Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Fungsi Seni Grafis dan Jenis-Jenisnya untuk Dipelajari Pemula
25 Maret 2022 8:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Merujuk buku Seni Rupa SMP: Seni Lukis, Seni Patung, Seni Grafis, dan Pameran, seni grafis merupakan karya seni lukis dwimatra (dua dimensi) yang dibuat untuk mencurahkan ide, gagasan, dan emosi seseorang melalui teknik cetak.
Berbeda dengan seni lukis yang bersifat tunggal, pembuatan karya seni grafis memungkinkan terjadinya pengulangan. Karya yang dihasilkan berjumlah lebih dari satu atau dapat dilipatgandakan.
Meski begitu, setiap lembar edisinya tetap diakui sebagai karya seni murni karena jumlahnya yang terbatas. Selain itu, seniman grafis juga selalu meninggalkan catatan berupa tanda tangan, tahun pembuatan, judul karya, nomor urut cetak, dan jumlah edisinya.
Fungsi Seni Grafis
Mengutip Buku Siswa Seni Budaya SMP/MTs Kelas 9, fungsi seni grafis adalah sebagai jenis karya seni yang dapat diproduksi atau dilipatgandakan dalam jumlah tertentu tanpa mengubah atau menghilangkan orisinalitasnya.
ADVERTISEMENT
Meski diproduksi dalam jumlah banyak, proses pencetakan karya dalam seni grafis cenderung terbatas pada proses manual atau semimekanis. Artinya, setiap karya dibuat secara langsung dengan melibatkan keterampilan tangan seorang seniman.
Jenis-Jenis Seni Grafis
Menyadur buku Seni dan Budaya karangan Harry Sulastianto, dkk., berdasarkan teknik cetaknya, jenis-jenis seni grafis dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu:
1. Cetak tinggi
Disebut cetak tinggi karena permukaan acuan cetak atau klise yang akan menerima tinta berada pada lapisan paling tinggi. Pembuatannya biasanya dilakukan dengan gosokan. Seni grafis yang termasuk ke dalam cetak tinggi adalah cukilan kayu, cukilan lino, dan torehan kayu.
2. Cetak dalam
Prinsip cetak dalam adalah kebalikan dari cetak tinggi, yaitu tinta akan berpindah ke atas kertas yang berada di bagian dalam acuan cetaknya (tembaga). Pencetakan ini dilakukan dengan mesin etsa.
ADVERTISEMENT
3. Cetak datar
Disebut cetak datar karena acuan cetaknya (alumunium offset dan batu) tidak mengalami peninggian atau pendalaman seperti pada proses cetak tinggi atau dalam. Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan kenyataan bahwa air dan minyak tidak dapat bersatu. Satu-satunya teknik yang menggunakan proses ini adalah lotografi.
4. Cetak saring
Sesuai dengan namanya, proses ini mengandalkan penyaringan dalam pencetakannya. Dalam cetak saring, yang berperan sebagai acuan cetaknya adalah alat saring yang disebut dengan monil.
Bagian bergambar atau bagian terbuka dalam alat saring ini berfungsi untuk meloloskan tinta ke atas kertas. Cetak saring biasa dikenal dengan sebutan sablon.
(DND)