Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kehidupan di Alam Barzah, Perbatasan Antara Dunia dan Akhirat
30 Maret 2021 16:19 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara umum, alam barzah adalah alam yang membatasi antara dunia dan akhirat. Di alam inilah, manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia, baik dan buruknya.
Jika selama hidup senantiasa melakukan kebaikan, ia akan mendapat kenikmatan. Sebaliknya, jika selama hidupnya ia kerap berperilaku buruk, siksaanlah yang didapatnya.
“(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada pemisah sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana kehidupan yang terjadi di alam barzah?
Kehidupan di Alam Barzah
Dijelaskan oleh Imam Abdus Salam al-Laqqoni dalam kitab Ithaaful Muriid bahwa setelah jenazah selesai dikuburkan dan para pelayat meninggalkannya, Allah akan mengembalikan kemampuan panca indera, akal, dan ruhnya ke dalam jasadnya.
Setelah semuanya dikembalikan oleh Allah, datanglah dua malaikat, yaitu Munkar dan Nakir. Dijelaskan dalam hadits bahwa keduanya akan datang dengan ciri-ciri berwarna hitam, mata biru, dan suara seperti kilat.
Tak hanya itu, apabila mereka berbicara, keluar dari mulut mereka sesuatu seperti api. Sementara, di tangan keduanya ada godam besar dari besi yang bisa meluluhlantakan bumi.
Kemudian Munkar dan Nakir akan mempertanyakan keimanan manusia selama hidup di dunia. Karena itu, keturunan, pangkat martabat, kekayaan dan segala hal duniawi lainnya tidak akan berarti. Hanya imanlah yang akan menjawabnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lengkapnya, Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab ‘Nurruz Zalam’ menjelaskan, pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir terdiri dari delapan pertanyaan, yaitu “Siapa Tuhanmu?” “Apa agamamu?”, “Siapa Nabimu?”, “Apa Kiblatmu?”, “Siapa Saudaramu?”, “Siapa Imammu?”, “Apa pedomanmu?”, dan “Apa amal perbuatanmu?”.
Orang mukmin yang mendapat petunjuk dari Allah SWT, maka akan menjawabnya dengan mudah. “Tuhanku adalah Allah, Islam adalah agamaku, Muhammad adalah nabiku dan dia adalah penutup para nabi, Kakbah adalah kiblatku, orang-orang mumin adalah saudaraku, Alquran adalah imamku, Sunnah adalah pedomanku, dan aku membaca Alquran, mengimaninya, dan mempercayai isi yang ada di dalamnya.”
Sementara bagi mereka yang tidak mendapat petunjuk dari Allah SWT hanya akan menjawab “Ha! Aku tidak tahu!”
Tak sampai di situ, Imam Tirmidzi meriwayatkan, jika seseorang dapat menjawab pertanyaan, malaikat Munkar dan Nakir akan berkata, “Tidurlah, sebagaimana tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut.”
ADVERTISEMENT
Namun, bagi mereka yang tidak bisa menjawabnya akan dipukul dengan godam dan merasakan azab sampai hari kebangkitan tiba.
(ADS)