Hari Anak Nasional: 10 Dongeng Anak Terbaik Sebelum Tidur

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
23 Juli 2020 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bermain dan membaca dongeng untuk anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bermain dan membaca dongeng untuk anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perayaan Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984. Kali ini, Hari Anak Nasional diperingati KemenPPPA dengan tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.
ADVERTISEMENT
Hari Anak Nasional dapat dijadikan sebagai momen menjalin kedekatan antara orang tua dan sang buah hati. Salah satu caranya adalah membacakan dongeng yang bisa dilakukan sebelum tidur.
Membacakan anak dongeng. Foto: Shutterstock
Membaca dongeng sebelum tidur dapat menstimulasi perkembangan otak anak. Jika tertarik mencobanya, berikut deretan dongeng sebelum tidur yang bisa dijadikan pilihan.
Si Kancil dan Buaya
Kisah Si Kancil dan Budaya menjadi salah satu dongeng anak yang terbaik. Bercerita mengenai kancil yang memiliki kecerdikan dan sering membantu sesama hewan di hutan.
Hal itu membuatnya menjadi salah satu hewan yang disegani di hutan tersebut. Suatu hari Kancil bertemu dengan para buaya dan membuat kesepakatan ada berita baik dari raja hutan yakni, terdapat pemberian daging kepada para buaya di sungai.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata Kancil berbohong kepada para buaya. Mereka hanya digunakan sebagai bantuan Kancil untuk bisa sampai di sebrang sungai.
Kisah Tikus dan Singa
Suatu hari Tikus menjahili Singa yang sedang tidur siang dan sontak membuat raja hutan itu marah hingga ingin memakannya. Namun, sang Tikus memohon untuk dilepaskan dan meminta maaf atas perbuatan jailnya.
Lalu, Singa yang merasa kasihan pada Tikus pun akhirnya melepaskannya. Tikus berterima kasih dan berjanji akan membalas kebaikan Singa kepadanya.
Keesokan harinya, Tikus tidak sengaja mendengar suara Singa yang mengaung keras. Setelah diselidiki, ternyata Sing terjebak pada sebuah jaring yang dipasang pemburu. Tanpa ragu, Tikus pun menggigiti jaring hingga putus dan keduanya berhasil kabur dari sang pemburu.
ADVERTISEMENT
Si Kelinci dan Kura-Kura
Di sebuah hutan, terdapat Kelinci yang merasa bahwa Kura-kura sangatlah lamban dalam berjalan. Akhirnya, keduanya pun memutuskan untuk lomba lari agar bisa membuktikan kehebatan Kelinci.
Kelinci merasa hebat lantaran berhasil lari lebih dulu dibanding Kura-kura yang berjalan amat lambat. Saat mendekati garis finish, Kelinci memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon yang rindang.
Kelinci berpikir bahwa Kura-kura pasti masih lama untuk bisa menyusulnya. Jadi ia memutuskan untuk tertidur sebentar hingga tak menyadari Kura-Kura telah lebih dulu sampai lebih di garis finish.
Semut dan Belalang
Seekor Belalang sedang bersantai sambil bernyanyi di bawah pohon yang rindang. Ia memperhatikan kawanan semut dari kejauhan, yang tengah bekerja keras mengumpulkan bahan makanan.
ADVERTISEMENT
Sesekali Belalang mentertawakan apa yang sedang dikerjakan kawanan semut. Setelah itu, ia mendekati kawanan semut dan berkata, "Untuk apa bersusah payah mengumpulkan makanan? Toh, makanan melimpah ruah di sini," kata Belalang.
"Musim dingin akan segera tiba. Kami mempersiapkan diri agar bisa bertahan hidup," jawab semut. Belalang tak peduli dengan apa yang dikatakan semut. Musim dingin pun tiba dan Belalang menangis karena perut yang lapar dan kedinginan.
Seluruh wilayah yang sebelumnya menyediakan banyak bahan makanan, kini tak terlihat karena tertutup salju tebal. Belalang baru menyadari usaha keras yang dilakukan kawanan semut dan menyesali kesombongannya saat itu.
