Konten dari Pengguna

Kesurupan Menurut Islam Berdasarkan Pandangan Para Ulama

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
25 Juli 2022 14:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kesurupan. Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesurupan. Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kesurupan merupakan fenomena yang belum diketahui pasti apa penyebabnya. Meski kesurupan hampir selalu disangkutpautkan dengan hal-hal mistis, sampai saat ini belum ada yang membuktikannya secara ilmiah.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, pandangan umat Muslim terhadap kesurupan pun berbeda-beda. Ada yang percaya bahwa kesurupan sama saja dengan kerasukan makhluk halus, ada pula yang skeptis dan menganggapnya sebagai sensasi semata.
Sebenarnya, bagaimana Islam memandang kesurupan? Apa pendapat para ulama mengenai fenomena tersebut? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui jawabannya.

Kesurupan Menurut Islam

Ilustrasi kesurupan. Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Alquran dan sunnah mengharuskan umat Muslim percaya kepada makhluk gaib, termasuk jin. Islam meyakini bahwa manusia yang kesurupan artinya ia dirasuki oleh jin. Hal ini ditegaskan Allah melalui firman-Nya sebagai berikut:
Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila…” (QS. Al-Baqarah: 275)
Dari segi As-Sunnah, Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa:
ADVERTISEMENT
Seorang wanita datang membawa anaknya kepada Rasulullah SAW seraya berkata, ‘Sesungguhnya putraku menderita gangguan (gila) yang menimpanya setiap kami makan siang atau malam.’ Setelah itu, Rasulullah mengusap dadanya dan berdoa untuk kesembuhannya kemudian dia muntah dan keluarlah sesuatu, seperti anjing hitam. Akhirnya, sembuhlah dia.” (HR. ad-Daruquthni dan al-Baihaqi)
Namun, M. Quraish Shihab dalam buku M. Quraish Shihab Menjawab menjelaskan, ayat dan hadits di atas diperdebatkan maknanya oleh para ulama. Ada yang menilainya secara tekstual dan ada pula yang memandangnya rasional sebagai ilustrasi untuk mempermudah pemahaman, bukan dalam arti sebenarnya.
Aksi damkar Bogor bantu sadarkan orang yang kesurupan. Foto: Instagram/@damkarkotabogor_official
Salah satu tokoh yang memahaminya secara rasional adalah Az-Zamakhsyari. Ia mengomentari soal makna Surat Al-Baqarah ayat 275.
Ini berdasarkan kepercayaan orang-orang musyrik Arab, maka penyebutan di sini adalah berdasarkan hal tersebut, bukan dalam arti yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, kaum yang sepemahaman dengannya percaya bahwa yang dimaksud dengan kesurupan adalah adanya gangguan kejiwaan atau sesuatu yang menjadikan otak seseorang tidak berfungsi dengan baik.
Di sisi lain, penganut paham tekstual sebenarnya juga menyetujui pendapat tersebut. Namun, menurut mereka jin juga bisa menjadi penyebab kesurupan menurut Islam.
Misalnya, jin yang senang kepada seseorang, ingin mengawininya, membencinya, atau mungkin hanya sekadar iseng. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah.
Pendapat tersebut berangkat dari fakta bahwa seseorang yang kesurupan seringkali melakukan hal-hal tidak biasa, baik dalam perbuatan maupun ucapan. Bahkan, tak sedikit orang kesurupan yang mampu berbahasa asing atau meniru suara orang yang tidak pernah ditemui.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesurupan menurut Islam masih diperselisihkan oleh para ulama. Semuanya tergantung dari kepercayaan dan keyakinan setiap umat.
ADVERTISEMENT
(ADS)