamin Sueb Paling Populer

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 September 2020 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lukisan Benyamin Sueb. Foto: Ferio Pristiawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan Benyamin Sueb. Foto: Ferio Pristiawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Selasa (22/9), wajah seniman legendaris Benyamin Sueb menghiasi laman Google Doodle. Laman tersebut ditampilkan untuk mengenang sosok Benyamin Sueb yang sudah mewarnai dunia seni Tanah Air dengan sejumlah karya emasnya.
ADVERTISEMENT
Benyamin Sueb merupakan seorang seniman yang memiliki banyak profesi. Mulai dari penyanyi, pencipta lagu, sutradara, komedian, hingga produser film. Pria yang akrab disapa Bang Ben itu dikenal dengan karyanya yang kental akan budaya Betawi.
Semasa hidupnya, Bang Ben sudah menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film yang terdiri dari berbagai genre. Untuk bernostalgia dengan karyanya, berikut film-film Benyamin Sueb yang paling populer.
Lukisan Benyamin Sueb di Lebaran Betawi. Foto: Ferio Pristiawan/kumparan

Intan Berduri

Film komedi garapan Turino Djunaidy ini dibintangi oleh Benyamin Sueb dan Rima Melati. Intan Berduri berkisah tentang keluarga miskin, Jamal (Benyamin S), istrinya Saleha (Rima Melati), dan anaknya yang menemukan batu besar menyerupai intan ketika memancing di sungai.
Penemuan intan itu membuat keluarga Jamal menjadi kaya mendadak. Sampai akhirnya, terungkap bahwa intan tersebut adalah batu yang belum bisa dibentuk. Akibatnya, keluarga Jamal pun berubah kembali menjadi miskin.
ADVERTISEMENT

Benyamin Biang Kerok

Dirilis pada 1972, film ini mengisahkan tentang Pengki (Benyamin S), seorang sopir yang kerap mengerjai majikannya, Johan (A. Hamid Arief), istri dan mertuanya. Ia sering berpura-pura menjadi tuan besar dengan mobil Johan dan merayu gadis cantik.
Suatu ketika, dua gadis yang digodanya datang ke rumah majikan yang diakui sebagai rumahnya. Riwayat Pengki sebagai sopir pun terancam.

Tarsan Kota

Karya garapan Lilik Sudjio ini menceritakan tentang seorang Tarsan dari hutan yang tinggal di kota. Film ini bermula ketika Ida (Ida Royani) ditinggalkan oleh ayahnya dan Kamdi ketika berburu di hutan.
Ketika ayah dan Kamdi kembali ke tenda, mereka terkejut karena Ida tidak ada di tenda. Mereka pun berpikir bahwa Ida sudah tewas dimakan harimau, padahal ditolong oleh Tarsan (Benyamin S).
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemudian, Ida akhirnya berhasil pulang ke rumah sambil mengajak Tarsan. Selama di kota, Tarsan yang primitif terkejut dengan kehidupan di kota yang modern.

Drakula Mantu

Film yang dirilis pada 1974 ini berkisah tentang Benyamin (Benyamin S) yang menganggur dan hidup susah. Ia bersedia melakukan apapun untuk mendapat uang, termasuk memperbaiki rumah tua yang rusak.
Ternyata, rumah tua yang hendak diperbaiki dipenuhi banyak hantu. Para hantu itu menantikan kedatangan pangeran Drakula dan putranya yang akan dinikahkan dengan anak salah satu hantu rumah tersebut.

Benyamin Tukang Ngibul

Karya gubahan Nawi Ismail ini bercerita tentang Benyamin (Benyamin S) yang pergi ke kota untuk mengadu nasib. Kendati demikian, nasibnya semakin buruk ketika ia kalah judi di kota. Ia pun berusaha menggandakan sisa uang judi dengan berjualan obat palsu dengan teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Penjualan tersebut mendatangkan banyak keuntungan. Namun suatu ketika, Benyamin cekcok dengan teman-temannya. Peristiwa ini pun membuat dirinya dibawa ke polisi.

Si Doel Anak Betawi

Film legendaris ini mengisahkan tentang si Doel (Rano Karno) yang dibesarkan oleh ibu (Tuti Kirana) dan ayahnya (Benyamin S) dengan budaya Betawi asli. Karena sebuah kecelakaan, sang ayah meninggal dunia sehingga ia hidup berdua dengan ibunya. Akhirnya, Doel pun berjualan untuk membantu kehidupan keluarga.
Suatu ketika, Doel mendapat bantuan dari Asmad (Sjuman Djaya), paman yang akhirnya diterima sebagai ayahnya. Doel mendapat kesempatan untuk sekolah dan menumpas anggapan buruk tentang anak Betawi yang jarang sekolah.
(GTT)