Fungsi Pupil: Lebih dari Sekadar Titik Hitam di Mata

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
17 April 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fungsi Pupil: Lebih dari Sekedar Titik Hitam di Mata. Foto: Anatta_Tan/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Fungsi Pupil: Lebih dari Sekedar Titik Hitam di Mata. Foto: Anatta_Tan/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pupil mata, meski hanya sebagian kecil dari organ penglihatan, memainkan peran yang sangat krusial dalam cara kita melihat dan memproses informasi visual. Sebagai pusat dari iris yang berfungsi mengontrol cahaya yang masuk ke dalam retina, pupil memastikan bahwa kita dapat melihat dengan jelas di lingkungan yang terang atau gelap.
ADVERTISEMENT
Fungsi pupil tidak hanya esensial untuk penglihatan yang optimal, tetapi juga untuk melindungi mata dari paparan cahaya berlebihan yang dapat merusak. Dalam konteks psikologis dan neurologis, pupil menawarkan wawasan yang mendalam tentang kerja otak kita.
Fenomena ini menjadikan pupil mirip jendela untuk melihat keadaan mental seseorang, serta menawarkan petunjuk tentang cara kita bereaksi terhadap berbagai stimulus dan situasi.

Definisi Pupil

Definisi Pupil. Foto: Raj surve/Shutterstock
Pupil adalah komponen yang terletak di tengah iris dan memberikan warna pada mata. Komponen ini berperan vital dalam mengontrol seberapa banyak cahaya yang mencapai retina di bagian belakang mata.
Ukuran pupil dapat berubah-ubah karena menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi pencahayaan untuk mengoptimalkan penglihatan. Misalnya, dalam kondisi cahaya redup, pupil akan melebar untuk memungkinkan lebih banyak cahaya masuk. Sedangkan dalam cahaya terang, pupil menyempit untuk mengurangi jumlah cahaya dan melindungi retina dari kerusakan.
ADVERTISEMENT
Menurut Yutaka Hirata dkk. dalam studi tahun 2003 berjudul Function of the pupil in vision and information capacity of retinal image, pupil tidak hanya berfungsi sebagai regulator intensitas cahaya tetapi juga meningkatkan kapasitas informasi yang dapat diproses oleh retina.
Dengan menyesuaikan diameter pupil, mata dapat lebih efektif dalam memfilter informasi visual yang tidak perlu, mempertajam fokus, dan meningkatkan kualitas gambar yang kita lihat. Pupil yang optimal membantu dalam pengurangan abrasi cahaya dan peningkatan detil visual, sangat penting dalam kondisi pencahayaan yang bervariasi.

Fungsi Pupil

Ilustrasi Fungsi Pupil. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaid
Fungsi pupil tidak terbatas pada penglihatan saja, tapi juga mencakup sisi psikologis manusia. Berikut ini uraian fungsinya yang penting untuk dipahami.
ADVERTISEMENT

1. Regulasi Intensitas Cahaya

Pupil bekerja seperti aperture kamera untuk mengatur berapa banyak cahaya yang dapat masuk ke dalam mata. Saat berada dalam kondisi terang, pupil akan menyempit untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke retina, sehingga membantu melindungi mata dan mengurangi kelelahan.
Di lingkungan yang lebih gelap, pupil akan melebar untuk memungkinkan lebih banyak cahaya masuk, sehingga meningkatkan kemampuan kita untuk melihat dalam kegelapan.

2. Optimasi Informasi Visual

Menurut Yutaka Hirata dan rekan dalam studinya (2003), pupil membantu dalam optimasi informasi visual yang diterima oleh retina. Dengan mengubah ukurannya, pupil berkontribusi pada peningkatan ketajaman visual dan fokus, yang memungkinkan untuk penglihatan yang lebih efektif dan detail.

