Konten dari Pengguna

Kehidupan Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya Kerajaan Kutai

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
27 Desember 2020 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Lama Prasasti Yupa Kerajaan Kutai di Museum Nasional, ca 1930 dan 1955. (KITLV). Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Foto Lama Prasasti Yupa Kerajaan Kutai di Museum Nasional, ca 1930 dan 1955. (KITLV). Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
ADVERTISEMENT
Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan Hindu-Buddha tertua di Indonesia. Hal ini didasarkan pada peninggalan sejarah berupa Yupa yang diperkirakan berasal dari abad ke-5 Masehi.
ADVERTISEMENT
Pusat Kerajaan Kutai terletak di daerah Muarakaman di tepi Sungai Mahakam. Namun wilayah kekuasaannya cukup luas, yakni mencakup hampir seluruh Kalimantan Timur.
Dari Yupa diketahui pula corak kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya Kerajaan Kutai. Ingin tahu lebih banyak tentang kerajaan satu ini? Simak penjelasannya berikut ini:

Kehidupan Politik Kerajaan Kutai

Yupa menjelaskan tentang silsilah para pemimpin Kerajaan Kutai. Adapun raja-raja yang pernah pemimpin Kutai yakni:
Kudungga merupakan pendiri Kerajaan Kutai. Kudungga awalnya merupakan seorang kepala suku. Dilihat dari namanya, Kudungga masih menggunakan nama lokal yang tidak berbau India.
Oleh sebab itu para ahli berpendapat saat Kudungga menjadi raja pengaruh agama Hindu baru mulai masuk ke nusantara. Kudungga kemudian mewariskan tahta kepada keturunannya.
ADVERTISEMENT
Kudungga mempunyai putra bernama Aswawarman yang menjadi raja. Dalam Yupa ia disebut seperti Dewa Ansuman (Dewa Matahari) dan memiliki julukan Wamsakerta atau pembentuk keluarga/dinasti Hindu.
Alasannya adalah karena Aswawarman diperkirakan merupakan raja pertama yang telah menganut agama Hindu saat ia memimpin.
Beberapa ahli mengatakan bahwa saat Kudungga memimpin, ia belum menganut agama Hindu. Saat itu ia masih berperan sebagai kepala suku yang pada akhirnya mempunyai keturunan sebagai raja-raja Kutai.
Di masa pemerintahan Aswawarman, Kerajaan Kutai mulai memperluas wilayahnya. Aswawarman memiliki tiga orang putera, salah satunya adalah Mulawarman.
Mulawarman merupakan raja terbesar di Kutai. Kerajaan Kutai berada pada puncak kejayaannya di masa sang raja. Wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Saat itu rakyat Kutai diketahui hidup sejahtera dan makmur.
ADVERTISEMENT

Kehidupan Ekonomi

Potret Udara Kawasan Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
Dikutip dari buku Sejarah Indonesia Kelas X Edisi Revisi 2014 terbitan Kemdikbud, Kerajaan Kutai terletak di tepi sungai Mahakam sehingga masyarakatnya banyak berpencaharian di bidang pertanian.
Selain pertanian, mereka juga melakukan perdagangan. Bahkan diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang dengan bangsa luar. Sebab jika dilihat dari letak geografisnya, Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara China dan India.
Jalur perdagangan internasional dari India melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan sampai di China. Dalam pelayarannya para pedagang diperkirakan singgah terlebih dahulu di Kutai.
Oleh sebab itu Kutai semakin ramai dan rakyat hidup makmur. Kemakmuran Kutai tercermin dari kedermawanan Raja Mulawarman. Dikisahkan ia mengadakan kurban emas dan 20.000 ekor lembu untuk para brahmana.
ADVERTISEMENT

Kehidupan Sosial Budaya

Dalam Prasasti Yupa tertulis bahwa masyarakat sudah banyak yang menganut agama Hindu, sehingga pola pengaturan kerajaan kepada masyarakat sangat teratur seperti pemerintahan Kerajaan India.
Masyarakat di Kerajaan Kutai dapat menerima unsur budaya luar (India), namun tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
Contohnya prasasti berbentuk Yupa yang menggunakan huruf Pallawa menunjukkan adanya pengaruh dari India Selatan. Sedangkan Yupa sendiri merupakan bentuk perkembangan dari menhir, kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia zaman Megalitikum.
Kehidupan budaya Kerajaan Kutai juga sudah maju. Hal ini dibuktikan dengan upcacara penghinduan Vratyastoma. Di masa Raja Mulawarman, upacara tersebut telah dipimpin oleh pendeta Brahmana yang merupakan orang lokal.
Artinya kala itu telah ada kaum Brahmana asli nusantara yang memiliki kemampuan intelektual tinggi, khususnya penguasaan terhadap bahasa Sansekerta.
ADVERTISEMENT
(ERA)