Konten dari Pengguna

Kenapa Sholat Dzuhur dan Ashar Tidak Bersuara? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
17 November 2023 15:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pelaksanaan sholat Zuhur berjamaah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelaksanaan sholat Zuhur berjamaah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Kenapa sholat Dzuhur dan Ashar tidak bersuara? Dalam ajaran Islam, umat muslim perlu mengikuti cara sholat seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Salah satu contoh yang diajarkan Rasulullah adalah memelankan bacaan ketika sholat Zuhur dan Asar.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Fikih Empat Madzhab Jilid 1 oleh Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, salat Zuhur dan Asar memang memiliki perbedaan dari ketiga salat wajib lainnya, yaitu disunahkan untuk memelankan bacaan dalam sholat saat melafalkan surat Al-Fatihah dan surat pendek lainnya.
Pada pelaksanaan salat berjamaah, imam salat Zuhur dan Asar biasanya tidak mengeluarkan suara yang keras layaknya salat lain, seperti Magrib, Isya, dan Subuh. Mengapa demikian? Berikut ini adalah penjelasannya.

Kenapa Sholat Dzuhur dan Ashar Tidak Bersuara dalam Islam?

Ilustrasi pelaksanaan sholat Zuhur berjamaah. Foto: Pexels
Alasan utama kenapa salat Zuhur dan Asar tidak bersuara adalah karena Rasulullah mencontohkan bacaan pada salat Zuhur dan Asar dibaca dengan suara pelan.
Sebagai umat muslim, sudah seharusnya mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah tersebut dalam pelaksanaan salat. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam riwayat hadis berikut:
ADVERTISEMENT
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
Artinya: "Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat." (HR. Bukhari dan Ad-Darimi)
Awal mula adanya anjuran memelankan suara dalam bacaan salat Zuhur dan Asar adalah sebab turunnya Al-Quran surat Al-Isra ayat 110. Allah SWT berfirman:
قُلِ ادْعُوا اللّٰهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمٰنَۗ اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Serulah 'Allah' atau serulah 'Ar-Rahman'! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaulhusna).
Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) sholatmu dan janganlah (pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara (kedua)-nya!" (QS. Al-Isra: 110)
Dalam surat tersebut, Allah memerintahkan pada Rasulullah agar dirinya tidak mengeraskan bacaan dalam sholat, tetapi jangan pula terlalu pelan.
ADVERTISEMENT
Menurut Tafsir Tahlili Qur'an Kementerian Agama (Kemenag), maksud "bacaan" dalam ayat tersebut mencakup lafal basmalah dan surat-surat dalam salat. Perintah tersebut turun saat Rasulullah berada di Makkah.
Salat Zuhur dan Asar tidak bersuara. Foto: Unsplash/Levi Meir Clancy
Saat itu, Rasulullah mengeraskan suaranya saat salat hingga terdengar oleh orang-orang musyrik di Makkah. Ketika mendengarnya, mereka lalu mengejek, mengecam, serta mencaci maki Al-Quran, Rasulullah, dan juga para sahabatnya.
Pada permulaan Islam, kaum muslim memang masih dalam keadaaan lemah. Rasulullah, para sahabat, dan kaum muslimin lainnya akhirnya melakukan salat dengan sembunyi-sembunyi untuk menghindari penganiayaan orang-orang musyrik.
Pada salat Zuhur dan Asar, Rasulullah membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek dengan suara pelan untuk menghindari perhatian orang-orang musyrik yang berkeliaran di mana-mana.
Ketika salat Subuh, bacaan Al-Fatihah dibaca keras karena saat itu orang-orang musyrik masih tidur dengan nyenyak.
ADVERTISEMENT
Sementara pada waktu salat Magrib dan Isya, surat Al-Fatihah dibaca keras karena orang-orang musyrik sedang sibuk dengan hiburan, sehingga mereka tidak sempat lagi memperhatikan kaum muslim.
Setelah kaum muslim kuat dan hijrah ke Madinah, Rasulullah tidak mengubah kebiasaan itu hingga beliau wafat. Sejak saat itu, umat muslim di seluruh dunia melaksanakan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah tersebut.
(SFR)