Hadits tentang Sahabat Dunia Akhirat untuk Mengantarkan Umat Islam ke Surga

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
17 Desember 2021 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sahabat dunia akhirat. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sahabat dunia akhirat. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sahabat yang baik tidak hanya memberikan manfaat di dunia, tetapi juga di akhirat kelak. Bahkan Islam secara gamblang mengajarkan umatnya untuk memilih sahabat yang baik. Ajaran ini jelas tertera dalam beberapa hadits tentang sahabat dunia akhirat.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, terciptanya hubungan berupa persahabatan adalah hal yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang berbunyi:
Sebenarnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang bersaudara, maka damaikanlah di antara kedua saudara kamu (yang bertelingkah) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu memperoleh rahmat.” (QS. Al-Hujurat ayat 10).
Mengutip buku Konsep Iman Menurut Imam Abu Hanifah karya Arif Zamhari (2021: 73), sahabat menurut Islam adalah sahabat yang menunjukkan jalan Allah, menebar kebaikan dan manfaat, menegur ketika salah, membela ketika tidak bersamanya, sekaligus senantiasa bersama dalam keadaan suka maupun duka.
Dalam menjalin pergaulan, umat Muslim memiliki seorang teladan yang sangat mulia. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW yang amat pandai dalam bergaul. Dengan keahliannya, beliau mampu melembutkan hati kaum Quraish dan berhasil mengajak mereka untuk mengikuti dakwahnya.
Ilustrasi sahabat dunia akhirat. Foto: Shutterstock

Hadits tentang Sahabat Dunia Akhirat

Berikut bunyi hadits-hadits tentang sahabat dunia akhirat yang merujuk pada buku Zadul Ma’ad: Panduan Lengkap Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat milik Ibnu Qayyim Al Jauziyah (2015: 34).
ADVERTISEMENT
1. Persahabatan hingga hari kiamat
Orang yang saling mencintai (termasuk para sahabat) akan dikumpulkan bersama di hari kiamat kelak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR. Bukhari, no. 6170; Muslim, no. 2640)
Allah SWT juga memberi keutamaan kepada seseorang yang mampu bermanfaat kepada sahabat-sahabatnya, agar mereka bisa masuk surga dan berkumpul kembali.
Hasan Al- Bashri berkata,
استكثروا من الأصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة
Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268)
2. Carilah sahabat yang beriman agar saling mendoakan
Sahabat yang saleh akan selalu mendoakan sahabatnya. Sebab, apabila ia mendoakan sahabatnya sedangkan sahabatnya tidak mengetahui, malaikat akan meng-amin-kan doa tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, malaikat juga akan mendoakan orang yang berdoa untuk sahabatnya. Artinya, orang yang mendoakan juga akan mendapatkan (kebaikan) apa yang ia doakan kepada sahabatnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR. Muslim, no. 2733)
3. Sifat seseorang dan kesalihan itu menular
ADVERTISEMENT
Dengan berkumpul orang salih, seseorang juga akan tertular menjadi orang yang salih atas izin Allah SWT. Adapun haditsnya yang berbunyi:
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً “
Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk”.(HR. Bukhari dan Muslim).
ADVERTISEMENT
(VIO)