Putri Rambut Merah dan Burung Emas
Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang putri berambut merah yang baik hati. Keindahan rambutnya, membuat burung emas untuk berkunjung ke balkon kamarnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, putri kerajaan dan burung emas melantunkan lagu pengantar tidur untuk seluruh rakyatnya. Berkat senandung sang putri, rakyatnya selalu bermimpi indah hingga fajar tiba. Namun, semua berubah ketika penyihir jahat membuat rambut merah putri kerajaan menjadi warna hitam.
Putri kerajaan sangat sedih dan mencurahkan segala isi hatinya pada burung emas. Nasib buruk itu terus terulang hingga 2 kali.
Suatu hari, datanglah seorang pangeran datang ke istana dan memberikan sehelai rambut merah milik sang putri. Rupanya, pangeran ini adalah teman semasa kecil putri.
Beruntung, keajaiban pun datang dan membuat rambut putri berubah jadi warna merah lagi, setelah direndam oleh sang pangeran. Berkat ketulusan Pangeran, kekuatan penyihir jahat telah sirna. Pangeran dan putri kerajaan pun memutuskan untuk menikah.
ADVERTISEMENT
Pulau Matahari
Ada kakak beradik yang baru saja ditinggal mati oleh ayahnya. Sang ayah meninggalkan harta warisan yang seharusnya cukup untuk mereka. Namun ternyata, sang kakak mempunyai sifat serakah.
Ia mengambil semua harta dan hanya meninggalkan sebuah keranjang serta pisau untuk adiknya. Sang adik yang baik hati pun hanya bisa pasrah menerima kedua benda tersebut.
Suatu hari, ada seekor burung raksasa yang mengajak sang adik untuk pergi ke Pulau Matahari. Di sana, banyak emas bertaburan. Namun, ia hanya diperbolehkan mengambil satu bongkahan emas saja.
Ketika kembali ke bumi, ia menjual emas tersebut dan hidup nyaman. Sang kakak yang mengetahui kisah tersebut iri dan ia berpura-pura miskin dengan menipu si burung untuk mengantarnya ke Pulau Matahari.
ADVERTISEMENT
Meski hanya diperbolehkan mengambil sekeping koin emas, ia malah ingin membawa pulang semuanya. Tak disangka-sangka, burung itu ternyata telah pergi meninggalkannya. Karena terlalu lama berada di sana, sang kakak pun akhirnya terbakar habis oleh panasnya matahari.
Telur Emas
Alkisah, ada seekor angsa yang dapat mengeluarkan sebutir telur emas setiap hari. Angsa itu dimiliki seorang petani dan istrinya yang merasa bisa hidup nyaman serta berkecukupan berkat telur tersebut.
Namun, pada suatu hari, tiba-tiba saja terbersit ide di benak petani tersebut, “Kenapa aku harus mendapatkan satu telur per hari? Kenapa tidak kuambil semuanya sekaligus dan jadi kaya raya?” pikirnya. Istrinya ternyata setuju dengan ide tersebut.
Mereka pun menyembelih si angsa dan membelah perutnya. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat perut angsa itu hanya berisi daging dan darah. Tak ada telur sama sekali, apalagi emas.
ADVERTISEMENT
Sang petani dan istri menangis sejadi-jadinya karena tak ada sumber penghasilan tetap yang bisa mereka andalkan lagi. Mereka harus bekerja keras untuk menyambung hidup esok hari.
Tempurung Kura-Kura
Terdapat seekor kura-kura yang sedang memerhatikan burung-burung terbang. Ia berharap ada seekor burung yang membawanya terbang untuk melihat keindahan hutan dari atas. Namun, ia merasa hal itu tidaklah mungkin karena tempurungnya yang berat.
Suatu hari, datanglah seekor angsa dan membantu Kura-kura untuk mewujudkan keinginannya untuk terbang. Namun si angsa memiliki satu syarat yakni, saat Kura-kura berada di atas, jangan pernah berbicara padanya atau siapapun.
