Keutamaan dan Adab Menuntut Ilmu dalam Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
28 Desember 2020 13:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keutamaan dan adab menuntut ilmu. Foto: istockphoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keutamaan dan adab menuntut ilmu. Foto: istockphoto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menuntut ilmu bukan sekadar upaya untuk memperkaya pengetahuan, tetapi juga ibadah yang diwajibkan dalam Islam. Sebab, agama Islam sendiri dibangun atas dasar ilmu.
ADVERTISEMENT
Ini tercermin dari ayat pertama Alquran yang dengan diawali kata iqra atau “bacalah”. Membaca di sini dapat diartikan sebagai usaha untuk memperkaya pengetahuan melalui sumber rujukan yang jelas.
Kewajiban menuntut ilmu tertuang dalam Hadits Riwayat Ibnu Majah yang berbunyi: ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224).
Allah SWT mewajibkan umat-Nya untuk melakukan sesuatu bukan tanpa alasan. Ada hikmah di balik setiap tindakan yang diperintahkan. Berikut ini adalah keutamaan dan adab menuntut ilmu dalam Islam:

Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Islam

Terdapat berbagai dalil yang menunjukkan keutamaan menuntut ilmu pengetahuan. Beberapa keutamaannya yakni:
ADVERTISEMENT
Dalam Al-Quran disebutkan bahwa orang yang berilmu akan memperoleh kedudukan yang mulia.
“Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujãdalah/58: 11).
Rasulullah juga menyebut orang yang mencari ilmu merupakan golongan orang yang menegakkan Islam.
“Barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan Sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia pulang kembali." (HR. Tirmidzi).
Ketika manusia meninggal dunia, amalnya akan terputus karena sudah tidak dapat bekerja dan beramal lagi. Namun terdapat beberapa amalan yang akan terus mengalir pahalanya meski seseorang telah meninggal dunia. Salah satunya adalah ilmu yang diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang sholeh" (HR. Muslim no. 1631).
Ilustrasi membaca Alquran. Foto: Unsplash

Adab Menuntut Ilmu

Agar dicintai oleh Allah dan membawa banyak berkah, menuntut ilmu harus dilakukan dengan cara terpuji. Oleh sebab itu Islam juga mengajarkan bagaimana adab dalam menuntut ilmu.
Berikut ini adalah adab menuntut ilmu yang perlu kita ketahui:
Niat merupakan keinginan dalam hati untuk melakukan suatu amalan. Rasulullah SAW mengatakan bahwa niat menjadi penentu pahala sebuah perbuatan.
Jika niatnya karena Allah, maka Allah juga akan menganugerahkan pahala yang setimpal. Oleh sebab itu, menuntut ilmu sebaiknya diawali dengan niat karena Allah SWT.
ADVERTISEMENT
"Sebuah perbuatan dinilai berdasarkan motivasinya (niyyah), dan tiap orang mendapatkan apa yang diniatkan. Mereka yang hijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka Allah SWT dan Rasul-Nya akan membalas orang tersebut, namun mereka yang hijrah karena hal yang bersifat duniawi atau wanita yang akan dinikahi maka dia akan mendapatkan hal tersebut." (HR Bukhari dan Muslim).
Ilustrasi doa. Foto: Freepik
Umat Islam dianjurkan untuk berdoa sebelum belajar. Bacaan doa sebelum belajar yang sering dipanjatkan yaitu:
رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ رَبِّ زِدْ نِيْ عِلْمًـاوَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا
Rodhitu billahi-robba, wabil islaamidina, wabi-muhammadin nabiyyaw warosula. Robbi zidnii 'ilmaa warzuqnii fahmaa
Artinya: "Aku ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul. Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang baik"
ADVERTISEMENT
Ketika selesai belajar, hendaknya umat muslim menutupnya dengan doa. Berikut ini adalah bunyi doa setelah belajar:
اِللَّهُمَّ اَرِنَا الْحَقًّا حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Allaumma arìnal haqqa haqqan warzuqnat tìbaa’ahu wa arìnal baathìla baathìlan warzuqnaj tìnaabahu.
Artinya:
“Ya allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran, sehingga kami dapat selalu mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami dapat selalu menjauhinya.”
Selain niat dan doa, seseorang juga harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mengambil manfaat dari ilmu yang dipelajari. Rasulullah SAW bersabda bahwa usaha terbaik (ihsan) akan mendapat hasil yang baik pula.
"Sungguh Allah SWT telah menetapkan ihsan dalam segala hal. Jika kalian berperang maka lakukanlah yang terbaik. Jika sedang menyembelih hewan maka lakukan juga usaha terbaik. Salah satu dari kalian mengasah pisaunya, sedangkan yang lain menenangkan hewan yang akan disembelih." (HR Tirmidzi).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi menuntut ilmu. Foto: Freepik
Tawadhu artinya rendah hati, tidak sombong, dan tidak angkuh. Seseorang hendaknya tidak sombong ketika sudah merasa mendapat banyak ilmu. Khalifah Umar Bin Khattab berkata terdapat tiga tahapan ketika seseorang menuntut ilmu.
"Ilmu itu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua ia akan tawadhu’. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga, ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya”.
Sudah sepatutnya kita berikhtiar untuk menambah ilmu pengetahuan, namun tetap menyadari bahwa hanya Allah-lah yang mengetahui segala sesuatu. Oleh sebab itu manusia hendaknya bersikap rendah hati.
(ERA)