Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Keistimewaan Rabu Pahing dan Wataknya Menurut Primbon Jawa
18 Agustus 2022 7:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam budaya Jawa, primbon adalah gambaran mengenai baik buruknya sesuatu berdasarkan perhitungan Jawa dan tanda-tanda yang menyertainya. Primbon sudah menjadi tradisi yang diturunkan nenek moyang sejak zaman dahulu.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian masyarakat Jawa yang masih memercayainya, perhitungan primbon digunakan untuk meramalkan nasib atau peristiwa yang mungkin terjadi pada seseorang, mulai dari peruntungan karier, keuangan, hingga pernikahan.
Jika perhitungannya buruk, artinya akan ada hal buruk yang terjadi pada orang tersebut. Hal ini bisa dijadikan petunjuk untuk selalu waspada dan berhati-hati. Sebaliknya, jika perhitungan primbon itu baik dapat menjadi motivasi tersendiri bagi seseorang dalam menjalani kehidupan.
Perhitungan dalam primbon itu pun melahirkan weton , yaitu lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon) yang dikombinasikan dengan tujuh hari dalam seminggu (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat).
Menurut Lilik Purwantu dalam buku Weton Penentu Praktik Manajemen Laba, masing-masing weton mempunyai makna berbeda-beda yang bisa menentukan watak, perilaku, dan nasib seseorang.
ADVERTISEMENT
Salah satu weton yang diketahui adalah Rabu Pahing. Lalu, bagaimana watak dan dan keistimewaan seseorang yang lahir Rabu Pahing menurut primbon Jawa? Simak ulasannya dalam artikel berikut.
Keistimewaan Rabu Pahing
Mengutip buku Kitab Primbon Jawa tulisan R. Gunasasmita, seseorang yang lahir di hari Rabu dikenal sebagai sosok yang sangat baik terhadap orang lain. Mereka lugas dan tegas dalam perkataan dan perbuatan sehingga mudah bergaul.
Menurut primbon, tabiat orang yang lahir pada hari Rabu dipengaruhi oleh peredaran bumi, sehingga mereka cenderung berani menanggung risiko. Ditambah dengan kehidupannya yang berkecukupan, mereka suka membantu orang lain tanpa pandang bulu.
Di sisi lain, pemilik hari pasaran Pahing disebut memiliki sifat “Chendana”, yaitu memiliki keinginan atau cita-cita yang tinggi. Orang dengan hari pasaran ini sangat menyukai tantangan dan hal-hal baru di luar zona nyamannya.
ADVERTISEMENT
Namun, watak baik yang dimiliki masing-masing hari pasaran dan hari umum tersebut justru berbanding terbalik jika kedua hari tersebut digabungkan. Menurut perhitungan Jawa , pemilik weton Rabu Pahing memiliki watak keras kepala, angkuh, dan tidak mau disaingi.
Selain itu, mengutip buku Primbon Wanita oleh Rini Widayanti, seorang wanita yang lahir pada hari tersebut adalah sosok yang mudah iri hati terhadap sesama. Mereka tidak suka jika ada orang lain yang menyainginya dalam hal apa pun.
Jumlah neptu Rabu Pahing adalah 16. Jumlah tersebut diketahui memiliki nasib pernikahan yang kurang beruntung. Peruntungan itu bisa jadi adalah imbas dari sifatnya yang sangat cemburuan terhadap pasangan.
Menurut pemilik weton Rabu Pahing, itu adalah cara menegaskan kepemilikannya atas pasangan, sehingga tidak ada kesempatan sedikit pun bagi orang lain untuk mendekati pasangannya.
ADVERTISEMENT
Di balik sikap buruknya itu, keistimewaan Rabu Pahing terletak pada pergaulannya. Mereka dikenal sebagai sosok yang supel dan mudah beradaptasi dalam lingkungan baru.
Orang yang lahir di hari Rabu Pahing pintar memilih kata-kata saat berbincang dan memiliki gaya bicara yang menyenangkan. Sehingga mudah bagi mereka untuk mendapatkan teman baru.
Mereka juga merupakan orang yang tekun, ulet, dan pantang menyerah. Meski terkadang malas mengerjakannya, apa pun yang dilakukan pemilik weton Rabu Pahing kebanyakan dapat terwujud.
(ADS)