Hadits Memuliakan Tamu dan Adabnya dalam Ajaran Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
13 September 2021 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memuliakan tamu. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memuliakan tamu. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Islam mengajarkan untuk memelihara silaturahmi dengan saudara, terutama sesama Muslim. Salah satu cara menjaga silaturahmi adalah dengan memuliakan tamu. Selain membuat tamu senang, amalan ini juga memiliki banyak keutamaan.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang Muslim, sudah selayaknya memperlakukan tamu dengan sebaik-baiknya. Umat Muslim harus menyambut dengan ramah, menjamu dengan makanan dan minuman terbaik, melayani keperluannya, serta memenuhi maksut dan tujuannya.
Dikutip dari buku 42 Hadits Panduan Hidup Muslim Oleh Abu Utsman Kharisman, tamu adalah orang safar yang singgah ke tempat tinggal seseorang karena ada suatu keperluan. Rasulullah SAW tidak menyebutkan batasan memuliakan tamu, karena hal ini disesuaikan dengan urf atau kebiasaan setempat.

Hadist Memuliakan Tamu

Ilustrasi memuliakan tamu. Foto: Pixabay
Dalam hadist riwayat Muslim dan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.”
Hadist ini memberikan penjelasan bahwa ada kaitan antara iman seseorang dan memuliakan tamu. Islam memandang memuliakan tamu tidak hanya sebagai faktor penting dalam membangun kehidupan manusia, tetapi juga menjadi ukuran keimanan seseorang.
ADVERTISEMENT
Memuliakan tamu juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. Dikutip dari buku Informasi Kapuas 2019 Oleh Jum'atil Fajar, kisah ini tercantum dalam Alquran pada Surat Adh-Daariyat ayat 24-27.
“Sudah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: Salamun. Ibrahim menjawab: Salamamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: Silakan Anda makan.”
Dari ayat di atas, dapat diketahui salah satu sifat mulia Nabi Ibrahim adalah senang memuliakan tamu, padahal beliau tidak kenal dengan tamunya. Beliau tidak tahu bahwa tamu tersebut adalah malaikat, tapi ia tetap memperlakukan mereka dengan istimewa.
ADVERTISEMENT

Adab Memuliakan Tamu

Ilustrasi memuliakan tamu. Foto: Thinkstock
Selanjutnya, ada beberapa adab memuliakan tamu dalam Islam. Dikutip dari buku Adab Bertamu oleh Alik al Adhim, dalam memuliakan tamu ada beberapa cara yaitu:
1. Disunnahkan menyambut tamu dengan mengucapkan selamat datang kepada mereka.
2. Menghormati dan menyediakan hidangan untuk tamu semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan hidangan terbaik.
3. Dalam pelayanannya, diniatkan untuk memberikan kegembiraan.
4. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda dari Rasulullah SAW berikut:
"Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami." (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad)
5. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu, karena hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka.
ADVERTISEMENT
6. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan topik yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.
7. Tidak membereskan hidangan sebelum tamu selesai menikmati.
8. Setidaknya mengantarkan tamu saat hendak mau pulang hingga ke depan rumah.
9. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja tanpa mengundang orang miskin. Ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)
(IPT)