Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Geguritan Yaiku Puisi Bahasa Jawa: Pengertian dan Macam-macamnya
30 April 2021 10:01 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Geguritan merupakan karya sastra Jawa yang berbentuk puisi. Mengutip buku Geguritan Tradisional Dalam Sastra Jawa yang disusun Dhanu Priyo Prabowo dkk (2020), mulanya geguritan mempunyai kaidah tertentu yang mengatur bentuknya secara ketat.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangannya, geguritan mengalami transformasi menjadi puisi bebas yang tidak terikat terikat aturan-aturan khusus. Apa yang dimaksud geguritan? Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Pengertian Geguritan
Mengutip Gaya Bahasa Perulangan Pada Antologi Geguritan ”Garising Pepesthen” oleh Nofita Handayani (2012), Subalidinata menyatakan bahwa: “Geguritan yaiku iketaning basa kang memper syair, mula ana sing ngarani syair Jawa gagrag anyar.” (Geguritan adalah susunan bahasa seperti syair sehingga ada yang mengatakannya sebagai syair Jawa cara baru).
Sedangkan menurut Hadiwijaya, geguritan adalah:
“Golongane sastra edi (puisi) cengkok anyar, wedharing rasa edi, kelair basa kang laras runtut karo edining rasa, nanging ora usah kecancang ing patokan-patokan, wilangan dhong-dhing kang tetep tinamtu, beda banget karo sipating tembang macapat lan sapanunggalane."
ADVERTISEMENT
(Geguritan adalah golongan sastra Jawa cara baru yang mengungkapkan perasaan senang, ungkapan bahasa yang sesuai dengan keindahan rasa tetapi tidak berpedoman pada aturan guru gatra, guru wilangan dan guru lagu tertentu berbeda dengan sifat tembang macapat dan lain sebagainya”.
Melansir laman MIN Demangan, “geguritan yaiku yaiku salah sijine jinis karangan sastra Jawa sing dikarang kanthi nengenake rasa kaendahan” (salah satu jenis karya Sastra Jawa yang disusun oleh untuk dinikmati keindahannya).
Macam-macam Geguritan
Ada dua jenis geguritan, yaitu geguritan gagrag lawas dan geguritan gagrag anyar. Geguritan gagrag lawas masih terikat aturan baku seperti guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa kuno ataupun basa Kawi. Geguritan gagrag lawas ini berbentuk kakawin, kidung, atau syair-syair tembang macapat.
ADVERTISEMENT
Kebalikannya, geguritan gagrag anyar tidak terikat aturan-aturan baku. Geguritan gagrag anyar memiliki struktur dan penggunaan bahasa yang lebih bebas. Bahkan terkadang ditemui bahasa asing seperti Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.