Konten dari Pengguna

Hari Pria Internasional 2022: Tema dan Sejarah Peringatannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
19 November 2022 9:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mmeperingati Hari Pria Internasional. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mmeperingati Hari Pria Internasional. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Setiap tanggal 19 November, seluruh laki-laki di dunia merayakan Hari Pria Internasional atau International Men’s Day secara serentak. Peringatan ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi yang dilakukan para pria untuk keluarga maupun komunitas mereka.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, peringatan Hari Pria Internasional mengusung tema “Helping Men and Boys”. Dikutip dari laman resmi International Men’s Day, tema ini dipilih karena momen istimewa tersebut jatuh tepat satu hari sebelum perayaan Hari Anak Internasional yang diperingati pada 20 November.
Hari Pria Internasional diharapkan dapat mendorong para pria untuk mengajari anak laki-laki mereka tentang nilai, karakter, dan tanggung jawab menjadi seorang pria. Dengan menjadi seorang pemimpin yang diteladani banyak orang, mereka dapat membantu mewujudkan kehidupan yang adil, aman, dan sejahtera.
Hari Pria Internasional biasanya diperingati dengan mengadakan berbagai kegiatan, mulai dari seminar publik, forum, konferensi, festival dan penggalangan dana, hingga pertunjukkan seni di sekolah.
Selain itu, Anda juga dapat merayakan momen tersebut dengan mem-posting ucapan selamat Hari Pria Internasional di media sosial disertai tagar, seperti #internasionalmensday, #celebratemen, #thankmantoday, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT

Sejarah Hari Pria Internasional

Ilustrasi pria. Foto: Unsplash
Sejarah Hari Pria Internasional sejatinya telah digagas sejak tahun 1960-an. Mengutip laman International Day, kala itu seorang jurnalis Amerika bernama John P. Harris menulis sebuah tajuk rencana yang menyoroti adanya ketidakseimbangan dalam sistem Soviet.
Dalam tajuk tersebut, Harris mengungkapkan keresahannya terhadap budaya yang mempromosikan Hari Perempuan Internasional untuk pekerja perempuan tapi tidak melakukan hal yang sama bagi kaum laki-laki.
Harris menyatakan bahwa meski ia setuju dengan peringatan Hari Perempuan Internasional untuk merayakan kaum wanita, hari itu dianggap sebagai cacat dalam sistem komunis.
Kemudian pada awal 1990-an, Direktur Pusat Studi Pria Missouri, Thomas Oaster, mengundang organisasi di Amerika Serikat, Australia, dan Malta untuk mengadakan acara kecil sebagai perayaan Hari Pria Internasional pada bulan Februari.
Ilustrasi pria. Foto: Unsplash
Oaster berhasil menyelenggarakan acara tersebut selama dua tahun. Namun, mulai tahun 1995, perayaan itu kurang diminati oleh orang pada umumnya. Hanya Malta satu-satunya negara yang terus merayakannya.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya pada tahun 1999, Hari Pria Internasional kembali dihidupkan di Trinidad dan Tobago oleh Jerome Teelucksingh. Dia menyadari bahwa meskipun ada Hari Ayah, tidak ada hari khusus untuk merayakan remaja laki-laki ataupun laki-laki yang tidak memiliki anak.
Teelucksingh pun memilih hari ulang tahun ayahnya, yakni 19 November, sebagai Hari Pria Internasional. Tanggal tersebut dipilih karena sang ayah telah menjadi teladan yang sangat baik baginya. Harapannya, kehadiran Hari Pria Internasional dapat memotivasi masyarakat untuk lebih menghargai peran penting pria dalam kehidupan mereka.
Sejak saat itu, Hari Pria Internasional diperingati pada 19 November setiap tahunnya. Hari ini tidak dimaksudkan untuk bersaing dengan Hari Perempuan Internasional, tetapi untuk menyoroti pentingnya kesehatan fisik dan mental laki-laki serta maskulinitas yang positif.
ADVERTISEMENT
(ADS)