Konten dari Pengguna

Informasi Penting tentang Raden Ajeng Kartini dan Perjalanan Hidupnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
13 Maret 2022 10:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Raden Ajeng Kartini. Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Raden Ajeng Kartini. Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai sosok yang gigih memperjuangkan hak perempuan. Beliau berhasil menegakkan emansipasi wanita dan menciptakan persamaan gender di masa penjajahan.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan Kartini lantaran ia menilai keberadaan perempuan tidak lagi dihargai. Perempuan hanya diperbolehkan mengurus pekerjaan rumah, dapur, dan anak tanpa mengenyam pendidikan yang semestinya.
Padahal, perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama seperti laki-laki. Berdasarkan hal itu, R.A Kartini pun bertekad untuk mengangkat derajat perempuan.
Atas jasanya ini, kisah perjuangan R.A. Kartini banyak diabadikan dalam buku-buku sejarah. Untuk mengetahui informasi penting tentang Raden Ajeng Kartini, simak biografi beliau selengkapnya.

Biografi Raden Ajeng Kartini

Raden Ajeng Kartini Djojo Adiningrat atau yang lebih dikenal dengan R.A. Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879. Beliau merupakan putri dari Bupati Jepara yang bernama Raden Mas Sosroningrat.
Ilustrasi Raden Ajeng Kartini. Dok: Wikimedia Commons
R.A. Kartini terlahir dari seorang Ibu yang berasal dari golongan biasa. Akan tetapi, eyangnya yang bernama Pangeran Ario Condronegoro IV merupakan sosok yang amat dihormati.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kartini: Sebuah Biografi Rujukan Figur Pemimpin Teladan karya Myrtha Soeroto, Condronegoro IV dikenal sebagai pejabat yang memiliki daya intelektual tinggi. Ia memiliki pandangan yang luas dan kritis serta menunjukkan banyak inisiatif.
Kecerdasan Condronegoro IV ini kemudian diwariskan kepada anak cucunya. Hingga akhirnya, Kartini tumbuh menjadi sosok yang cerdas dan berpikiran maju.
Sebagai keturunan Bangsawan, Kartini mengeyam pendidikan di ELS (Europes Lagere School). Karena tradisi yang ada, beliau hanya boleh bersekolah hingga umur 12 tahun.
Tradisi ini mengharuskan anak perempuan berdiam diri di dalam rumah dan menunggu pinangan laki-laki. Karena dinilai tidak adil, Kartini pun bertekad untuk mengubahnya.
Ilustrasi Raden Ajeng Kartini. Dok: Wikimedia Commons
Beliau mulai belajar bahasa Belanda dan baca tulis dari surat kabar, majalah, serta buku-buku. Tak hanya itu, beliau juga membaca karya berbahasa Belanda yang membuat pengetahuannya semakin luas.
ADVERTISEMENT
Mengutip skripsi berjudul Sejarah Perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam Kebangkitan Pendidikan Perempuan di Jawa oleh Faiqotul Himmah (2020), pada 12 November 1903, Kartini dipersunting oleh Bupati Rembang, K.R. M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Beruntung, suaminya mendukung keinginan Kartini.
Bahkan, ia mengizinkan Kartini membangun sekolah perempuan di pintu timur gerbang perkantoran Rembang. Ia juga mendukung segala bentuk perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan.
Kartini pun menyampaikan pemikirannya melalui tulisan yang dimuat oleh majalah perempuan Belanda, De Hoandsche Leile. Beliau juga mengirimkan surat kepada teman-temannya di Belanda, salah satunya Rosa Abendanon.
Singkat cerita, Kartini meninggal dunia setelah melahirkan anaknya, RM Soesalit Djojoadhiningrat. Beliau dimakamkan di Desa Bulu, Kabupaten Rembang.
Ilustrasi Raden Ajeng Kartini. Dok: Wikimedia Commons
Setelah meninggal, surat yang dikirim Kartini kepada teman-temannya dikumpulkan oleh Jacques Henrij Abendanon, Menteri Kebudayaan Agama dan Kerajinan Hindia Belanda. Kumpulan suratnya dibukukan dalam karya yang berjudul Door Duisternis tot Licht atau Dari Kegelapan menuju Cahaya.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Kartini membuahkan hasil, surat-suratnya telah mengubah pandangan Belanda terhadap perempuan Jawa. Beliau dikenal sebagai tokoh inspirasi di Indonesia.
Atas jasa-jasanya, pada 2 Mei 1964, Kartini diberikan gelar sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Presiden Soekarno. Tanggal lahirnya, yakni 21 April, ditetapkan sebagai Hari Kartini untuk mengingat kembali jasa-jasa beliau.
(MSD)