Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kenapa Allah Tidak Menyukai Suara Keledai? Ini Alasannya Menurut Al-Quran
25 Juli 2022 16:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Allah melarang keras hal tersebut sampai menegaskannya di dalam Al-Quran , tepatnya dalam Surat Luqman ayat 19 yang berbunyi:
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19)
Dari ayat tersebut, dapat diketahui Allah menyamakan suara yang buruk dengan suara keledai. Kenapa Allah tidak menyukai suara keledai meski merupakan ciptaan-Nya sendiri? Berikut penjelasan lengkapnya.
Kenapa Allah Tidak Menyukai Suara Keledai?
Mengutip buku Tafsir Majid An-Nur oleh Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, melalui Surat Luqman ayat 19, Allah memerintahkan umat Muslim untuk tidak berlebihan dalam berbicara dan tidak pula mengeraskan suaranya. Sebab, bersuara lembut lebih terasa nyaman bagi orang yang mendengar.
Sebaliknya, Allah menegaskan bahwa seburuk-buruknya suara adalah mengeraskannya melebihi kadar yang diperlukan. Itu seperti perilaku keledai yang bersuara keras, melengking, dan tidak enak didengar hingga mengganggu. Itulah mengapa Allah mengibaratkan suara yang keras dengan suara keledai.
ADVERTISEMENT
Selain itu, suara keledai juga dianggap sebagai pertanda hadirnya setan. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila kalian mendengar suara kokokan ayam, maka mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya dan apabila kalian mendengar suara lengkingan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari gangguan setan, karena sesungguhnya keledai itu sedang melihat setan.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/711)
Selain dilarang meninggikan suara, ada beberapa adab berbicara yang harus diperhatikan oleh umat Muslim. Berikut rangkumannya yang dikutip dari buku Ringkasan Kitab Adab tulisan Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub:
1. Menjaga Lisan
Setiap Muslim harus mampu menjaga lisannya dari perkataan yang batil, dusta, ghibah, dan segala yang diharamkan oleh Allah SWT. Ini seperti yang dijelaskan Rasulullah dalam salah satu sabda-Nya:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak pikirkan dahulu, Dia akan menggelincirkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa di antara timur.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
ADVERTISEMENT
2. Tidak Berkata Kotor
Rasulullah SAW melarang umat Muslim berkata yang tidak baik, seperti mencela, mengutuk, dan mengatakan kata-kata kotor. Kaum Muslimin hendaknya berbicara dengan lemah lembut dan sopan.
Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah seorang Mukmin yang sempurna, yang suka mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor.” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan At-Tirmidzi)
3. Berpikir Sebelum Berbicara
Pepatah "Mulutmu harimaumu" mewakili adab untuk berpikir sebelum bicara. Maksudnya, setiap kata yang dilontarkan seseorang berisiko menyakiti hati orang lain. Karenanya, pikirkanlah matang-matang mengucapkan sesuatu.
Jika bermanfaat bagi orang lain, ucapkanlah. Namun, jika tidak bermanfaat dan mengandung tujuan yang negatif, lebih baik diam. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
ADVERTISEMENT
(ADS)