Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kenapa Iran Menyerang Israel dan Apa Dampaknya bagi Indonesia?
3 Oktober 2024 17:24 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketegangan antara Iran dan Israel sebetulnya telah berlangsung selama beberapa dekade. Serangan Iran menandai eskalasi terbaru dalam pertempuran yang kini meluas ke beberapa negara di kawasan tersebut.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut alasan kenapa Iran menyerang Israel dan bagaimana dampaknya bagi Indonesia.
Kenapa Iran Menyerang Israel?
Melansir laporan KumparanNews, alasan kenapa Iran menyerang Israel adalah sebagai bentuk respon tindakan Israel sebelumnya.
Israel telah melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Republik Islam Iran dan menyebabkan wafatnya Ketua Biro Politik Gerakan Hamas di Teheran, Ismail Haniyeh. Ia juga merupakan tamu resmi pemerintah Iran.
Serangan Iran pada Selasa malam (1/10) juga sebagai bentuk respon wafatnya Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nassrallah dan Penasihat Militer Senior Iran di Beirut, Jenderal Nilforushan.
ADVERTISEMENT
Alasan tersebut diumumkan secara resmi oleh Kedutaan Besar Iran di Indonesia pada Kamis (3/10). Menurut pemerintah Iran, serangan rudal ini merupakan hal wajar dalam membela diri. Pasalnya, Iran telah berbulan-bulan menahan diri untuk tidak menyerang Israel.
Mereka mengklaim serangan tersebut masih berlandaskan Piagam PBB pasal 51 dan sebagai tanggapan terhadap tindakan agresif rezim Zionis. Mereka juga menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan dengan prinsip -prinsip moral dan ajaran suci Islam.
Serangan tersebut juga didasarkan dengan prinsip perbedaan menurut hukum humaniter internasional, yakni hanya menargetkan sasaran dan infrastruktur militer dan pusat keamanan Israel tanpa menargetkan warga sipil.
Dalam keterangan tersebut, Kedubes Iran menjelaskan bahwa mereka siap dan tidak akan ragu untuk mengambil langkah lanjut untuk mempertahankan integritas teritorial. Iran akan mempertahankan kedaulatannya pada setiap tindakan agresi militer yang dilakukan oleh Israel.
ADVERTISEMENT
Pada bulan April lalu, Iran juga meluncurkan serangan besar dengan pesawat nirawak, rudal jelajah, dan rudal balistik. Dari total 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 120 rudal balistik yang digunakan Iran, sebagian besar berhasil ditahan Israel dan sekutunya sebelum mencapai target.
Respon Netanyahu atas Serangan Iran ke Israel
Dalam laporan Euro News, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu langsung angkat bicara terkait serangan rudal Iran ke Israel. Pada laporan tersebut, Netanyahu berjanji untuk membalas Iran atas serangannya ke Israel yang ia sebut sebagai kesalahan besar.
Netanyahu mengatakan, siapapun yang menyerang, Israel akan menyerang balik. Netanyahu juga menyebutkan bahwa serangan Iran adalah kegagalan. Ia memperingatkan bahwa Iran akan menghadapi nasib sama seperti Gaza dan Lebanon.
ADVERTISEMENT
Selaras dengan hal itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menegaskan kembali dukungan negaranya untuk Israel. Ia pun memerintahkan militer Amerika untuk membantu pertahanan Israel terhadap serangan yang akan datang.
Kronologi Serangan Iran ke Israel
Dikutip dari laman Al Jazeera, serangan Iran dilakukan dengan menembakkan hampir 200 rudal ke Israel secara bertubi-tubi pada Selasa (1/10). Menurut keterangan Islamic Revolutionary Guard Cops (IRGC), pihaknya akan menargetkan Tel Aviv dan Yerussalem.
Rudal-rudal tersebut menargetkan pusat-pusat kota besar, termasuk daerah di dekat Tel Aviv dan Yerussalem. Pada Selasa malam, alarm di Israel berbunyi saat rudal-rudal menghantam sejumlah kota besar. Serangan ini diketahui berhasil menjebol sistem Iron Dome Israel.
Adapun, rincian persis operasi Iran masih belum ada kejelasan hingga saat ini. Namun, IRGC mengatakan serangan tersebut memang menargetkan area vital militer dan keamanan di Israel, khususnya tiga pangkalan militer di daerah Tel Aviv.
ADVERTISEMENT
IRGC pun mengeklaim bahwa 90 persen rudal yang diluncurkan mencapai sasaran. Di sisi lain, militer Israel menyatakan bahwa pihaknya berhasil mencegah sejumlah besar rudal basilitik yang diluncurkan Iran. Meski begitu, serangan tersebut tetap berdampak di wilayah tengah dan selatan Israel.
Mengutip laman NPR, pemerintah Israel telah memperingatkan masyarakat bahwa akan ada serangan, maka warga sipil berlindung di tempat perlindungan bom di seluruh negeri sebelum dan selama serangan. Sementara itu, Yerusalem dan Tel Aviv diberlakukan pembatasan ketat, termasuk pembatasan pertemuan di pusat kota.
Dampak Serangan Iran ke Israel pada Indonesia
Mengutip laman setkab.go.id, konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel telah mencapai level baru yang lebih mengkhawatirkan. Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbuka dikhawatirkan akan merasakan dampaknya secara signifikan, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Kenaikan Harga Minyak Dunia
Perang Iran-Israel berpotensi memicu kenaikan harga minyak global. Iran sebagai salah satu produsen minyak terbesar berkontribusi signifikan terhadap pasokan minyak dunia.
Gangguan terhadap distribusi minyak akibat konflik ini dapat menciptakan ketidakpastian bagi industri energi global, misalnya berimbas pada kenaikan harga minyak, termasuk di Indonesia. Kondisi ini juga dapat meningkatkan inflasi serta beban subsidi energi bagi pemerintah.
2. Guncangan Pasar Keuangan Global
Konflik ini juga bisa mengguncang pasar keuangan dunia. Investor cenderung mencari aset safe haven seperti dolar AS dan obligasi pemerintah. Akibatnya, nilai tukar Rupiah melemah dan beban utang luar negeri meningkat.
3. Tekanan terhadap Cadangan Devisa
Cadangan devisa Indonesia bisa tertekan akibat pelemahan Rupiah yang dipicu oleh lonjakan harga minyak dan krisis global.
Meningkatnya permintaan valas untuk impor serta capital outflow dari pasar obligasi pemerintah dapat semakin memperburuk kondisi cadangan devisa.
ADVERTISEMENT
4. Gangguan Rantai Pasok Global
Selat Hormuz yang merupakan jalur vital bagi perdagangan minyak dan gas dunia sangat rentan terganggu akibat perang ini. Dampaknya, pasokan minyak dan gas di negara-negara pengimpor seperti Indonesia dapat terganggu.
Hal ini berpotensi memicu kelangkaan energi, kenaikan biaya produksi, dan inflasi lebih tinggi di sektor industri yang bergantung pada energi impor.
(IPT)