Hadits Arabain ke-16: Larangan untuk Marah bagi Umat Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
12 Oktober 2021 17:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Alquran. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hadits Arbain Nawawi (الأربعين النووية) adalah kumpulan hadits pilihan yang disusun oleh Imam An Nawawi rahimahullah. Jumlahnya hanya 42 hadits, tetapi mengandung banyak pokok ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam buku Syarah Hadits Arba'in An-Nawawi, bahwasannya beliau adalah seorang yang zuhud, wara' dan bertaqwa. Dia juga merupakan orang yang sederhana, qana'ah dan berwibawa.
Dia juga banyak menggunakan waktunya dalam ketaatan hingga sering tidak tidur malam karena beribadah atau menulis. Itu sebabnya Imam An-Nawawi meninggalkan banyak sekali karya ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar 40 kitab, salah satunya Hadits Arabain Nawawi.
Kitab tersebut dikenal secara luas, termasuk oleh orang awam, karena memberikan manfaat yang besar bagi umat Muslim. Lalu, seperti apakah isi Hadits Arbani ke-16? Simak jawaban lengkapnya di bawah ini.

Hadits Arabain ke-16

Alquran. Foto: Pixabay
Dr. Musthafa Dib Al-Bugha menerangkan dalam buku Al Wafi: Syarah Hadits Arbain Imam An-Nawawi, Hadits Arbain urutan ke-16 membahas tentang larangan untuk marah. Hadits tersebut berbunyi:
ADVERTISEMENT
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – أَوْصِنِى . قَالَ لاَ تَغْضَبْ . فَرَدَّدَ مِرَارًا ، قَالَ لاَ تَغْضَبْ
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA diceritakan, bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: ‘Berikanlah aku nasihat.’ Rasulullah menjawab, ‘Jangan marah!’ Orang tersebut mengulang-ulang pertanyaannya, namun Rasulullah tetap menjawab, ‘Jangan marah!’" (HR Bukhari).
Sumber hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Al-adab pada bab Al- Hadzru min Al-Ghadhabu. Al-Jardani berkata, "Hadits ini sangat penting. Di dalamnya mencakup banyak pelajaran karena menggabungkan antara kebaikan dunia dan akhirat."

Keutamaan Hadits Arabain ke-16

Alquran. Foto: Pixabay
Mengutip buku Pendidikan Akhlak Berbasis Hadits Arba'in An Nawawiyah karya Dr. Saifudin Amin, MA, berikut beberapa keutamaan yang bisa kita ambil dari Hadits Arabain ke-16:
ADVERTISEMENT
1. Akhlak Seorang Muslim
Hadits ini menunjukkan akhlak mendasar seorang Muslim. Pengelolaan emosi yang baik akan menjaga dirinya dari banyak keburukan dan mendatangkan banyak kebaikan. Dan itu terangkum dalam sabda Rasulullah, “Jangan marah!”
Sabar dan menahan marah juga merupakan karakter orang yang bertaqwa. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 133-134).
ADVERTISEMENT
2. Marah Menghimpun Seluruh Keburukan
Dalam hadits ini, Rasulullah mengulang-ulang sabda “jangan marah”. Ini menunjukkan betapa pentingnya larangan marah. Sebab, marah adalah bagian dari keburukan.
Selain itu, banyak keburukan yang terjadi akibat seseorang tidak bisa menahan kemarahannya. Kata-kata yang tidak terkontrol hingga tindakan di luar kendali serta keputusan tanpa pikir panjang yang ujungnya malah disesali.
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, laki-laki yang mendapat nasihat “jangan marah” dari Rasulullah itu akhirnya mengerti bahwa kemarahan dapat menghimpun seluruh keburukan.
عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْصِنِى. قَالَ « لاَ تَغْضَبْ ». قَالَ قَالَ الرَّجُلُ فَفَكَّرْتُ حِينَ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- مَا قَالَ فَإِذَا الْغَضَبُ يَجْمَعُ الشَّرَّ كُلَّهُ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Dari Humaid bin Abdurrahman, dari seorang laki-laki shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ia mengatakan, ada seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, berilah aku nasihat.” Rasulullah bersabda, “Jangan marah.” Laki-laki itu kemudian mengatakan, “Maka aku memikirkan apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sabdakan dan mengerti bahwa kemarahan menghimpun seluruh keburukan.” (HR. Ahmad).
3. Sabar Menghimpun Seluruh Kebaikan
Kemarahan menghimpun seluruh keburukan, maka sabar menghimpun seluruh kebaikan. Seseorang yang sabar dan tidak marah akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan. Kata-katanya pun akan terkontrol, tindakannya terkendali, dan keputusannya juga matang.
Orang yang sabar dan menjauhi kemarahan juga akan dicintai Allah, kemudian dicintai sesama manusia. Sebagaimana hadist berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَاذَا يُبَاعِدُنِى مِنْ غَضِبِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ لاَ تَغْضَبْ
ADVERTISEMENT
Artinua: “Dari Abdullah bin Amr, ia berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apa yang bisa menjauhkanku dari kemurkaan Allah Azza wa Jalla?” Rasulullah bersabda, “Jangan marah.” (HR. Ahmad).
4. Mengendalikan Marah Kunci Masuk Surga
Rasulullah mengulang-ulang nasihat “jangan marah” yang berarti menunjukkan pentingnya bersabar dan mengelola emosi dengan baik. Sebab, sabar merupakan kunci surga. Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ، قَالَ: لا تَغْضَبْ، وَلَكَ الْجَنَّةُ
Artinya: “Abu Darda’ berkata, aku bertanya: ‘Wahai Rasulullah, tunjukilah aku suatu amal yang memasukkan aku ke surga.’ Rasulullah menjawab, ‘Jangan marah, bagimu surga.’” (HR. Thabrani).
5. Marah karena Mencari Keridhaan Allah
Syaikh Musthafa Dieb Al Bugha menjelaskan, marah yang dilarang dalam hadits ini adalah marah karena dendam dan bukan untuk membela agama Allah. Sedangkan marah karena mencari keridhaan Allah dan membela agama-Nya tidak dilarang.
ADVERTISEMENT
Bahkan pada kasus tertentu, marah bisa menjadi kewajiban. Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:
وَمَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ إِلَّا أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللَّهِ، فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ بِهَا
Artinya: “Tidaklah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membalas atau menghukum karena dirinya (disakiti) sedikit pun, kecuali apabila kehormatan Allah dilukai. Beliau menghukum dengan sebab itu karena Allah azza wa jalla.” (HR. Bukhari dan Muslim).
(NDA)