Konten dari Pengguna

Hadits Arbain ke-1 dan Pesan yang Terkandung di Dalamnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
13 Juli 2021 12:35 WIB
·
waktu baca 7 menit
clock
Diperbarui 15 Mei 2023 17:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mempelajari hadits. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mempelajari hadits. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Imam Nawawi dikenal dengan kitabnya yang berjudul Al-Arba'in An Nawawiyah. Secara singkat, kitab itu memuat tentang berbagai hadis yang berkaitan dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya, yakni hadits Arbain ke-1.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Terjemah Hadits Arbain yang disusun oleh Umar Fadil, disebutkan bahwa Imam Nawawi adalah salah seorang ulama besar dan pemikir Islam di bidang fikih dengan mazhab Syafi'i.
Imam Nawawi lahir di Desa Nawa, dekat kota Damaskus pada 631 H dan wafat pada 676 H. Semasa hidupnya, ia selalu menuntut ilmu, menulis kitab, dan menyebarkannya.

Apa yang Dimaksud dengan Hadis Arbain?

Ilustrasi bacaan dalam kitab karangan para ulama. Foto: Unsplash
Hadis Arbain atau Al-Arba'in An Nawawiyah adalah kitab karya Imam Nawawi yang berisi 42 hadis tentang nasihat singkat dan sarat makna. Hadits dalam kitab tersebut memiliki derajat shahih.
Hadis Arbain dikenal pula sebagai landasan atau fondasi dalam agama Islam. Hal itu didasarkan pada pendapat sebagian ulama yang menyebut bahwa dalam ajaran Islam hampir sepertiga hingga setengahnya berlandaskan pada hadis Arbain.
ADVERTISEMENT
Menyadur laman NU Online, hadis Arbain merupakan salah satu contoh kumpulan hadis tanpa sanad yang lengkap. Hadis tersebut juga hanya memuat sekumpulan hadis dan sanadnya tak disebut secara lengkap serta disandarkan ke penulis kitab primer.
Misalnya hadits dari riwayat Al Bukhari dan lain-lain. Hal itu ditujukan agar mempermudah tiap Muslim dalam menghafal dan mengamalkan hadis-hadis tersebut.
Imam Nawawi berkomitmen untuk menyantumkan hadis yang sahih saja. Karenanya, sebagian hadis yang dihimpun dalam Arba’in an-Nawawi juga dapat ditemukan dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.
Tak sedikit para ulama yang men-syarah kitab Arba’in Nawawi, di antaranya Syekh Ibn Daqid al-’Aid dalam karyanya yang berjudul Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah, Mustafa Dieb al-Bugha dan Muhyiddin Mistu dalam al-Wafi fi Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah, serta masih banyak syarah lainnya.
ADVERTISEMENT

Jenis-Jenis Hadis Arbain

Ilustrasi mempelajari hadis Arbain. Foto: Unsplash
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa kitab Arbain memuat 42 hadis pilihan yang berkaitan dengan kehidupan beragama, ibadah, muamalah, dan syariah. Hadis yang dimuat dalam kitab Arbain ini tergolong pondasi ajaran Islam.
Adapun pembahasan dari 42 hadis tersebut meliputi:
ADVERTISEMENT

Keutamaan Hadis Arbain

Ilustrasi mempelajari hadis. Foto: Unsplash
Selain memuat sebagian besar hal-hal yang menjadi pokok dalam agama Islam, hadis Arbain memiliki keutamaan yang perlu untuk diketahui.
Merujuk pada beberapa hadis yang diriwayatkan para ulama, terdapat keutamaan menghafal 40 hadis yang di dalamnya memiliki kategori hadis dha’if dan hadis hasan.
Menurut Nahdlatul Ulama, hal itu disampaikan Imam Nawawi dalam mukadimah kitabnya yang memuat motivasi beliau terhadap sebuah hadis dan diriwayatkan oleh beberapa sahabat Rasulullah SAW.
Sementara itu, dalam riwayat lain, sebuah hadis menyebutkan bahwa:
ADVERTISEMENT
Dalam riwayat Abu ad-Darda menyebutkan bahwa:
Sementara itu, menurut riwayat Ibnu Mas’ud:
Sedangkan dalam riwayat Ibnu Umar:
Dalam mukadimah tersebut, Imam Nawawi menyebutkan bahwa hadis yang dijadikan landasan di atas memiliki status dha’if meski memiliki jalur periwayatan yang banyak.
Kendati demikian, status dha’if pada sebuah hadis tetap bisa diamalkan berdasarkan keutamaannya. Dengan catatan, selama status dha’ifnya tak parah. Wallahu a'lam bisshawab.
Selain kitab Al-Arba'in An Nawawiyah, karya Imam Nawawi di bidang hadis ialah Riyadhus Shalihin dan Al-Minhaj. Salah satu hadis yang penting dalam kitab Arbain adalah hadis ke-1 yang membahas tentang niat.
ADVERTISEMENT

