Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kerajaan Samudera Pasai: Sejarah, Daftar Raja, dan Kehidupan Masyarakatnya
7 April 2021 18:46 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara terjadi melalui jalur perdagangan yang berasal dari berbagai negara. Kehadiran pengaruh dan budaya agama Islam ini akhirnya melahirkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, salah satunya Kerajaan Samudera Pasai.
ADVERTISEMENT
Dalam kitab Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai, diceritakan bahwa Sultan Malik as-Saleh sebelumnya hanyalah seorang kepala Gampong Samudra bernama Marah Silu. Setelah menganut agama Islam, ia kemudian berganti nama dengan Malik As-Saleh.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Sultan Zaenal Abidin. Mengutip buku IPS untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Sutarto dkk (2009 : 262), faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran kerajaan ini antara lain:
Daftar Raja Kerajaan Samudera Pasai
Setelah masa pemerintahan Sultan Malik as-Saleh, Samudera Pasai dipimpin oleh beberapa raja lain. Berikut daftar lengkap raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Samudera Pasai.
Kehidupan Masyarakat Kerajaan Samudera Pasai
Mengutip buku Sejarah Indonesia SMA Kelas X oleh Amurwani Dwi L dkk (2014: 38), Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaannya pada awal abad ke-16. Saat itu mereka mengalami kemajuan di berbagai bidang, seperti politik, pemerintahan, keagamaan, dan ekonomi perdagangan.
ADVERTISEMENT
Kemajuan di bidang ekonomi perdagangan itu tak lepas dari letak strategis mereka yang dekat dengan pesisir pantai. Terbukti dengan banyaknya pedagang dari Persia, Arab, dan India yang melakukan pertemuan di Kerajaan Samudera Pasai. Tak heran, mata pencarian utama rakyat kerajaan ini ialah pelayaran dan perdagangan.
Tak hanya bergantung pada bidang perdagangan, pendapatan Kerajaan Samudera Pasai juga diperoleh dari pajak yang dipungut dari pajak barang ekspor dan impor. Dalam sumber sejarah juga dijelaskan bahwa Kerajaan Samudera Pasai menggunakan mata uang seperti uang kecil yang disebut dengan ceitis.
Di samping itu, Kerajaan Samudera Pasai juga memiliki hubungan persahabatan yang erat dengan Malaka. Bahkan, hubungan tersebut diperluas dengan adanya pernikahan antara putra-putri sultan dari Pasai dan Malaka. Hal ini yang menjadi faktor utama berdirinya Kerajaan Islam Malaka pada awal abad ke-15.
ADVERTISEMENT
Dalam sektor keagamaan, Kerajaan Samudera Pasai juga dikunjungi oleh para ulama dari Persia, Suriah, dan Isfahan. Dalam catatan Ibnu Batuta disebutkan bahwa Sultan Samudera Pasai sangat taat terhadap ajaran Islam bermazhab Syafi’i. Sultan pun selalu dikelilingi oleh para ahli teologi Islam.
(ADS)