Konten dari Pengguna

Hukum I’tiqadiyah: Pengertian dan Kandungannya dalam Al-Quran

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
13 September 2022 18:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penerapan hukum i'tiqadiyah. Foto: Mongkolchon Akesin/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penerapan hukum i'tiqadiyah. Foto: Mongkolchon Akesin/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Al-Quran merupakan sumber fiqh pertama dan paling utama dalam Islam. Di dalamnya terdapat berbagai kaidah yang tidak akan terpengaruh meski terjadi perubahan zaman dan tempat. Kaidah-kaidah tersebut wajib diimani umat Muslim sebagai pedoman hidup.
ADVERTISEMENT
Al-Quran memuat sisi-sisi hukum Islam yang mencakup berbagai bidang. Secara garis besar, kandungan hukum dalam Al-Quran ada tiga, salah satunya yaitu hukum i’tiqadiyah.
Mengutip buku Struktur Konseptual Ushul Fiqh tulisan Iendy Zelviean Adhari dkk., hukum i’tiqadiyah adalah hukum yang berkaitan dengan akidah atau keimanan. Misalnya, kewajiban para mukallaf dalam mengimani Allah, malaikat, kitab, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan ketetapan Allah (qadha dan qadar).
Hukum I'tiqadiyah tercermin dalam dasar aqidah Islam yang dikenal umat Muslim sebagai rukun iman. Agar lebih memahaminya, berikut isi hukum I’tiqadiyah yang perlu diketahui umat Muslim.

Isi Hukum I’tiqadiyah

com-Ilustrasi menjalankan ibadah Sholat Foto: Shutterstock

1. Iman kepada Allah

Disebutkan dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi oleh Furqon Syarief Hidayatulloh, S.Ag., M.Pd.I., iman kepada Allah mencakup keimanan kepada eksistensi atau keberadaan Allah, keimanan pada ketuhanan Allah, keimanan pada pemeliharaan-Nya atas segala sesuatu, dan keimanan pada kesempurnaan-Nya.
ADVERTISEMENT
Dalam Surat Al A’raf ayat 54, Allah berfirman: “Sesungguhnya Rabbmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maka penuh berkah Allah, Rabb semesta alam.

2. Iman kepada Malaikat

Malaikat adalah makhluk yang paling dimuliakan Allah SWT. Setiap malaikat memiliki tugasnya masing-masing dan umat Muslim harus mengimaninya. Dalam Surat An-Nisa ayat 172, Allah SWT berfirman:
Al-Masih sama sekali tidak enggan menjadi hamba Allah, dan begitu pula para malaikat yang terdekat (kepada Allah). Dan barangsiapa enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
ADVERTISEMENT

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah

Beriman kepada kitab-kitab Allah artinya meyakini bahwa Allah telah menurunkan wahyu-Nya kepada para rasul. Ada empat kitab yang telah diturunkan, yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Quran sebagai penyempurna.
Kaum Muslimin percaya bahwa Al-Quran adalah kitab Allah yang diturunkan kepada rasul utama, yaitu Muhammad SAW, sebagaimana telah diturunkan-Nya kitab-kitab kepada para rasul terdahulu.
Ilustrasi Al-quran. Foto: FS Stock/Shutterstock

4. Iman kepada Rasul

Umat Muslim percaya bahwa Allah telah memilih rasul terbaik untuk menjadi utusannya. Allah mewahyukan syariat-Nya kepada mereka dan mengamanatkan agar menyampaikannya sebagai bukti bagi manusia pada hari kiamat.
Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman rasul.” (QS. An-Nisa: 164)
ADVERTISEMENT

5. Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari kiamat artinya percaya bahwa kehidupan di dunia ini ada akhirnya dan tidak ada hari lagi sesudah hari tersebut. Datangnya hari kiamat menandai awal kehidupan yang kekal di akhirat.
Allah berfirman, “Dan sungguh, (hari) kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.” (QS. Al-Hajj: 7)

6. Iman kepada Qadha dan Qadar

Qadha adalah ketetapan Allah SWT sejak zaman azali, zaman sebelum alam semesta diciptakan. Sedangkan, qadar adalah perwujudan dari qadha dalam kadar tertentu sesuai yang dikehendaki-Nya.
Rasulullah SAW bersabda, “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)
Iman kepada qadha dan qadar berarti umat Muslim yakin bahwa Allah telah menentukan nasib manusia. Kelahiran, kematian, hingga rezeki, semuanya merupakan ketetapan Allah yang tidak bisa diganggu gugat.
ADVERTISEMENT
(ADS)