Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kehidupan Zaman Megalitikum beserta Peninggalannya
15 Desember 2020 20:11 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zaman megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar. Disebut zaman batu besar karena pada masa itu manusia menggunakan batu berukuran besar sebagai peralatan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Ahli arkeolog menyebutkan ciri-ciri zaman megalitikum terletak pada fosil yang ditemukan. Di mana di zaman megalithikum terdapat banyak sekali peninggalan berupa kapak batu, rumah batu, dan perlengkapan lain yang juga terbuat dari batu.
Pada zaman batu ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat.
Berikut ulasan lengkap mengenai kehidupan zaman megalitikum beserta peninggalannya.
Ciri-ciri Zaman Megalitikum
Berikut ciri-ciri kehidupan zaman batu besar:
Kehidupan Zaman Megalitikum
1. Kehidupan Sosial
ADVERTISEMENT
Pada zaman ini, sudah terdapat pemberlakuan norma dan aturan yang wajib ditaati oleh penduduknya. Selain itu di zaman megalitikum, sistem hukum rimba (primus interpercis) yakni memilih yang terkuat dari yang terkuat juga telah diberlakukan.
2. Kehidupan Kebudayaan
Megalitikum meninggalkan kebudayaan yang cukup unik dan menarik. Bahkan di zaman modern sekarang ini, kita masih bisa menemui kebudayaan tersebut. Salah satunya di Indonesia yang masih tetap melestarikan kebudayaan di zaman megalitikum.
Contohnya adalah peninggalan pundek berundak yang digunakan sebagai bentuk adaptasi bangunan candi-candi hindu di Indonesia. Kemudian ada beberapa temuan lain, di antaranya ada kapak persegi, menhir, kubur batu dan masih banyak lagi.
3. Kehidupan Ekonomi
Pada kehidupan ekonomi ini, alat-alat yang dipakai pada zaman megalitikum yaitu berbahan dasar batu. Alat dari batu inilah yang digunakan untuk menunjang kegiatan bercocok tanam.
ADVERTISEMENT
4. Kehidupan Kepercayaan
Pada kehidupan kepercayaan ini, manusia mulai berinisiatif untuk mendirikan bangunan batu berukuran besar sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Budaya megalitikum inilah yang menjadi ciri khas asli dari nenek moyang Indonesia, sebelum menerima pengaruh dari hindu, islam, serta kolonial.
Peninggalan Zaman Megalitikum
Benda-benda peninggalan zaman ini meliputi:
1. Dolmen
Dolmen merupakan meja sesaji untuk menyembah nenek moyang yang terbuat dari batu. Dolmen memiliki bentuk pipih dan horizontal. Selain digunakan sebagai tempat menaruh sesaji, dolmen juga digunakan untuk menutup sarkofagus.
2. Kubur batu
Sesuai namanya, benda ini digunakan untuk menyimpan jenazah. Umumnya kubur batu digunakan untuk menguburkan jenazah ketua atau pemimpin daerah setempat. Kubur batu sendiri banyak ditemukan di Bali, Wonosari (Yogyakarta), Cepu (Jawa Tengah), dan Bondowoso (Jawa Timur).
ADVERTISEMENT
3. Sarkofagus
Sarkofagus atau yang pada zaman sekarang dikenal dengan peti jenazah yang bentuknya menyerupai lesung dan umumnya memiliki penutup. Pada dinding muka sarkofagus terdapat ukiran manusia dan bintang yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan Bondowoso.
4. Punden Berundak
Punden berundak merupakan banguan yang disusun secara bertingkat. Hal tersebut kemudian menjadi konsep dasar pembangunan candi-candi pada zaman kerajaan. Punden berundak digunakan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
5. Menhir
Menhir merupakan sebuah tugu batu tegak yang biasanya ditaruh di tempat tertentu untuk memeringati orang-orang yang telah meninggal. Hal ini berhubungan dengan konsep kepercayaan dinamisme.
Konsep dinamisme ini mengatakan bahwa arwah kakek dan nenek moyang atau orang telah meninggal, menetap di tempat-tempat tertentu dan orang yang masih hidup harus memberikan penghormatan.
ADVERTISEMENT
6. Arca Batu
Arca batu merupakan patung dengan bentuk menyerupai binatang atau manusia. Di Pasemah, Sumatera Selatan terdapat arca yang dinamakan batu gajah. Batu gajah merupakan bongkahan batu besar yang terdapat ukiran wajah manusia di atasnya. Ukiran tersebut dipercaya merupakan wujud dari nenek moyang.
7. Waruga
Di Bali, waruga merupakan kubur batu yang tidak memiliki tutup. Sementara di Minahasa, waruga yang ada merupakan waruga yang dikenal banyak orang. Waruga yang ada di Minahasa terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga layaknya atap rumah, sedangkan bagian bawah berbentuk kotak vertikal dengan rongga di tengahnya.
(VIO)