Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Haqqul Yaqin Artinya Apa? Ini Tingkat Keyakinan Paling Tinggi dalam Islam
30 September 2022 15:39 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam ajaran Islam, yaqin merupakan tingkatan ilmu dan pengetahuan yang sama sekali tidak dihampiri oleh keraguan. Yaqin terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, kata yaqin artinya nyata dan terang. Kata ini menunjukkan sesuatu yang terbukti, terwujud, jelas, dan tidak memiliki keraguan. Sementara secara istilah, Alquran menjelaskan yaqin sebagai ilmu yang pasti dan tidak menerima keraguan.
Menurut At-Tahanuwi dalam kitab Nadhrah An-Naim, yaqin adalah keyakinan yang pasti, sesuai, kokoh, dan tidak hilang meskipun mendengar keraguan dari orang-orang yang ragu. Keyakinan ini terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
ADVERTISEMENT
Dari ketiga tingkatan keyakinan di atas, haqqul yaqin adalah keyakinan yang tidak bisa diperoleh di dunia kecuali oleh para Rasul. Lantas, seperti apa haqqul yaqin sebenarnya?
Haqqul Yaqin Artinya Apa?
Haqqul yaqin artinya tersingkapnya rahasia cahaya (kebenaran) dan pembebasan diri dari beban yakin. Ini merupakan derajat keyakinan yang paling tinggi dan tidak semua orang mampu mengalami haqqul yaqin.
Dikutip dari Ilmu Tasawuf (Penguatan Mental-Spiritual dan Akhlaq) oleh Imam Kanafi (2020: 162), haqqul yaqin diyakini hanya bisa diperoleh oleh para Rasul. Sebab, orang yang berada pada tingkatan ini bisa merasakan akibat iman seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW.
Menurut penjelasan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam salah satu kitabnya, Rasulullah melihat surga dan neraka dengan mata kepalanya sendiri di saat beliau masih hidup. Nabi Musa AS mendengar kalam Allah tanpa perantara, di mana Allah menampakkan diri-Nya kepada gunung dan Musa melihat kejadian itu hingga gunung menjadi hancur berkeping-keping.
ADVERTISEMENT
Penjelasan tersebut mencontohkan bahwa orang pada derajat haqqul yaqin memiliki keyakinan yang pasti tidak tergoyahkan oleh apa pun yang terjadi. Sebab, keyakinan itu sudah pernah dirasakan secara langsung hingga merasuki kalbu.
Sebagai contoh, orang dengan haqqul yaqin telah menjiwai ilmu dan amalan-amalannya, sehingga ketika ia terpeleset dalam perbuatan maksiat, seakan-akan ia langsung bisa merasakan siksanya. Begitu pula ketika berbuat taat, seakan-akan bisa langsung merasakan pahalanya.
Pada tingkatan tertentu, seorang mukmin mungkin bisa mendapatkan haqqul yaqin dengan merasakan akibat iman yang berkaitan dengan hati dan amalnya. Jika hatinya dapat merasakan keyakinan ini, maka ia bisa disebut telah mengalami haqqul yaqin.
Namun, untuk perkara-perkara akhirat seperti surga dan neraka, hari kiamat, melihat Allah dengan mata kepala sendiri, serta mendengar kalam Allah secara langsung, maka seorang mukmin tidak bisa mencapai tahap haqqul yaqin.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena haqqul yaqin bagi orang mukmin diyakini hanya akan bisa dirasakan ketika tiba saatnya kematian. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran:
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal kematian)." (QS. Al-Hijr: 99)
Menurut At-Tahanuwi, ayat di atas menerangkan bahwa kematian merupakan bagian dari haqqul yaqin, di mana orang mukmin benar-benar meyakini Allah tanpa ada sedikit pun keraguan setelah menghadapi kematian dan merasakan akibat dari perbuatan amalnya selama di dunia.
(SFR)