Kura-kura pun setuju dan akhirnya bisa terbang dengan menggigit ranting yang dibawa si angsa. Ia pun merasa bahagia melihat keindahan hutan dari atas.
ADVERTISEMENT
Namun, saking takjubnya si kura-kura pun lupa dengan syarat yang diberikan angsa. Ia tidak sengaja mengatakan, “Wah”, sehingga kura-kura tersebut terjatuh dengan keras di bebatuan. Beruntung, ia selamat berkat tempurung yang di miliki, namun karena kejadian itu tempurungnya menjadi bercorak seperti sekarang.
Si Pengembala Biri-biri
Di suatu desa hiduplah seorang penggembala biri-biri yang setiap harinya bertugas menggembalakan peliharaannya di padang rumput yang luas. Karena terus melakukan kegiatan yang sama, ia merasa bosan.
Suatu hari, terbesit di pikirannya untuk mengerjai orang-orang desa sebagai hiburan. Ia pun berlari menuju desa sambil berteriak ketakutan, “Ada serigala! Ada serigala!”. Masyarakat setempat berlari menuju padang rumput untuk mengusir serigala tersebut.
Tetapi sesampainya di sana, tak ada serigala sama sekali, melainkan hanya si pengembala biri-biri yang tertawa terbahak-bahak. Melihat sang pengembala tersebut, warga merasa tertipu.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemudian, anak itu kembali berteriak-teriak minta pertolongan. Lagi-lagi penduduk desa berlari ke padang rumput. Namun mereka ternyata tertipu untuk kedua kalinya.
Suatu hari menjelang sore, tiba-tiba saja serigala sungguhan muncul dari dalam hutan. Si pengembala biri-biri pun berteriak ketakutan minta bantuan. Namun kali ini, penduduk desa tak mau percaya padanya.
Serigala itu pun dengan leluasa membunuh dan menyantap biri-biri yang ada di sana. Sementara si pengembala itu hanya bisa melihat dari kejauhan dan bingung memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Pohon Apel
Suatu masa, terdapat sebuah pohon apel yang sangat besar, rimbun, dan banyak sekali berbuah yang manis dan berwarna merah. Seorang anak kecil senang sekali main di sekitar pohon itu.
ADVERTISEMENT
Namun, saat beranjak semakin besar anak kecil itu sudah tidak lagi bermain di sana lagi dan membuat si Pohon Apel bersedih. Suatu hari si anak yang sudah tumbuh remaja itu datang ke tempat Pohon Apel.
Hai anak muda kemarilah bermain-main di sekelilingku” kata si Pohon Apel. Lalu, anak itu berkata, "Aku tidak sempat bermain, aku kelaparan, tidak punya uang, dan aku tidak tahu harus berbuat apa."
Lalu si pohon memberikan semua buah apel yang dimilikinya untuk anak tadi. Si Anak senang sekali dan menjual buah tersebut di pasar hingga ia bisa mendapatkan uang.
Lama si Anak tidak datang lagi dan membuat si Pohon Apel kesepian kembali. Beberapa tahun setelahnya si Anak kembali, dan pohon apel senang sekali. Bertahun-tahun lamanya si Anak tak kembali lagi. Si Pohon Apel benar-benar merasa kesepian. Namun suatu hari si anak kembali lagi, wajahnya sudah tua, tubuhnya sudah bungkuk.
ADVERTISEMENT
Namun si Pohon Apel masih tetap mengenalinya. “Apa lagi yang kau butuhkan nak? Aku sudah tidak memiliki apa-apa. Buahku sudah habis, batangku pun sudah kau tebang. Aku hanya memiliki akar saat ini,” ucap si Pohon Apel. “Aku hanya membutuhkan tempat beristirahat untuk tempat tinggal abadiku dan aku memilih tempat ini di dekatmu. Karena kamu adalah teman terbaikku,” ungkap si anak.
Mendengar hal itu, sang pohon merasa sangat senang. Si anak yang sudah menjadi kakek-kakek itu pun meninggal dan dikuburkan di dekat pohon apel tersebut.
(DNA)