Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hukum Bacaan Ra Tafkhim dan Tarqiq serta Contohnya
7 September 2021 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 15 Desember 2022 17:50 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Memahami ilmu tajwid dilakukan agar dapat membaca Alquran dengan benar. Sebab, membaca Alquran adalah ibadah yang memiliki keutamaan tinggi. Setiap huruf yang dibaca akan dinilai 10 kebaikan oleh Allah SWT.
Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya, dan aku tidak mengatakan satu huruf 'Alif Laam Miim' akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf." (HR. Tirmidzi)
Artinya, sebagai salah satu ilmu tajwid, hukum bacaan ra patut dipahami setiap Muslim . Hukum ra sendiri terbagi menjadi dua macam, yakni ra tafkhim dan tarqiq. Bagaimanakah penjelasan dan contoh hukum ra tafkhim dan tarqiq? Simak uraian berikut.
ADVERTISEMENT
Hukum Bacaan Ra Tafkhim dan Tarqiq
Mengutip buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid oleh Marzuki dan Choirol Ummah, tafkhim artinya menggemukkan atau menebalkan. Sedangkan secara istilah, tafkhim berarti ungkapan tentang ketebalan yang masuk pada suara huruf ketika diucapkan sehingga memenuhi mulut dengan gemanya.
Sementara tarqiq artinya menguruskan atau menipiskan. Secara istilah, tarqiq berarti ungkapan tentang kekurusan yang masuk pada suatu huruf ketika diucapkan sehingga mulut tidak bisa penuh dengan gemanya.
Huruf ra dibaca tafkhim atau tebal apabila berharakat fathah, fathahtain, dhammah, dhammahtain, dan sukun yang huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhammah. Sedangkan huruf ra dibaca tarqiq atau tipis apabila berharakat kasrah, kasrahtain, dan sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah.
ADVERTISEMENT
Sebagai tambahan, selain tafkhim dan tarqiq, terdapat pula huruf ra yang boleh dibaca tebal atau tipis. Hal ini terjadi apabila huruf ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah, sedang huruf sesudahnya adalah huruf isti'la yang berharakat kasrah.
Contoh Ra Tafkhim
1. QS. Al-Fiil ayat 1
أَلَمْ تَرَ
Keterangan: huruf ra berharakat fathatah.
2. QS. Al-Lahab ayat 3
سَيَصْلَىٰ نَارًا
Keterangan: huruf ra berharakat fathahtain.
3. QS. Al-Kautsar ayat 2
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
Keterangan: huruf ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.
Contoh Ra Tarqiq
1. QS. An-Nisa ayat 1
رِجَالًا كَثِيرً
Keterangan: huruf ra berharakat kasrah di awal kata.
2. QS. Al-Fajr ayat 1
وَٱلْفَجْرِ
Keterangan: huruf ra berharakat kasrah di akhir kata.
ADVERTISEMENT
3. QS. Al-Baqarah ayat 6
أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ
Keterangan: huruf ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.
(AFM)