Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Husnudzon Kepada Allah, Sikap Berprasangka Baik yang Wajib Dimiliki umat Muslim
11 Februari 2021 7:06 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Husnudzon adalah salah satu sikap terpuji yang harus dimiliki umat Muslim . Husnudzon berasal dari bahasa Arab “husnu” yang memiliki arti baik, sementara az-zan berarti prasangka. Dari kedua kata tersebut, Husnudzon memiliki arti berprasangka baik.
ADVERTISEMENT
Secara istilah, Husnudzon adalah sikap dan cara pandang yang menyebabkan seseorang melihat sesuatu secara positif atau mampu melihat dari sisi positif. Setiap Muslim dianjurkan untuk mengedepankan sikap Husnudzon dalam menghadapi sesuatu yang datang kepadanya.
Namun, Islam juga menekankan untuk tetap bersikap hati-hati dalam menghadapi sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Sikap positif yang melandasi pandangan seseorang, tidak boleh mengabaikan sikap hati-hati agar tidak terjerumus ke dalam kesalahan.
Husnudzon akan mengantarkan hidup seseorang ke dalam kehidupan yang lebih indah, bermakna, dan damai. Sebaliknya, seseorang yang pikirannya senantiasa diselimuti sikap Suudzon, akan memandang sesuatu dengan kejelekan yang membuat hidupnya tidak akan tenang.
Husnudzon dibagi menjadi tiga, yaitu Husnudzon kepada Allah SWT, Husnudzon kepada diri sendiri, dan Husnudzon kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
Pembahasan kali ini, akan mengulas lebih jauh tentang Husnudzon kepada Allah SWT yang dikutip dari Buku Jalan Menggapai Ridho Illahi karangan Wulan Fitrayana (2019:226).
Husnudzon kepada Allah SWT
Sikap Husnudzon kepada Allah SWT adalah berbaik sangka kepada Allah SWT atas apapun yang telah dialami dan dihadapi dalam kehidupan manusia. Saat Allah SWT telah menetapkan sesuatu untuk manusia, ada kalanya manusia merasa tidak suka, tidak cocok, bahkan marah dengan ketetapan tersebut.
Meskipun demikian, manusia harus senantiasa mengedepankan prasangka baik kepada Allah SWT. Sebab, manusia tidak akan pernah tahu ada hikmah apa yang akan mengiringi ketetapan atau kejadian tersebut.
Husnudzon kepada Allah terbagi menjadi beberapa bentuk. Di antaranya adalah Husnudzon dalam ketataan kepada Allah SWT, Husnudzon dalam nikmat Allah SWT, Husnudzon dalam Menghadapi Ujian dari Allah SWT, dan Husnudzon dalam Melihat Ciptaan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
1. Husnudzon dalam ketataan kepada Allah SWT
Husnudzon dalam ketaatan kepada Allah SWT harus menjadi hal utama yang tertanam pada perasaan dan pikiran manusia. Meskipun hati manusia belum bisa merasakan kebenaran peraturan atau ketetapan Allah SWT, dan pikiran manusia terkadang melihat ada hal lain yang lebih baik menurut pendapat manusia, sebagai Muslim yang baik tidak ada sikap yang akan diambil selain sami’na waata’na, yang artinya “Kami dengar perintah-Mu ya Allah, dan kami taat”.
Apa pun yang diturunkan Allah SWT kepada manusia pasti merupakan aturan yang terbaik untuk dijalaninya. Pasti ada hikmah besar di balik semua aturan yang Allah SWT turunkan untuk manusia. Meskipun keterbatasan pikiran dan perasaan manusia belum bisa melihatnya.
ADVERTISEMENT
2. Husnudzon dalam nikmat Allah SWT
Allah SWT akan memberikan nikmat kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Nikmat dapat berupa harta, kesehatan, kesempatan, dan masih banyak lagi. Allah SWT memberikan nikmat kepada manusia dengan maksud dan tujuan tertentu.
Husnudzon kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan, dapat diwujudkan dengan memperbanyak syukur dan merenungkan apa sebenarnya maksud Allah SWT memberikan nikmat tersebut kepada manusia.
3. Husnudzon dalam Menghadapi Ujian dari Allah SWT
Dalam keadaan tertimpa ujian dan musibah, manusia harus semakin mempertebal rasa Husnudzon kepada Allah SWT. Apapun yang dialami dalam kehidupan manusia, pasti memiliki hikmah yang besar di masa mendatang.
Ada kalanya manusia merasa tidak nyaman dan tidak terima dengan suatu keadaan, padahal sebenarnya menurut Allah SWT ujian tersebut baik untuk manusia yang mengalaminya. Oleh karena itu, saat ujian datang, bersabarlah dan berbaik sangkalah kepada Allah SWT. Dalam hal ini Nabi Ayyub AS telah memberikan contoh terbaiknya.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah hadis qudsi dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Allah berfirman sebagai berikut: ”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan." (H.R.Tabrani dan Ibnu Hibban)."
4. Husnudzon dalam Melihat Ciptaan Allah SWT
Setiap makhluk yang diciptakan Allah SWT pasti memiliki maksud dan tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan di bumi ini. Husnudzon kepada Allah SWT dalam hal ini ditunjukan dengan meyakini bahwa tidak ada satu pun yang menjadi sia-sia dalam ciptaan Allah SWT. Dengan menanamkan sikap ini, manusia akan lebih memerhatikan keadaan lingkungan sekitarnya dengan penuh penghormatan kepada Sang Pencipta.
(VIO)