Konten dari Pengguna

Jenis Energi Terbarukan Laut yang Potensial untuk Dikembangkan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
27 Agustus 2024 18:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Energi Terbarukan Laut. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Energi Terbarukan Laut. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Energi terbarukan laut disebut sebagai salah satu sumber energi penghasil listrik yang potensinya besar sekali. Itu karena 70 persen permukaan bumi tertutupi oleh lautan.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Planete Energies, secara teknis para ahli memperkirakan bahwa laut berpotensi menghasilkan 150.000 terawatt (TW) energi per tahun. Jumlah ini sangat cukup untuk memenuhi 650 persen permintaan listrik di dunia.
Sayangnya, pemanfaatan energi laut bukan sesuatu yang mudah karena membutukanh peralatan dan perawatan yang mahal. Earth Reminder memperkirakan masih butuh waktu yang cukup lama bagi manusia untuk bisa memanfaatkan energi laut secara maksimal.
Namun, saat ini sudah ada beberapa jenis energi laut yang mulai diteliti dan dikembangkan para ahli. Apa saja?

Energi Terbarukan Laut

Ilustrasi Energi Terbarukan Laut. Foto: Pexels
Menurut laman Australian Renewable Energy Agency, energi terbarukan laut mengacu pada semua bentuk energi yang berasal dari komponen-komponen laut.
Saat ini ada tiga jenis komponen laut yang terus dikembangkan para ahli untuk menghasilkan energi listrik, yakni arus, pasang surut, dan termal laut. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang cara kerja ketiga komponen laut tersebut.
ADVERTISEMENT

1. Energi Arus Laut

Mengutip Earth Reminder, energi arus laut memanfaatkan energi kinetik pada arus laut yang bergerak secara vertikal atau horizontal untuk menghasilkan listrik. Untuk mengubahnua menjadi listrik membutuhkan sejumlah alat, yakni turbin, generator dan baterai.
Turbin akan ditambatkan ke dasar laut atau dibuat mengapung di tengah air. Nantinya, putaran turbin akan menghasilkan energi kinetik, lalu diteruskan ke generator untuk diubah menjadi energi listrik.
Fungsi baterai dalam proses ini adalah sebagai tempat penyimpanan energi yang telah dihasilkan generator. Dengan begitu, pasokan listrik ke masyarakat bisa terus terpenuhi meskipun periode debit arus laut sedang tidak stabil.

2. Energi Pasang Surut Laut (Energi Tidal)

Ilustrasi Energi Terbarukan Laut. Foto: Pexels
Energi pasang surut laut mengandalkan lonjakan besar air laut saat sedang pasang dan surut. Untuk mengubahnya menjadi listrik, dibutuhkan generator dan turbin yang ditancapkan di aliran pasang surut laut.
ADVERTISEMENT
Turbin akan mengambil energi dari aliran air yang jauh lebih padat dibandingkan udara. Kemudian energi itu dialirkan ke generator untuk menghasilkan aliran listrik yang dibutuhkan manusia.
Mengutip laman Pacific Northwest National Laboratory, energi dari pasang surut air laut ini lebih stabil dibandingkan energi angin ataupun energi surya. Itu karena pasang surut biasanya terjadi secara konsisten dan dapat diprediksi.

3. Energi Termal Laut

Perbedaan suhu antara air di permukaan laut dan di bagian yang lebih dalam dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Namun, dengan catatan perbedaannya mencapai minimal 20° C.
Merujuk pada laman US Energy Information Administration, air di permukaan laut yang hangat akan dipompa ke dalam evaporator untuk diubah menjadi uap. Nantinya, uap itulah yang menggerakkan turbin dan generator agar tercipta energi listrik.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, uap akan dikondensasikan menggunakan air dingin untuk membentuk air desalinasi. Air desalinasi tidak memiliki kadar garam lagi sehingga bisa dimanfaatkan manusia untuk pertanian hingga konsumsi harian.
Ragam konten berkualitas dan inklusif tentang inisiatif individu, komunitas, dan pemangku kepentingan untuk mendorong terciptanya bumi berkelanjutan hanya di kumparan.com/greeninitiative
(DEL)