Konten dari Pengguna

Hadits Tentang Niat dan Keutamaannya dalam Beribadah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
26 Maret 2021 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca niat. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca niat. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran Islam, niat menjadi bagian terpenting dalam menunaikan suatu ibadah. Sebelum beribadah, seorang Muslim sebaiknya membaca niat terlebih dahulu untuk meneguhkan hatinya.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Fiqih Niat oleh Isnan Ansory, Lc, MA (2019: 7), para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan niat. Kalangan Malikiyyah mendefinisikan niat sebagai tujuan dari suatu perbuatan yang hendak dilakukan oleh seorang manusia. Merujuk pada makna tersebut, maka niat muncul sebelum perbuatan itu sendiri.
Sedangkan, kalangan asy-Syafi’iyyah mendefinisikan niat sebagai tujuan dari suatu perbuatan yang muncul bersamaan dengaen perbuatan tersebut. Meski demikian, kedudukan niat dalam beribadah itu tetap penting sebagai bentuk kepastian bahwa niat itu datangnya dari hati dan tidak ada tujuan lain selain mengharapkan ridha Allah SWT.
Pentingnya niat serta keutamaannya dalam beribadah juga dijelaskan dalam berbagai hadits. Berikut ulasannya.

Niat Membedakan Antara Ibadah dengan Selain Ibadah

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ADVERTISEMENT
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Di antara perbuatan manusia, ada beberapa tindakan yang mirip antara ibadah dengan selain ibadah. Misalnya, ibadah puasa dengan menahan diri dari makan atau minum memiliki kemiripan dengan program diet untuk kesehatan. Maka, untuk membedakannya, tergantung pada niat orang yang melakukannya.
Ilustrasi membaca niat. Foto: Pinterest

Niat Lebih Penting dari Amal

Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda,
ADVERTISEMENT
نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ
Artinya: “Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya.”
Kemudian, kembali dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Bukhari no. 6491 dan Muslim no. 130)
ADVERTISEMENT
Hadits tersebut juga didukung oleh hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda,
مَا مِنِ امْرِئٍ تَكُونُ لَهُ صَلاَةٌ بِلَيْلٍ فَغَلَبَهُ عَلَيْهَا نَوْمٌ إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَجْرَ صَلاَتِهِ وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ
Tidaklah seseorang bertekad untuk bangun melaksanakan shalat malam, namun ketiduran mengalahkannya, maka Allah tetap mencatat pahala shalat malam untuknya dan tidurnya tadi dianggap sebagai sedekah untuknya.” (HR. An Nasai no. 1784, shahih menurut Syaikh Al Albani).
Berdasarkan ketiga hadits tersebut, bisa dikatakan bahwa yang terpenting dalam suatu perbuatan adalah niat. Di mana ketika seorang Muslim dalam kondisi tertentu tidak bisa mengamalkan perbuatannya, tetapi telah berniat sebelumnya, maka pahala niat itulah yang dicatat oleh Allah SWT.
ADVERTISEMENT
(ADS)