Hadis Arbain ke-1

Ilustrasi hadis Arbain ke-1. Foto: Unsplash
Mengutip dari buku Al-Wafi: Syarah Hadits Arbain Imam An-Nawawi oleh Musthafa, berikut adalah hadis Arbain ke-1.
"Dari Amirul Mukminin, Abu Hafs Umar bin Khathab ra, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
'Sesungguhnya perbuatan itu bergantung pada niat. Setiap orang memperoleh sesuai dengan apa yang diniatkannya. Orang-orang yang hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya menuju Allah dan rasul-Nya.
Sementara orang-orang yang hijrahnya karena dunia yang ingin diraihnya atau perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya itu.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini termasuk hadis penting dalam Islam, karena mengandung dasar agama dan menjadi rujukan bagi sebagian besar hukum Islam. Oleh karena itu, para ulama senang meletakkan hadis ini sebagai pembuka kitab yang disusunnya.
ADVERTISEMENT
Imam Bukhari meletakkan hadis ini sebagai mukadimah kitab sahihnya. Sedangkan Imam Nawawi menjadikannya sebagai pembuka kitab Al-Adzakar dan Riyadhus-Shalihin, selain dalam kitab Arbainnya.
Hal lain yang menunjukkan pentingnya hadis ini adalah seringnya Rasulullah dan Umar menyebut hadis ini dalam khotbahnya, seperti yang diriwayatkan Bukhari. Sedangkan, Abu Ubaid berkata, "Tidak ada hadis yang memiliki manfaat lebih banyak dan kaya daripada hadis ini."

Pesan Hadits Arbain ke-1

Ilustrasi membaca hadits. Foto: Pexels

1. Pentingnya Niat

Para ulama sepakat bahwa pekerjaan yang dilakukan seorang mukmin tak dianggap sebagai ibadah dan tak akan mendapat pahala jika tak dimulai dengan niat. Maka dari itu, niat dalam ibadah seperti salat dan puasa, sudah ditentukan.
ADVERTISEMENT
Niat ada di dalam hati, tidak harus disebutkan. Bila seseorang telah berniat, tetapi memiliki halangan untuk melaksanakannya, misalnya, sakit, ia tetap mendapat pahala karena niat baiknya.

2. Kewajiban Hijrah

Setiap Muslim, wajib hijrah dari daerah kafir ke kawasan Islam jika ia tak mampu menjalankan keislamannya di daerah kafir tersebut. Hijrah di sini juga memiliki makna meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah SWT.
Dalam hal ini, seorang Muslim wajib meninggalkan saudaranya yang berbuat dosa. Seorang istri wajib meninggalkan suaminya yang melakukan dosa.

3. Bersikap Ikhlas

Hadis Arbain ke-1 ini juga mengandung pesan ikhlas. Seorang mukmin harus ikhlas dalam bekerja dan beribadah, sehingga akan mendapat pahala dan kesuksesan dunia.

4. Berharap Rida Allah

Hadis Arbain ke-1 mengajarkan bahwa setiap perbuatan yang bermanfaat dan bertujuan baik akan menjadi ibadah ketika dilakukan dengan niat, ikhlas, dan hanya mengharap rida Allah SWT.
ADVERTISEMENT

Disebut Hadis Tanpa Sanad Lengkap

Ilustrasi membaca hadits. Foto: Pexels
Hadits Arbain ke-1 adalah kumpulan hadits yang membahas berbagai aspek kehidupan Muslim, termasuk iman, akhlak, ibadah, dan perilaku sosial.
Berdasarkan penjelasan dari Nahdlatul Ulama, hadits Arbain ke-1 hanya memuat kumpulan hadits tanpa menyebutkan sanad (rantai perawi) secara lengkap. Sanad hadits ini disandarkan ke penulis kitab primer, seperti Muslim, Bukhari, dan lainnya.
Meskipun demikian, status keabsahan dan kualitas hadits Arbain ke-1 tidak diragukan lagi. Hadits ini dianggap sebagai prinsip penting dalam Islam yang menekankan pentingnya niat dalam melakukan amal perbuatan.
Hadits Arbain mengajarkan bahwa niat yang ikhlas untuk mengharapkan rida Allah adalah kunci dari nilai dan keberkahan suatu amal.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks hijrah, hadits ini mengingatkan umat Muslim bahwa tujuan dan motivasi dalam berhijrah haruslah semata-mata karena Allah dan mengharapkan kebaikan-Nya, bukan karena hal-hal yang bersifat duniawi.
(AFM, ANM, & SFR)