Konten dari Pengguna

Hadits tentang Akhlak Mulia untuk Menjadi Pedoman Hidup Umat Muslim

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
12 Oktober 2021 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hadist tentang akhlak. Foto: Freepik.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hadist tentang akhlak. Foto: Freepik.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, akhlak mempunyai kedudukan yang penting sehingga setiap ajarannya selalu berorientasi pada proses pembentukan akhlak yang baik. Allah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak manusia di muka bumi. Hal tersebut dijelaskan dalam surat Al Jumuah ayat 2 berikut ini:
ADVERTISEMENT
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ
Artinya: Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Dikutip dari buku Akhlak dalam Islam oleh Fahd Salem Bahammam, ayat di atas menjelaskan sebab diangkatnya Nabi Muhammad SAW menjadi utusan Allah untuk memperbaiki akhlak individu maupun masyarakat. Lalu, apa pengertian akhlak?

Pengertian Akhlak

Ilustrasi hadist tentang akhlak. Foto: Shutterstock.
Dikutip dari buku Pendidikan Akhlak Berbasis Hadits Arba'in An Nawawiyah oleh Dr. Saifudin Amin, MA, kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluq. Abdurrahman Hanbakah al Maidani mendefinisikan akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam diri seseorang dari sejak lahir atau dipengaruhi lingkungan dan sosial.
ADVERTISEMENT
Masih dari sumber yang sama, Muhammad Abdulllah Ad-Driaz membagi ruang lingkup akhlak menjadi lima macam yakni akhlak perorangan, akhlak keluarga, akhlak bermasyarakat, akhlak bernegara, dan akhlak beragama.
Akhlak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari iman dan akidah seseorang. Ketika Rasulullah ditanya: “Siapakah orang beriman yang paling utama imannya? Beliau menjawab. “Yang paling baik akhlaknya.” (HR. At Tirmidzi dan Abu Dawud).
Menjadi Muslim yang berakhlak mulia bukan sekedar bersikap atau berkelakuan baik. Namun, ia juga harus bisa menyebarkan kebaikan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.
Ada banyak hadits tentang akhlak yang dapat dijadikan pedoman bagi umat Muslim, agar bisa berproses menjadi manusia yang baik. Apa saja?

Hadist tentang Akhlak Mulia beserta Keutamaannya

Ilustrasi hadist tentang akhlak. Foto: Shutterstock.
Dikutip dari buku Akhlak dalam Islam, terdapat dalil-dalil yang menunjukkan banyak keutamaan dan pahala besar yang diberikan Allah kepada orang yang berakhlak mulia. Antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Menjadi pemberat timbangan amal shalih pada hari kiamat
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat daripada akhlak mulia yang disimpan di timbangan nanti. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia akan sederajat dengan orang yang berpuasa dan menunaikan shalat." (HR. At Tirmidzi,no 2003)
2. Sebab utama seseorang masuk surga
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang masuk surga adalah orang yang bertakwa kepada Allah dan orang yang memiliki akhlak yang mulia.” (HR At Timidzi dan Ibnu Majah)
3. Menjadi yang paling dekat dengan Rasulullah di hari kiamat
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dengan denganku pada hari kiamat nanti adalah yang paling mulia akhlaknya." (HR. At Tirmidzi no 2018)
ADVERTISEMENT
4. Dijamin kedudukannya oleh Rasulullah di surga
Diriwayatkan dari Nuh ibnu Abbad, dari Sabit, dari Anas secara marfu': "Sesungguhnya seorang hamba benar-benar dapat mencapai tingkatan yang tinggi di akhirat dan kedudukan yang mulia berkat akhlaknya yang baik. Padahal sesungguhnya ia lemah dalam hal ibadah. Dan sesungguhnya dia benar-benar dijerumuskan ke dalam dasar jahanam karena keburukan akhlaknya, walaupun dia adalah seorang ahli ibadah."
(IPT)