Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kenapa Makanan Panas Tidak Boleh Ditiup Menurut Islam? Ini Alasannya
27 Oktober 2023 9:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kenapa makanan panas tidak boleh ditiup menurut Islam? Pertanyaan ini kerap kali dilontarkan oleh seorang Muslim, khususnya yang masih awam. Mereka mempertanyakan itu karena ingin tahu penjelasan ilmiah di baliknya.
ADVERTISEMENT
Namun sebelum itu, ada baiknya Anda mengetahui dalil shahih-nya terlebih dahulu. Pembahasan tentang larangan meniup makanan ini pernah dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi SAW.
“Dari Ibnu Abbas sesungguhnya Rasulullah SAW melarang bernafas dalam wadah atau menghembusnya.”
Karena hadits tersebut, para ulama sepakat mengatakan bahwa hukum meniup makanan atau minuman yang masih panas adalah kurang afdhol. Sebaiknya, umat Muslim mendinginkannya dengan cara dikipas.
Jika mematuhi larangan tersebut, niscaya seorang Muslim akan mendapatkan pahala sunnah. Jika ingin mengetahui alasan di balik larangan tersebut, simaklah penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut.
Larangan Meniup Makanan dalam Islam
Imam Nawawi pernah mengatakan dalam kitab Syarah Shahih Muslim bahwa larangan meniup makanan atau minuman dalam Islam erat kaitannya dengan adab atau etika. Dikhawatirkan, hembusan nafas yang ditiupkan pada makanan tersebut dapat mengkontaminasinya.
ADVERTISEMENT
Adapun pada zaman Rasulullah SAW, para sahabat tidak pernah menanyakan alasan kenapa Rasulullah melarangnya. Mereka langsung mematuhi tanpa keraguan sedikit pun. Itulah derajat keimanan tertinggi yang ditunjukkan para sahabat di masa lalu.
Seiring berjalannya waktu, hikmah dari larangan meniup makanan dan minuman baru terungkap di era modern. Beberapa penelitian ilmiah membuktikan bahwa meniup makanan atau minuman panas dapat membahayakan kesehatan.
Udara yang keluar melalui tiupan biasanya sudah rusak dan penuh zat karbondioksida (CO2). Sedangkan makanan atau minuman yang panas mengeluarkan uap air (H2O).
Jika bersatu, maka karbondioksida dan uap air tersebut akan membentuk senyawa H2CO3. Mengutip buku Alquran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Perspektif Integratif susunan Dr. Azhari (2022), senyawa ini dinamakan asam karbonat (carbonic acid) yang berfungsi mengatur tingkat keasaman dalam darah.
ADVERTISEMENT
Apabila dikonsumsi, senyawa tersebut bisa membuat keasaman darah meningkat drastis (asidosis). Kondisi ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan gangguan jantung, ditandai dengan napas yang berhembus lebih cepat, sesak, dan pusing.
Jika kebiasaan ini terus dikerjakan, maka dikhawatirkan dapat membahayakan tubuh. Kinerja ginjal dapat menurun fungsinya atau tidak berfungsi sama sekali karena asidosis berat.
Di samping itu, ada juga bahaya lain yang ditimbulkan dari kebiasaan meniup makanan atau minuman panas. Mengutip buku Mukjizat Makanan dan Minuman Kesukaan Rasulullah SAW karya Moch Syahrowi Yazid (2018), kebiasaan ini berisiko menyebarkan virus jahat pada makanan atau minuman.
Kondisi ini juga memungkinkan infeksi bakteri Helicobacter pylori, bakteri yang banyak menyebar lewat sistem pernapasan. Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan pada lapisan lambung.
ADVERTISEMENT
Jika dibiarkan, Helicobacter pylori dapat memunculkan luka kecil dan tukak lambung. Bakteri ini juga menjadi penyebab paling umum dari borok-borok (ulcers) di dalam organ tubuh manusia.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari kebiasaan meniup makanan atau minuman yang masih panas. Sebagai gantinya, Anda bisa mendinginkannya dengan cara dikipas.
(MSD)