Konten dari Pengguna

Hadits tentang Tanduk Setan yang Disabdakan Rasulullah SAW, Apa Maknanya?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 Desember 2022 18:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi setan. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi setan. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Ada banyak hadits yang menjelaskan tentang tanduk setan. Salah satunya yaitu hadits paling terkenal bertajuk “Fitnah Tanduk setan Dari Negeri Masyriq (Najd)”.
ADVERTISEMENT
Beberapa kalangan ulama mengklaim bahwa tanduk setan yang dimaksud dalam hadits tersebut bercerita tentang nubuwwah Nabi Muhammad SAW. Nantinya, akan muncul kelompok Salafi Wahhabi dari wilayah Najd yang diumpamakan seperti tanduk setan.
Frasa tanduk setan (Qorn asy-syaiton) ini bermakna kekuatan setan yang ingin menguasai manusia dan memalingkannya dari kewajiban menyembah Allah. Setan ini akan menghujani manusia dengan berbagai fitnah yang terus bergejolak.
Mengutip buku Tidak Beriman Sampai Engkaum Mencintai Saudaramu karya AM. Waskito (2016), sebagian ulama mengaitkan tanduk setan tersebut dengan kelompok Wahhabi yang berdiam di wilayah Najd. Namun, sebagian yang lain mengambil sikap untuk tidak mengaitkannya dengan kelompok manapun.
Bicara soal tanduk setan, ternyata ada hadits lain yang membahas tentang hal ini. Apa maknanya? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut ini.
ADVERTISEMENT

Hadits tentang Tanduk Setan

Ilustrasi Al-quran. Foto: FS Stock/Shutterstock
Hadits tentang tanduk setan banyak disyarahkan oleh ulama-ulama hadits terkemuka. Dalam Shahih Muslim dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
"Janganlah menepatkan shalat kalian dengan terbitnya matahari atau saat tenggelam karena matahari itu terbit di antara kedua tanduk setan." (HR. Muslim)
Kemudian, dalam Shahih Bukhari dan Muslim juga diriwayatkan: "Jika alis (bagian lingkar luar) matahari mulai terbit janganlah kalian shalat hingga hilang (selesai masa terbitnya) dan janganlah kalian menunggu untuk shalat saat terbitnya matahari atau saat terbenamnya karena matahari itu terbit di antara dua tanduk setan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut mengisahkan tentang sekelompok kaum musyrikin yang menyembah matahari dan bersujud saat matahari terbit atau tenggelam. Pada momen itu, setan berdiri di arah keberadaan matahari dan menjadikan ibadah yang mereka lakukan ditujukan kepada dirinya.
ADVERTISEMENT
Atas dasar ini, umat Muslim tidak boleh menunaikan sholat di dua waktu terlarang tersebut. Apabila tetap ditunaikan, artinya ia sama saja seperti mempersembahkan ibadahnya kepada setan, bukan kepada Allah SWT.
Ilustrasi iblis. Foto: Shutter Stock
Kendati demikian, sebagian ulama membolehkan umat Muslim untuk sholat di dua waktu tersebut selama disertai dengan alasan syar'i. Misalnya karena ingin mengerjakan sholat tahiyat masjid.
Namun tidak diperbolehkan jika sholat dilakukan tanpa sebab, seperti shalat sunnah mutlak dan lainnya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang mengatakan: “Janganlah kalian menunggu (menyengaja sholat mutlak di dua waktu itu)."
Adapun riwayat lain yang menjelaskan tentang tanduk setan ditemukan dalam hadis Bukhari dari Ibnu Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah menunjuk ke arah timur lalu melewatkan: 'Lihatlah, sesungguhnya fitnah ada di sini. Sesungguhnya, fitnah ada di sini, di mana tanduk setan terbit (arah timur)." (HR. Bukhari)
ADVERTISEMENT
(MSD)