Hadits Qudsi: Istilah Lain dan Perbedaannya dengan Alquran

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
8 Januari 2021 18:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hadits qudsi. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Hadits qudsi. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Dalam agama Islam, istilah hadits menjadi sesuatu yang tidak asing untuk didengar. Hadits merupakan sumber yang berisikan ajaran agama Islam ke dua setelah Alquran. Hadits termasuk ke dalam dalil naqli yang sudah pasti kebenarannya.
ADVERTISEMENT
Hadits menurut bahasa adalah sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat. Sedangkan menurut istilah syara’, hadits merupakan hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir).
Salah satu bentuk hadits adalah hadits qudsi, dimana yang dimaksud adalah riwayat oleh Rasulullah SAW dianggap sebagai firman Allah SWT, yang dikutip namun dengan lafal dari beliau. Biasanya awalannya berbunyi “Rasulullah SAW bersabda" atau “Allah SWT berfirman”.
Hadits qudsi terdiri dari dua kata yaitu hadits dan qudsi. Hadits merupakan segala yang ada pada diri Rasulullah SAW, baik berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, atau karakter. Sedangkan qudsi diambil dari kata qudus, yang artinya suci.
Al-Jurjani mengatakan,
الحديث القدسي هو من حيث المعنى من عند الله تعالى ومن حيث اللفظ من رسول الله صلى الله عليه وسلم فهو ما أخبر الله تعالى به نبيه بإلهام أو بالمنام فأخبر عليه السلام عن ذلك المعنى بعبارة نفسه فالقرآن مفضل عليه لأن لفظه منزل أيضا
ADVERTISEMENT
Hadis qudsi adalah hadis yang secara makna datang dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga hadis Qudsi adalah berita dari Allah kepada Nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau sendiri. Untuk itu, al-Quran lebih utama dibanding hadis qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya. (at-Ta’rifat, hlm. 133)
Hadits qudsi. Foto: Unsplash

Istilah Lain Hadits Qudsi

Sebagian ulama menyebut hadits qudsi dengan istilah lain seperti hadits ilahi atau hadis rabbani yang memiliki pengertian serupa yaitu hadis yang dinisbahkan kepada Allah.
Selain itu ada juga ulama yang menggunakan istilah hadis ilahi yaitu Syaikhul Islam dan Hafidz Ibnu Hajar. Dalam salah satu pernyataannya, al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,
ADVERTISEMENT
الأحاديث الإلهية: وهي تحتمل أن يكون المصطفى صلى الله عليه وسلم أخذها عن الله تعالى بلا واسطة أو بواسطة
Hadis Ilahi ada kemungkinan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambilnya dari Allah tanpa perantara atau melalui perantara. (Faidhul Qodir, 4/468).
Sementara itu, ada pula ulama yang menggunakan istilah hadis Rabbani salah satunya adalah Jalaluddin al-Mahalli. Dalam pernyataannya ia menyebutkan,
الْأَحَادِيثَ الرَّبَّانِيَّةَ كَحَدِيثِ الصَّحِيحَيْنِ: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
Hadis Rabbani itu seperti hadis yang disebutkan dalam dua kitab shahih: “Saya sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku. (Hasyiyah al-Atthar ’ala Syarh al-Mahalli).
Hadits qudsi. Foto: Unsplash

Perbedaan Hadits Qudsi dengan Alquran

Alquran sebagai pedoman hidup umat islam memiliki ciri sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Sedangkan perbedaan hadits qudsi dengan Alquran adalah sebagai berikut:
(HDP)