3. Indikator Kesehatan Neurologis

Helmut Wilhelm dalam Chapter 16 - Disorders of the pupil (2011) menyoroti bahwa pupil dapat menunjukkan adanya gangguan neurologis. Ukuran atau reaksi pupil yang tidak normal bisa menjadi indikator untuk kondisi seperti anisocoria, di mana satu pupil lebih besar dari yang lain.
ADVERTISEMENT

4. Refleksi dari Proses Kognitif

Alexis Torres dan Michael C. Hout dalam Pupils: A Window Into the Mind (2019) mengeksplorasi lebih jauh bagaimana pupil dapat mengungkapkan proses kognitif yang berlangsung dalam otak.
Studi mereka menunjukkan bahwa perubahan ukuran pupil terkait dengan aktivitas mental seperti tingkat konsentrasi, proses pengambilan keputusan, dan respons emosional. Pupil bertindak sebagai cerminan dari aktivitas kognitif, mengungkapkan bagaimana otak merespons berbagai stimulus psikologis.

5. Alat Diagnostik dalam Praktik Medis

Pupil juga digunakan sebagai alat diagnosis penting dalam praktik medis, membantu dokter dalam diagnosis dan pengelolaan gangguan saraf. Pemeriksaan pupil merupakan bagian dari evaluasi neurologis standar untuk memeriksa fungsi saraf yang penting.

Gangguan pada Pupil

ilustrasi Gangguan pada Pupil. Foto: Shutter Stock
Berikut ini sejumlah gangguan pada pupil yang bisa menjadi serius sehingga penting untuk diketahui.
ADVERTISEMENT

1. Anisocoria

Ini adalah kondisi di mana ada perbedaan ukuran antara dua pupil. Dalam jurnal Chapter 16 - Disorders of the pupil oleh Helmut Wilhelm, anisocoria disebutkan sebagai gangguan yang bisa bersifat normal atau menandakan kondisi medis yang serius. Anisocoria mungkin menjadi indikasi terhadap gangguan saraf, kerusakan otak, atau penyakit mata itu sendiri.

2. Adie’s Tonic Pupil

Gangguan ini juga dikenal sebagai pupil tonik atau sindrom Holmes-Adie. Penderita sindrom ini memiliki satu pupil yang lebih besar yang bereaksi lambat atau tidak bereaksi sama sekali terhadap cahaya, tapi masih mampu berfokus pada objek yang dekat. Menurut Wilhelm, kondisi ini seringkali terkait dengan gangguan pada saraf parasimpatis yang mengontrol pupil.

3. Argyll Robertson Pupil

Disebutkan dalam Chapter 16 - Disorders of the pupil (2011), ini adalah kondisi di mana pupil tidak bereaksi terhadap cahaya tetapi masih mengerut ketika fokus pada objek yang dekat. Kondisi ini sering dikaitkan dengan syphilis neurologis dan merupakan tanda dari gangguan sistem saraf.
ADVERTISEMENT

4. Mydriasis dan Miosis

Mydriasis adalah dilatasi atau pembesaran pupil yang berlebihan, sedangkan miosis adalah penyempitan yang ekstrem. Hirata dan koleganya dalam Function of the pupil in vision and information capacity of retinal image menunjukkan bahwa kondisi-kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor termasuk cahaya, obat-obatan, trauma, atau kondisi neurologis. Perubahan ini bisa berdampak signifikan terhadap kemampuan penglihatan dan kapasitas informasi yang diproses retina.

5. Horner’s Syndrome

Sindrom ini ditandai dengan gejala yang meliputi ptosis (kelopak mata jatuh), miosis (pupil yang mengecil), dan anhidrosis (kurangnya keringat) pada sisi wajah yang sama. Wilhelm menyebutkan bahwa sindrom Horner bisa disebabkan oleh kerusakan pada jalur saraf simpatis yang menuju mata dan wajah.

6. Pupil yang Tidak Merespons atau Berkedip

Dalam beberapa kasus yang dijelaskan oleh Wilhelm, gangguan pada reaksi pupil terhadap cahaya atau ketidakmampuan untuk berkedip dapat menandakan kerusakan pada saraf yang mengatur fungsi-fungsi ini, atau bisa juga menjadi tanda gangguan neurologis yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
(DEL)