Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Jujur dalam Islam: Pengertian dan Dalil-dalilnya
1 September 2021 18:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jujur merupakan ciri khas orang beriman. Sebaliknya, dusta adalah sifat orang munafik. Islam membimbing umatnya untuk selalu berlaku jujur, sebab kejujuran akan menanamkan kepercayaan orang lain kepada diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Mungkinkah Kita Jujur oleh Shafwat Abdul Fattah, jujur disebut sebagai shiddiq dan merupakan lawan kata dari dusta atau kidzb. Arti jujur ialah menyampaikan berita atau informasi dengan benar.
Sebagai makhluk yang paling mulia, Nabi Muhammad SAW tentu saja memiliki sifat jujur. Perkataan dan perbuatan beliau selalu dapat dipercaya dan tidak diragukan kebenarannya. Lantas, bagaimanakah Islam memandang sifat jujur? Simak dalil-dalilnya berikut ini.
Dalil tentang Anjuran Jujur dalam Islam
Mengutip buku Islam dalam Berbagai Dimensi oleh Daud Rasyid, berikut dalil-dalil dalam Al-Quran dan hadist yang menganjurkan umat Muslim untuk memiliki sifat jujur.
1. "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." (QS. at-Taubah: 119)
ADVERTISEMENT
"Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Ahzab: 24)
Dua dalil di atas menunjukkan bahwa Allah SWT sangat menganjurkan dan bahkan memerintahkan orang beriman agar bersifat jujur. Sedangkan, orang munafik akan disiksa atas kehendak-Nya.
2. "Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka." (QS. Muhammad: 21)
Dalil tersebut menerangkan bahwa dalam Islam, jujur ke sesama manusia adalah sebuah keharusan, terlebih kepada Allah SWT. Sebab, penghargaan dan kehormatan yang sesungguhnya harus diberikan kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
3. Diriwayatkan Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda, "jujur akan membawa kebaikan. Kebaikan adalah pangkal masuk syurga. Orang yang bersifat jujur akan dicatat Allah sebagai orang yang jujur di sisi-Nya. Sebaliknya, dusta akan menjerumuskan orang pada kejahatan. Sedangkan kejahatan adalah pangkal masuk neraka. Orang yang berdusta akan dicatat Allah sebagai orang pendusta disisi-Nya." (HR. Bukhari Muslim)
Dari hadist di atas, umat Islam dapat belajar bahwa orang yang jujur akan mendapat ganjaran berupa surga. Sebaliknya, orang yang dusta akan masuk ke dalam neraka.
4. "Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih." (QS. Al-Ahzab: 8)
Dalil di atas berbicara bahwa kejujuran akan dipertanggungjawabkan dan mendapat ganjaran yang setimpal. Sedangkan, bagi orang yang dusta dan kafir, akan mendapat siksa yang pedih di neraka.
ADVERTISEMENT
(AFM)