Konten dari Pengguna

Kenapa Kulit Siku Dicubit Tidak Sakit? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
6 Juni 2023 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi kulit siku. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kulit siku. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagian orang kerap penasaran kenapa kulit siku dicubit tidak sakit. Ternyata hal ini dipengaruhi oleh sejumlah alasan, salah satunya yaitu karena tekstur kulit siku lebih tebal dibandingkan area tubuh lainnya.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, kulit berfungsi menutupi seluruh area tubuh manusia, melindungi jaringan, dan organ dari kerusakan fisik ataupun pengaruh lingkungan eksternal. Secara umum, struktur kulit tersebut terdiri dari epidermis, dermis, dan hipodermis.
Kulit siku mampu memberikan perlindungan ekstra terhadap tekanan ataupun gesekan. Bagian kulit ini juga memiliki lipatan yang sedikit karena dipengaruhi oleh karakteristik anatomi sendi siku itu sendiri.
Selain poin-poin tersebut, ada beberapa alasan kenapa kulit siku dicubit tidak sakit. Apa saja? Simak penjelasannya dalam artikel berikut ini.

Alasan Kenapa Kulit Siku Tidak Sakit Ketika Dicubit

Ilustrasi kulit siku. Foto: Dragana Gordic/Shutterstock
Kulit siku berfungsi menjadi tumpuan berat ketika seseorang sedang beraktivitas. Oleh karena itu, tekstur kulit ini cenderung lebih tebal dan kasar.
Uniknya, kulit siku tidak dapat merasakan sakit ketika dicubit atau dilukai. Dikutip dari jurnal Histochemical and Histological susunan Ahmed A. S. Abuzaid (2019), berikut bebeberapa alasannya yang dijelaskan dalam ilmu medis:
ADVERTISEMENT

1. Kurangnya kepadatan saraf

Sensasi rasa sakit dipicu oleh reseptor saraf di kulit yang mengirimkan sinyal langsung ke otak. Dalam hal ini, kulit siku memiliki lebih sedikit reseptor saraf. Sehingga, kulit di bagian ini tidak memiliki kemampuan untuk merasakan rasa sakit secara intens saat dicubit.
Mengutip situs Healing Picks, sensasi seperti nyeri dan tekanan yang diterima kulit siku cenderung sulit mencapai otak. Ini karena saraf di siku dikemas lebih dekat satu sama lain.

2. Lapisan kulit yang tebal

Lapisan epidermis pada kulit siku jauh lebih tebal dibandingkan area tubuh lainnya, seperti pergelangan tangan atau leher. Ketebalan kulit ini memberikan perlindungan tambahan terhadap rangsangan eksternal dan dapat mengurangi sensitivitas terhadap rasa sakit.

3. Tidak sensitif

Kulit siku memiliki lebih sedikit folikel rambut dan kelenjar minyak dibandingkan area tubuh lainnya. Ahli dermatologi asal Amerika, Joseph L. Jorizzo, mengatakan bahwa folikel rambut dan kelenjar minyak dapat meningkatkan sensitivitas terhadap rasa sakit. Dengan kurangnya komponen ini, kulit siku menjadi lebih tahan terhadap rasa sakit saat dicubit.
ADVERTISEMENT

4. Tidak terdapat otot

Kulit siku tidak memiliki otot. Bagian kulit ini hanya tersusun atas kulit, sedikit lemak, dan tulang. Itu mengapa, ketika kulit siku dicubit tidak akan terasa sakit.

5. Faktor psikologis

Dijelaskan dalam jurnal berjudul "A Pain Neuromatrix Approach to Patients with Chronic Pain” karya G. Lorimer Moseley (2003), ada faktor psikologis yang dapat memengaruhi persepsi rasa sakit. Ketika seseorang memiliki harapan bahwa mencubit kulit siku tidak akan terasa sakit, otak dapat menghasilkan respons yang sama.
(MSD)