news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ilmu Kalam: Pengertian, Ruang Lingkup Pembahasan, dan Golongannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
8 Februari 2022 16:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilmu kalam berasal dari Alquran dan hadits. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilmu kalam berasal dari Alquran dan hadits. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Pembahasan tentang ilmu kalam erat kaitannya dengan dasar-dasar agama Islam. Ilmu ini penting untuk dibahas, terutama bagi mereka yang ingin memperdalam agama Islam. Apa itu ilmu kalam?
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, ilmu kalam artinya perkataan atau pembicaraan yang melibatkan logika. Mengutip buku Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan tulisan Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc., M.A (2017: 45), ilmu kalam adalah pembahasan mengenai Allah SWT dan Rasul-Nya dengan bukti-bukti yang logis.
Yang dibahas dalam ilmu kalam adalah masalah ketuhanan dengan memadukan dasar-dasar naqliyah dan aqliyah. Argumen naqliyah berasal dari dalil-dalil Alquran dan hadits. Sementara argumentasi aqliyah berasal dari pemahaman metode berpikir filosofis.
Ilmu kalam juga kerap diidentikkan dengan ilmu tauhid atau teologi. Oleh sebab itu, mempelajari ilmu ini amat dianjurkan, apalagi jika ingin memperkuat pengetahuan tentang hakikat penciptaan manusia di muka bumi ini.
Lebih jelasnya, berikut ruang lingkup pembahasan ilmu kalam dan firqoh-firqohnya.
Ilustrasi mengimplementasikan ilmu kalam dengan meyakini keberadaan Allah. Foto: Freepik

Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Kalam

Pada dasarnya, ilmu kalam membahas tentang ketuhanan. Tentu hal ini sangat berkaitan dengan keimanan atau keyakinan seseorang akan keberadaan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Merujuk pada buku Ilmu Kalam (Khazanah Intelektual Pemikiran dalam Islam) oleh Jamaluddin dkk (2019: 87), ruang lingkup pembahasan ilmu kalam adalah sebagai berikut:
Sedangkan hal-hal yang bertentangan dengan ilmu kalam adalah kekafiran, kemusyrikan, kemurtadan, dan kemunafikan.
Orang yang telah mempelajari ilmu kalam bukan berarti ia sudah pasti kuat imannya. Sebab, keimanan seseorang bisa berubah-ubah, bergantung pada dinamika kehidupan yang dijalani. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS Al Isra ayat 36 yang berbunyi:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
Ilustrasi mempelajari ilmu kalam. Foto: Freepik

Macam-Macam Firqoh Ilmu Kalam

Dalam beberapa hadits, tertulis bahwa ada beberapa firqoh atau golongan yang berselisih paham dalam hal memahami maupun menjalankan ajaran Islam. Golongannya terbagi menjadi empat kelompok, yaitu firqoh khawarij, murjiah, jabariyah, dan qadariyah.
ADVERTISEMENT
1. Firqoh Khawarij
Golongan Khawarij menentang keras golongan Ali bin Abi Thalib dan Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Dalam ajaran mereka, orang-orang yang melakukan dosa besar maupun kecil akan dijatuhi hukum kafir.
Selain itu, golongan ini juga tidak mengakui jabatan Ali sebagai khalifah. Sebab, mereka meyakini bahwa yang berhak menduduki jabatan sebagai khalifah adalah orang yang tidak pernah melakukan dosa.
2. Firqoh Murjiah
Firqoh Murjiah adalah golongan yang muncul karena tak sepaham dengan firqoh Khawarij. Golongan ini memilih bersifat netral. Mereka meyakini bahwa perbuatan dosa yang dilakukan manusia, baik besar atau kecil, tidak patut dihukumi kafir maupun mukmin. Semua itu dikembalikan kepada hak prerogatif Allah di hari pembalasan kelak.
3. Firqoh Jabariyah
ADVERTISEMENT
Golongan ini muncul karena menentang kebijakan politik Bani Umayyah yang dianggap kejam. Mereka meyakini bahwa apapun yang dilakukan manusia, baik maupun buruk, adalah kuasa Allah SWT. Manusia tidak memiliki kuasa apapun untuk menentukannya.
4. Firqoh Qadariyah
Firqoh Qadariyah muncul bersamaan dengan golongan Jabariyah. Mereka menentang kebijakan politik Bani Umayyah yang terlampau kejam.
Dalam pemahamannya, mereka meyakini bahwa Allah itu adil. Allah akan menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan memberi pahala kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Atas dasar ini, manusia bebas menentukan nasibnya sendiri, mau menjadi hamba yang baik atau buruk.
(VIO)